Investasi menjadi salah satu kegiatan yang banyak digandrungi oleh orang zaman sekarang. Hal ini dikarenakan masyarakat pada masa kini sudah lebih melek akan keuangan mereka dibandingkan dengan zaman dulu. Sehingga mereka berbondong bondong untuk merencanakan keuangan mereka mulai dari masa kini. Dalam kegiatan investasi ada istilah yang kita kenal dengan sebutan portofolio investasi.

Hal ini akan berguna untuk membantu kamu mengetahui risiko yang kamu miliki sehingga kamu akan bisa mendapatkan investasi yang lebih cocok dengan keuangan kamu. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai portofolio investasi, kamu bisa membaca artikel Qoala di bawah ini.

Apa Itu Pengertian Portofolio Investasi?

Apa Itu Pengertian Portofolio Investasi?
Sumber foto: metamorworks via Shutterstock

Apa itu yang dimaksud dengan portofolio investasi? Portofolio investasi merupakan istilah yang cukup familiar di antara investor keuangan. Pada portofolio ini terdapat penjelasan di mana saja kamu telah mengalokasikan uang saat investasi. Di dalamnya juga terdapat berbagai obligasi, reksadana, saham, dan jenis instrumen investasi keuangan lainnya. Bukan hanya itu, portofolio akan menjadi pertimbangan dalam menilai instrumen investasi yang kamu punya.

Portofolio investasi merupakan kumpulan aset investasi individu, perusahaan, manajer investasi, sampai lembaga keuangan. Biasanya portofolio ini berisi kumpulan uang tunai, komunitas, reksadana, obligasi, dan saham yang dimiliki oleh investor. Aset yang tersimpan di dalamnya akan berupa seperti, bentuk penanaman modal lain, karya seni, perhiasan, sampai real estate yang bisa mendatangkan keuntungan di masa depan.

Nah, sebenarnya apa tujuan pemodal atau investor melakukan portofolio investasi? Apa manfaat memiliki portofolio investasi? Jadi, dengan adanya portofolio ini, seorang investor akan memiliki kesempatan untuk bisa melakukan diversifikasi investasinya yang akan berpengaruh pada risiko kerugian yang semakin kecil. Sebab, dengan membuat portofolio ini, kamu pun akan memiliki beberapa jenis saham dalam satu portofolio investasi.

Diversifikasi ini juga tidak terbatas pada pasar domestik atau dalam negeri saja, tapi juga diversifikasi internasional. Sebab, manfaat investasi portofolio internasional ini cenderung lebih besar bagi investor dibandingkan dengan hanya berinvestasi di pasar lokal. Tak hanya menguntungkan bagi pribadi sebagai investor, diversifikasi internasional ini juga menjadi sumber pasokan dana pinjaman (loanable funds) yang memberikan sumbangsih untuk meningkatkan kapasitas produktif perekonomian bagi negara.

Sambil berinvestasi, jangan lupa juga lindungi keuanganmu dengan memiliki asuransi terbaik sekarang juga!

Macam-macam Portofolio Investasi Saham

Pengertian umum untuk portofolio investasi yang ada di atas telah menjelaskan secara umum mengenai apa itu portofolio investasi. Nah, apa itu portofolio di saham? Portofolio saham adalah kumpulan saham yang kamu investasikan dengan harapan menghasilkan keuntungan. Susunan portofolio beragam dengan cakupan berbagai sektor ini bisa membuat kamu menjadi seorang investor yang lebih tangguh.

Jika kamu masih penasaran akan portofolio investasi secara lebih khusus, maka kamu harus mengetahui macam-macam portofolio investasi saham yang ada. Berikut adalah macamnya.

1. Income Portfolio

Portofolio pendapatan merupakan uang yang diterima dari investasi, dividen, bunga, dan untungan kapital. Royalti yang diterima dari investasi properti juga dianggap sebagai sumber portofolio pendapatan. Hal ini menjadi salah satu dari tiga kategori utama pendapatan.

Kategori lainnya adalah pendapatan aktif dan pendapatan pasif. Kebanyakan portofolio pendapatan mendapatkan perlakuan pajak yang menguntungkan. Dividen dan keuntungan capital diberi pajak dengan tingkat yang lebih rendah daripada pendapatan yang didapatkan. Sebagai tambahan, portofolio pendapatan bukanlah subjek dari pajak social security atau mediocre.

