Kemajuan teknologi membuat berbagai macam hal jadi lebih mudah dilakukan. Investasi yang dulunya terbilang sulit untuk dilakukan sekarang bisa dilakukan hanya dengan mendownload aplikasi dan dengan modal yang terbilang sedikit. Beberapa aplikasi bahkan memberikan tawaran untuk melakukan investasi mulai dari Rp10.000 sebagai bentuk dorongan kepada orang-orang yang tertarik untuk melakukan investasi. Bukan hanya ada banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan investasi tapi ada berbagai macam jenis instrumen investasi yang bisa dipilih ketika kamu tertarik untuk melakukan investasi.

Bukan hanya emas dan saham tapi ada berbagai macam instrumen investasi lainnya yang tentunya akan sangat menguntungkan dan mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya. Kalau kamu tertarik untuk mengetahui jenis instrumen investasi apa saja yang bisa kamu pilih maka kamu bisa melihat daftar jenis instrumen investasi yang Qoala sajikan di bawah.

Apa Itu Instrumen Investasi?

Apa Itu Instrumen Investasi
Sumber Foto: Vintage Tone Via Shutterstock

Instrumen investasi merupakan alat yang digunakan untuk bisa membuat aset yang kita miliki jadi lebih terlindungi dan juga bisa dikembangkan. Instrumen ini bisa membantu pemiliknya mencapai tujuan finansialnya sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan jangka waktu.

Saat berbicara tentang investasi, banyak orang Indonesia yang tahu instrumen investasi dalam bentuk emas dan juga properti. Bukan hanya itu tetapi ada lagi beberapa instrumen investasi lainnya yang bisa digunakan untuk memenuhi tujuan keuangan dan kalau kamu ingin mengetahuinya maka kamu bisa melihat informasi di bawah ini.

Untuk melakukan investasi, terdapat periode yang harus diperhatikan ketika melakukannya. Periode ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang hasilnya sudah bisa dilihat setelah 3 sampai 12 bulan dan investasi ini seringkali disebut sebagai investasi sementara atau digunakan untuk mengamankan dana sampai muncul peluang investasi lainnya.

Ciri dari investasi yang satu ini adalah perlu memiliki likuiditas yang tinggi dan bisa dijual dengan mudah tetapi hasil yang didapatkan dari investasi ini terbilang lebih rendah.

Investor yang memiliki target keuangan jangka pendek akan mendapatkan keuntungan dari perubahan suku bunga karena jangka waktunya tidak panjang maka keuntungannya juga akan lebih kecil akibat risikonya yang juga lebih rendah.

Investasi jangka menengah adalah kegiatan investasi yang penanaman modalnya dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu pendek. Investasi jenis ini sangat cocok untuk digunakan memenuhi kebutuhan dalam waktu 1 tahun sampai 5 tahun.

Investasi jangka menengah ini contohnya adalah obligasi, saham dan reksadana campuran. Investasi yang satu ini memiliki hasil yang lebih besar tetapi risiko yang lebih besar pula daripada jangka pendek. Terakhir ada investasi jangka panjang.

Investasi jangka panjang bisa digunakan untuk mencapai tujuan keuangan yang tidak dapat dicapai dalam waktu singkat seperti target dana pensiun, naik haji atau membeli rumah. Kamu perlu instrumen yang dapat digunakan untuk berinvestasi secara jangka panjang seperti saham, properti dan emas.

Namun, hal ini agak sulit untuk dilakukan karena investor harus bisa menahan dana tersebut selama bertahun-tahun tanpa menjualnya meskipun ada hal buruk yang terjadi. Kalau investasi ini cepat dijual maka hasilnya juga tidak akan maksimal.

Perkembangan Investasi di Indonesia

Dari tahun ke tahun, jumlah invest di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu faktornya adalah kemudahan dalam berinvestasi. Meskipun modal besar sering menjadi penghalang, kini hal itu tidak lagi menjadi alasan karena semakin banyak instrumen investasi yang bisa dibeli mulai dari Rp 500.000 di HSBC.

Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), jumlah investasi di Indonesia cenderung meningkat dari tahun 2017 hingga 2018. Pada tahun 2017, realisasi investasi tercatat sebesar Rp 678,8 triliun. Sedangkan pada tahun 2018, angkanya naik sedikit menjadi Rp 721,3 triliun atau sekitar 4,1% lebih tinggi.

Peningkatan jumlah investasi juga terlihat di awal tahun 2019. Pada kuartal pertama, BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp 195,1 triliun, naik 5,3% dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 185,3 triliun.