Dari tiga kategori yang sudah disebutkan, pendapatan aktif merupakan pendapatan yang paling yang mudah untuk dimengerti. Uang ini didapatkan dengan melakukan pekerjaan atau menjalankan suatu jasa.

Ada yang lebih susah lagi, yaitu membedakan portofolio pendapatan dari pendapatan pasif. Pendapatan pasif merupakan aliran pendapat mungkin berhubungan dengan usaha atau pengeluaran awal tapi terus mendapatkan pembayaran selama waktu berjalan. Royalti buku dan musik serta pembayaran sewa adalah contohnya.

Bunga dari akan tabungan adalah pendapatan pasif. Partnership terbatas, dimana seorang individu memiliki bagian dari sebuah bisnis tetapi tidak berpartisipasi pada operasinya, akan menghasilkan pendapatan pasif.

Portofolio pendapatan tidak datang dari investasi pasif dan juga tidak didapatkan lewat aktivitas bisnis biasa. Pendapatan ini datang dari dividen, bunga, dan keuntungan kapital atau dari bunga yang dibayar karena utang. Kategori pendapatan sangatlah penting untuk kepentingan pajak. Kerugian dari pendapatan pasif biasanya tidak akan mempengaruhi portofolio aktif atau pendapatan. Ada tiga hal yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan portofolio pendapatan.

Pertama adalah membeli saham dengan dividen yang memiliki tingkat pembayaran yang tinggi. Investor bisa meningkatkan portofolio pendapatan mereka dengan membeli saham yang membayar dividen di atas rata-rata. Dividend bisa dibayar secara langsung kepada pemilik saham atau digunakan untuk membeli saham tambahan di suatu perusahaan.

Kedua adalah membeli dividen exchange traded fund. Membeli dividen ini akan melacak secara spesifik saham apa saja yang membayar dividen secara tinggi dan menjadi salah satu itu cara yang efektif akan biaya untuk meningkatkan portofolio pendapatan. Kriteria pilihan untuk dividen lainnya bisa berfokus akan berapa banyak perusahaan sudah membayar dividen secara berturut-turut atau perusahaan memiliki sejarah untuk meningkatkan pendapatan dividen mereka setiap tahun.

Ketiga adalah write options. Investor bisa meningkatkan pendapatan portofolio mereka dengan writing call option melawan saham yang ia miliki. Contohnya, misalkan seorang investor memiliki 100 saham Microsoft dan sahamnya ini diperjualbelikan dengan harga $175 per saham. Investor bisa setuju untuk menjual saham tersebut jika harganya naik sebanyak 10% sehingga menjadi $192.5.

Untuk melakukannya investor akan menjual 1 call option dengan strike price dari $192.5 pada $2. Dengan ini investor akan menerima opsi premium sebesar $200 ($2 x 100 saham). Pada masa opsi tersebut berakhir, hal ini akan menjadi tidak berguna jika Microsoft memperjualkan sahamnya di bawah $192.5, yang membuat investor bisa menyimpan premium tanpa obligasi di masa depan. Namun jika Microsoft memperjualbelikan saham di atas strike price maka investor boleh menjual saham mereka ke pembeli pada opsi sebesar $192.5, yang artinya mereka akan menerima uang sebesar $19,250 ($192.5 x 100 saham), ditambah dengan opsi premium sebesar $200.

2. Value Portfolio

Portofolio nilai akan mencari berinvestasi pada saham yang terlihat diberi harga di bawah nilai aslinya berdasarkan karakteristik fundamental. Investasi nilai sering dibandingkan dengan investasi pertumbuhan yang berfokus pada menyatukan perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang tinggi. Dana nilai dan investasi nilai sering disamakan dengan strategi yang dikembangkan oleh investor Benjamin Graham dan Warren Buffett. Manajer nilai memilih saham untuk dana nilai berdasarkan karakteristik dasar yang dihubungkan dengan nilai intrinsik suatu saham.