Pemerintah Indonesia optimis bahwa realisasi investasi akan tumbuh secara double digit pada tahun 2019. Berakhirnya masa pemilihan umum juga diharapkan dapat mendorong para investor untuk mulai mengambil tindakan nyata setelah beberapa waktu menahan dana mereka.

Investasi Jangka Pendek vs Investasi Jangka Panjang

Tersedianya banyak jenis instrumen investasi memberikan opsi yang lebih banyak bagi para investor. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua instrumen investasi cocok untuk semua investor. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan saat memilih instrumen investasi, seperti tujuan investasi, profil risiko investor, dan jangka waktu investasi.

Dilihat dari segi jangka waktu, investasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

1. Investasi Jangka Pendek

Jenis instrumen investasi ini memiliki periode yang relatif singkat dengan hasil return yang dapat dilihat dalam jangka waktu 3 hingga 12 bulan. Investasi semacam ini sering disebut sebagai investasi sementara atau temporer yang bertujuan untuk mengamankan dana yang dimiliki sambil menunggu peluang investasi lain yang memiliki return lebih optimal.

Untuk dikategorikan sebagai investasi jangka pendek, instrumen investasi harus memiliki setidaknya 2 ciri. Pertama, investasi tersebut harus memiliki kualitas tinggi. Kedua, instrumen investasi tersebut harus sangat likuid dan mudah dijual kembali.

Meskipun investasi jangka pendek terlihat menarik, ada satu kekurangan yang dimilikinya. Return investasi jangka pendek relatif lebih rendah dibandingkan dengan investasi jangka panjang. Beberapa jenis investasi yang termasuk ke dalam kategori ini di antaranya adalah reksa dana yang juga cukup populer.

2. Investasi Jangka Panjang

Setiap jenis instrumen investasi yang termasuk dalam kategori ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mulai menghasilkan return. Investor seringkali harus menahan investasinya selama 10 tahun sebelum dapat menjualnya dan merealisasikan return. Bahkan ada juga jenis investasi jangka panjang yang tidak dijual kembali sama sekali.

Meskipun memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan return, investasi jangka panjang umumnya memiliki return yang lebih optimal dibandingkan dengan jenis investasi jangka pendek. Namun sebagai konsekuensi, risiko yang ditanggung juga umumnya lebih tinggi.

Untuk memaksimalkan potensi dari investasi jangka panjang, dibutuhkan modal yang cukup besar dan investor harus menerima fakta bahwa sebuah investasi jangka panjang dapat mengalami kerugian selama beberapa tahun pertama. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang cukup mendalam sebelum memutuskan untuk memilih jenis investasi ini.

Ada banyak jenis instrumen investasi yang termasuk dalam kategori investasi jangka panjang, dan salah satu yang cukup populer adalah investasi saham.

Pilihan Jenis Instrumen Investasi yang Populer di Indonesia

Banyak orang mungkin menganggap investasi hanya terdiri dari emas dan saham tetapi padahal ada sangat banyak jenis instrumen investasi lainnya yang mungkin akan memberikan kamu keuntungan lebih banyak daripada kedua instrumen investasi tersebut karena tingkat kecocokannya yang sesuai dengan tujuan investasimu.

Kemajuan teknologi juga menambah jumlah jenis instrumen investasi yang bisa kamu pilih.

Jenis instrumen investasi yang dimaksud, seperti:

1. Emas
2. Deposito
3. Reksadana
4. P2P Landing
5. Obligasi
6. Saham
7. Properti

Kalau kamu ingin tahu mendetail tentang instrumen investasi apa saja yang bisa kamu beli maka kamu bisa melihat informasi yang kami sajikan di bawah ini.

1. Emas

Jenis instrumen investasi yang pertama adalah emas. Untuk emas, terbagi lagi ke beberapa jenis investasi, seperti:

1. Emas batangan

2. Koin emas

3. ETF emas dan reksadana

4. Emas berjangka dan opsi

5. Perusahaan tambang emas

6. Perhiasan emas

7. Emas sebagai diversifikasi

Instrumen investasi ini merupakan logam mulia lunak yang seringkali digunakan untuk dijadikan bahan perhiasan atau lainnya. Emas ini merupakan instrumen investasi yang cukup terkenal dan dipercaya oleh banyak orang dapat menghasilkan keuntungan.

Bukan hanya sebagai harta benda tetapi aset ini juga sering kali digunakan sebagai instrumen investasi karena bisa melindungi kekayaan seseorang yang diakibatkan oleh nilainya yang lebih tinggi daripada jenis logam mulia lain.