Jangan nilai seringkali digunakan sebagai alokasi investasi jangka panjang yang memiliki potensial untuk stabil dari waktu ke waktu. Investasi dana nilai sering juga dihubungkan dengan investasi karena kesabaran yang dimiliki pemiliknya. Hampir semua keluarga dana besar menawarkan dana nilai. Dana nilai sering dibagi menjadi beberapa komponen berbeda. Salah satu kategori variasi yang paling terkenal adalah kapitalisasi pasar. Sebagai contoh, investor mungkin akan memilih keluarga dana yang memiliki kapitalisasi dana nilai yang kecil, sedang, dan besar.

Premis di belakang investasi nilai ini adalah pasar memiliki ketidakefisienan yang menyebabkan beberapa perusahaan memperjualbelikan sahamnya pada tingkat di bawah nilai aslinya untuk beberapa alasan berbeda. Manager dana nilai sangat terampil dalam mengidentifikasi ketidakefisienan pasar ini. Pada teori, setelah pasar membenarkan ketidakefisienan ini, maka investor nilai akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham. Saham nilai juga sering dihubungkan dengan pembayaran dividen karena mereka berasal dari perusahaan yang stabilisasi dengan baik dengan program distribusi dividen yang baik pula.

Ada beberapa contoh dana nilai:

• The Vanguard Equity-Income Fund Investor Shares

Saham ini berfokus pada perusahaan dengan kapitalisasi yang besar yang membayar investor di atap rata-rata. Dana ini sangat cocok untuk investor yang ingin mendapatkan yield yang lebih tinggi dan juga memiliki investasi jangka panjang.

• The ClearBridge Large Cap Value Fund

Dana yang satu ini merupakan dana yang yang dikelola secara aktif supaya bisa memberikan apresiasi kapital dan pendapatan lewat nilai yang berfokus pada strategi investasi. Dana ini menawarkan beberapa kelas saham. Dana ini juga membayar dividen yang konsisten.

• The Invesco S&P 500 Enhanced Value ETF

Dana ini melacak kinerja dari index S&P 500 Enhanced Value. Manajer nilai akan berinvestasi setidaknya sebesar 90% dari aset dana di saham yang menjadi bagian dari indeks yang digunakan. Saham di dalam indeks tersebut memiliki nilai yang tinggi sehingga mereka seringkali undervalued pada analisis fundamental.

• The iShares Edge MSCI USA Value Factor ETF

Dana Indeks ini berusaha untuk mereplikasi holding dan return dari MSCI USA Enhanced Value Index. Indeks ini juga masuk ke dalam saham kapitalisasi yang besar dan menengah dengan nilai karakteristik yang ditukar pada nilai yang cukup rendah.

3. Growth Portfolio

Dana pertumbuhan merupakan portofolio berbagai saham yang berbeda, yang memiliki apresiasi kapital sebagai tujuan utamanya dengan pembayaran dividen yang kecil atau tidak sama sekali. Portofolio ini biasanya berisi perusahaan dengan pertumbuhan di atas rata-rata yang menginvestasikan ulang pendapatan mereka untuk perluasan, akuisisi, atau penelitian dan pengembangan.

Kebanyakan dana pertumbuhan menawarkan apresiasi kapital potensial yang lebih tinggi tetapi biasanya risikonya juga di atas rata-rata. Mantera high risk high return yang dimiliki oleh dana ini membuat dana ini cocok untuk mereka yang tidak berencana untuk pensiun dalam waktu dekat.Investor membutuhkan toleransi untuk resiko dan periode penahanan dengan jangka waktu 5 sampai 10 tahun.

Penahanan dana pertumbuhan seringkali memiliki price to earning dan price to sales yang berlipat ganda. Pertukaran dari investor ini ini akan memberikan pendapatan di atas rata-rata. Dana pertumbuhan, sama dengan dana nilai dan dana blend, adalah salah satu dari banyaknya jenis utama dari mutual funds. Volatilitas mereka lebih tinggi dibandingkan dengan dana pada kategori nilai dan blend. Dana pertumbuhan biasanya akan dibagi sesuai dengan kapitalisasi pasar.

Mutual fund pertumbuhan kapitalisasi besar adalah salah satu jenis mutual fund yang terbesar di pasar saham. Dana pertumbuhan negara lain menjadi lebih umum untuk investor yang ingin mendapatkan keuntungan karena pertumbuhan. Dana ini diinvestasikan pada saham internasional sehingga akan membuat pertumbuhan pendapatan menjadi lebih kuat. Nama di internet yang yang besar seperti Tencent, Baidu, dan Alibaba bisa ditemukan ke dalam top 10 holdings untuk banyak dana pertumbuhan internasional.

Tahukah kamu kalau asuransi dan investasi sama pentingnya demi financial planning yang baik dan tepat? Temukan berbagai pilihan asuransi terbaik sebagai bagian dari perencanaan keuanganmu demi masa depan yang cerah di sini!

Contoh Portofolio Investasi

Contoh Portofolio Investasi
Sumber foto: create jobs 51 via Shutterstock

Setelah kamu mengetahui apa saja macam-macam portofolio investasi, kini kamu harus mengetahui beberapa contoh portofolio investasi sehingga kamu bisa membuat portofolio yang baik. Meski sudah banyak makalah contoh portofolio investasi PDF yang bisa kamu temukan secara online, berikut ini Qoala berikan contoh portofolio investasi secara lengkap yang bisa kamu ketahui.

a. Contoh Portofolio Investasi dengan Diversifikasi Produk

Investasi portofolio dan contohnya yang pertama akan kita bahas adalah contoh dengan konsep diversifikasi produk.

• Diversifikasi Portofolio

Model ini dibuat untuk mereka yang ingin menggunakan uang tunai mereka dalam jangka waktu 1 tahun ke depan dan tidak ingin mengambil risiko kehilangan uang tersebut bahkan dengan presentasi sekecil apapun. Model ini cocok untuk investor yang berkeinginan untuk mengakuisisi bisnis, membeli rumah dan membayar kuliah. Pasar uang dan obligasi akan mendominasi 80% dari jenis portofolio yang satu ini.

• Model Pendapatan Tetap

Portofolio ini dibuat untuk memberikan pendapatan kepada investor yang ingin mendapatkan pendapatan tetap. Pendapatan dari investasi bisa didapatkan dari berbagai macam sumber. Mereka yang berinvestasi dengan model ini akan memiliki pendapatan yang aman saat mereka pensiun.

• Seimbang

Diversifikasi portofolio yang satu ini adalah hybrid pendapatan tetap dan pertumbuhan yang membuatnya dikenal sebagai alokasi aset seimbang. Banyak orang yang menganggap jenis portofolio ini adalah yang terbaik. Portofolio jenis ini akan membantu untuk menengahi kebutuhan jangka panjang maupun kebutuhan pada saat ini. Investor akan memegang berbagai investasi dengan kekuatan yang seimbang serta resikonya menjadi tidak terlalu tinggi.

• Pertumbuhan

Alokasi aset pada diversifikasi portofolio pertumbuhan dana dibuat untuk mereka yang baru saja memulai karir dan ingin menciptakan kekayaan jangka panjang bagi diri mereka. Aset yang dimiliki tidak diharapkan untuk langsung memberikan pendapatan pada saat ini. Pendapatan di masa sekarang akan tergantung pada gaji yang diperoleh secara teratur.

b. Contoh Portofolio Investasi dengan Satu Produk yang Berbeda Jenis

Selanjutnya, kita akan membahas contoh portofolio dengan satu produk, tapi berbeda jenis.

• Pasar Uang

Jenis reksadana yang satu ini akan melakukan investasi pada instrumen investasi dengan masa jatuh tempo yang kurang dari 1 tahun. Bentuk investasinya bisa berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, dan berbagai jenis investasi lainnya. Risiko reksadana yang satu ini memiliki risiko yang cukup rendah dibandingkan dengan reksadana lainnya. Hal ini membuatnya cocok untuk digunakan sebagai penjagaan likuiditas dan pemeliharaan modal.

• Pendapatan Tetap

Jenis reksadana yang satu ini akan menginvestasikan uang minimal 80% dari aset yang mereka miliki dan dalam bentuk utang. Hal ini supaya tingkat pengembaliannya bisa stabil tapi risiko nya lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang.

• Campuran

Jenis reksadana yang satu ini akan mengalokasikan dana investasi ke portofolio yang bervariasi. Investasinya dapat bentuk saham dan juga bisa dikombinasikan dengan obligasi. Ini dilakukan supaya terjadi pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko dari reksadana yang satu ini sifatnya moderat namun memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap.

• Saham

Pada contoh ini, investor akan menginvestasikan setidaknya 80% dari asetnya yang berbentuk ekuitas. Hal ini dilakukan supaya pertumbuhan harga saham dalam jangka panjang bisa terjadi. Reksadana yang satu ini akan lebih tinggi risikonya tetapi memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi.

Jangan cuma berinvestasi, miliki juga asuransi terbaik untuk lindungi kondisi keuanganmu demi masa depan yang cerah!

Cara Membuat Portofolio Investasi yang Baik

Cara Membuat dan Mengelola Portofolio Investasi yang Baik dan Tepat
Sumber foto: Zerbor via Shutterstock

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara membuat dan mengatur portofolio investasi yang tepat? Berikut ini merupakan berbagai cara dalam membuat portofolio investasi yang baik. Cara ini bisa kalian pertimbangkan untuk ditiru.

1. Lakukan Diversifikasi Portofolio Investasi

Diversifikasi adalah salah satu strategi supaya tingkat pengembalian bisa optimal dan risiko saat melakukan investasi lebih dari satu instrumen bisa terminimalisir. Pada diversifikasi portofolio lebih baik kamu menggunakan produk investasi yang bentuknya likuid supaya nantinya investasi bisa lebih mudah untuk dilikuidasi. Contohnya seperti pasar uang, surat deposito, emas, dan reksadana.

2. Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu Investasi

Sebelum portofolio dirancang, kamu harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari investasi mu. Hal ini akan membantu kamu untuk menentukan jangka waktu investasi yang tepat. Setelah kedua unsur tersebut terpenuhi maka kamu bisa produk investasi yang tepat.

3. Kenali Profil Risiko

Kamu harus memiliki manajemen investasi portofolio yang baik yang caranya adalah dengan mengelola kumpulan aset untuk mencapai tujuan investasi dengan meminimalkan risiko.

Pahami profil risiko kamu supaya kamu bisa mengetahui berapa risiko investasi yang bisa kamu tanggung. Ada tiga jenis profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Tipe konservatif biasanya akan mencari produk investasi yang memiliki risiko yang kecil. Investor moderat berani untuk risiko yang sedang serta harga yang fluktuatif. Investor agresif akan memiliki toleransi yang cukup tinggi supaya mereka bisa mendapatkan kembalian yang besar pula. Tingkat pengembalian yang tinggi akan meningkatkan tingkat risiko juga.

• Tipe Konservatif

Investor konservatif memiliki tujuan utama, yaitu menjaga modal yang sudah ia tanamkan dan mendapatkan pendapatan tetap dari nilai investasi yang meningkat. Investor jenis ini biasanya memiliki akumulasi kekayaan sehingga mereka ingin menjaga kekayaan tersebut supaya tidak berkurang. Seseorang bisa masuk ke dalam investor jenis ini akibat kurangnya pengetahuan akan potensi imbal hasil dan risiko investasi. Namun Bukan berarti semua investor konservatif memiliki pengetahuan yang dangkal akan investasi. Biasanya investor jenis ini akan mengambil produk investasi seperti tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang. Mereka juga bisa mengambil reksadana pendapatan tetap atau obligasi pemerintah. Hal ini dikarenakan kedua instrumen ini bisa memberikan imbalan yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih rendah.

• Tipe Moderat

Investor dengan profil risiko moderat biasanya adalah investor yang berani untuk mengambil produk investasi dengan risiko yang cukup tinggi. Namun mereka tetap selalu berhati-hati dalam memilih instrumen investasi yang akan mereka masukkan dana mereka. Mereka akan lebih membatasi jumlah investasi pada produk investasi yang memiliki risiko tinggi. Jika kamu masuk ke dalam tipe yang satu ini, maka kamu kemungkinan akan memilih investasi yang memiliki imbalan yang stabil. Contohnya seperti muatan obligasi dan saham, reksadana saham, dan reksadana campuran. Mereka juga memilih skema jangka investasi dari menengah sampai panjang.

• Tipe Agresif

Investor dengan tipe agresif biasanya akan memilih produk investasi dengan risiko yang tinggi. Mereka sangat siap untuk kehilangan investasi yang mereka masukkan supaya bisa mendapatkan imbalan yang lebih tinggi. Biasanya investor yang masuk ke dalam tipe ini merupakan investor yang memiliki pengalaman lebih dan sudah terbiasa bertemu dengan fluktuasi harga pasar yang tingkatnya tergolong ekstrem. Mereka tidak takut untuk memasukkan dana investasi mereka ke produk investasi dengan risiko yang tinggi.

4. Seimbangkan Risiko dan Return

Kamu harus bisa menyeimbangkan risiko dan pengembalian yang akan kamu, apalagi jika kamu memiliki banyak jenis saham. Hal ini dilakukan supaya kamu bisa tabungan saham yang memiliki harga stabil dan juga saham yang memiliki potensi untuk terus naik harganya. Hal ini akan membuat kerugian yang kamu dapatkan bisa tertutup dari adanya keuntungan saham lain.

5. Sesuaikan Modal yang Dimiliki Sebelum Investasi

Kamu harus mengalokasikan modal secara hati-hati sebelum melakukan investasi. Hal ini akan lebih wajib untuk investor yang masih pemula dan harus beradaptasi. Kamu harus menyesuaikan nilai dan instrumen investasi dengan modal yang kamu miliki, serta memastikan kalau kebutuhan sehari-hari tetap terjamin.

6. Tentukan Komposisi Portofolio Investasi

Setelah kamu tahu profil risiko yang kamu miliki, maka kini kamu bisa menentukan komposisi portofolio yang tepat. Jika kamu memiliki profil risiko konservatif, maka kamu bisa melakukan pembagian 50:50 untuk income portfolio dan growth portfolio. Jika kamu masuk ke dalam investor moderat, maka kamu harus menggunakan komposisi 50:50 untuk value portfolio dan growth portfolio. Sedangkan jika kamu investor agresif, maka kamu akan lebih baik untuk menyusun komposisi 80:20 untuk value portfolio dan growth portfolio.

Pertanyaannya, bagaimana ciri portofolio investasi yang baik? Kriteria suatu portofolio investasi yang dapat dikatakan efisien dan optimal adalah apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi-kondisi, seperti dapat memberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama, atau bisa memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama.

Maksimalkan perencanaan keuanganmu dengan tidak hanya berinvestasi, tapi juga dengan memiliki asuransi terbaik sekarang juga!

Fungsi Portofolio Investasi

Investor akan berusaha untuk mengurangi risiko dan meningkatkan atau memaksimalkan imbal hasil yang mereka dapatkan saat membentuk portofolio. Portofolio yang dapat membuat tujuan di atas terwujud disebut dengan portofolio optimal karena sesuai dengan metode efisien Markowitz. Sebelumnya kamu harus membuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam melakukan keputusan investasi.

Hal ini dilakukan supaya portofolio yang dibentuk bisa optimal. Jika investor lebih sering menghindari risiko, maka investor ini jika dihadapkan dengan 2 investasi dengan tingkat pengembalian yang sama tetapi risiko berbeda, investor ini akan lebih memilih untuk investasi yang memiliki risiko lebih rendah.

Itulah beberapa penjelasan, macam-macam, contoh, cara untuk membuat portofolio investasi dengan baik. Dalam melakukan investasi tentunya portofolio investasi adalah hal yang sangat penting supaya kamu bisa mengelola risiko dan memaksimalkan imbalan yang kamu dapatkan dari investasi. Inilah mengapa kamu harus memahami apa penjelasan yang ada di atas sehingga kamu bisa meraih tujuan berinvestasi kamu.

Tentunya meski kamu sudah memahami secara betul akan semua penjelasan yang ada di atas, kemungkinan untuk rugi tetaplah ada. Namun kamu sudah bisa untuk meminimalkannya dan kemungkinan kerugian yang terjadi tidak seburuk sebelum kamu mengerti apa itu profil investasi. Semoga dengan membaca artikel Qoala blog ini, kamu bisa lebih paham akan profil investasi dan membawa kamu ke perjalanan investasi yang menguntungkan. Dan jangan lupa baca artikel menarik yang lainnya seperti forex broker terbaik di Indonesia dan dunia.