Logam mulia ini juga seringkali dikenal sebagai safe haven. Hal itu membuatnya harta ini sangat cocok untuk melindungi seseorang ketika terjadi penurunan kondisi ekonomi. Ketika penurunan nilai uang terjadi maka instrumen investasi yang satu ini bisa naik. Harga emas yang naik ketika perekonomian sedang melemah membuat investasi ini seringkali dijadikan alternatif investasi yang aman.

Emas merupakan bahan perhiasan yang berasal dari bangsa Mesir sejak tahun 2000 sebelum Masehi dan di abad ke-19 emas dijadikan acuan nilai mata uang. Inggris menggunakan logam ini sebagai penentu nilai mata uang Poundsterling pada transaksi jual beli di tahun 1821.

Mata uang ini adalah koin logam mulia dan akhirnya beberapa negara lainnya seperti Amerika Serikat dan Jerman juga mengadopsi cara ini.

Dari zaman dahulu, logam mulia yang satu ini merupakan mata uang yang memiliki nilai tinggi dan seringkali dijadikan simbol kekayaan di banyak negara dan perjalanan untuk bisa mendapatkan logam mulia ini cukup panjang.

Warna yang berbeda dari logam mulia ini membuat orang menganggap kalau mereka yang memilikinya sejahtera dalam hal ekonomi.

Emas Batangan

Jenis instrumen investasi ini mungkin merupakan bentuk kepemilikan emas langsung yang paling terkenal. Banyak orang menganggap emas batangan sebagai batangan emas besar yang disimpan di Fort Knox, Kentucky.

Sebenarnya, emas batangan adalah bentuk emas murni atau hampir murni yang telah disertifikasi untuk berat dan kemurniannya. Ini termasuk koin, batangan, dan bentuk emas lainnya dengan ukuran apa pun. Nomor seri biasanya terpasang pada batangan emas untuk tujuan keamanan.

Meskipun batangan emas yang berat terlihat mengesankan, ukurannya yang besar (hingga 400 troy ons) membuatnya kurang likuid dan oleh karena itu mahal untuk dibeli dan dijual.

Jika Anda memiliki satu batangan emas besar senilai $100.000 sebagai kepemilikan emas Anda secara keseluruhan, dan kemudian memutuskan untuk menjual 10%, Anda tidak dapat dengan mudah memotong ujung batangan dan menjualnya.

Di sisi lain, bullion yang disimpan dalam batangan dan koin berukuran lebih kecil menyediakan likuiditas yang lebih banyak dan cukup umum di antara pemilik emas.

Koin Emas

Selama beberapa dekade, jenis instrumen investasi ini telah diterbitkan oleh pemerintah-pemerintah berdaulat di seluruh dunia. Koin-koin tersebut biasanya dibeli oleh investor dari dealer-dealer swasta dengan premi sekitar 1% hingga 5% di atas nilai emas dasarnya, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, premi tersebut telah melonjak hingga sekitar 10% dalam beberapa kasus.

Keuntungan dari koin emas adalah:

1. Harganya mudah ditemukan dalam publikasi keuangan global.

2. Koin emas sering ditempa dalam ukuran yang lebih kecil (satu ons atau kurang), menjadikannya cara yang lebih nyaman untuk berinvestasi dalam emas daripada bar yang lebih besar.

3. Dealer-dealer terkemuka dapat ditemukan dengan pencarian minimal dan berlokasi di banyak kota besar.

Beberapa koin emas yang banyak beredar antara lain Krugerrand dari Afrika Selatan, U.S. Eagle, dan Canadian Maple Leaf.

Masalah utama dengan bullion emas adalah biaya penyimpanan dan asuransi, serta markup yang relatif besar dari dealer, yang keduanya menghambat potensi keuntungan. Selain itu, membeli bullion emas adalah investasi langsung dalam nilai emas, dan setiap perubahan satu dolar dalam harga emas akan proporsional mengubah nilai kepemilikan seseorang.

Investasi emas lainnya, seperti reksadana, dapat dilakukan dalam jumlah dolar yang lebih kecil daripada bullion dan mungkin tidak memiliki paparan harga langsung seperti yang dimiliki bullion.

ETF Emas dan Reksa Dana

Salah satu alternatif untuk membeli emas secara langsung adalah dengan berinvestasi pada salah satu Exchange-Traded Funds (ETF) yang didasarkan pada harga emas. Setiap lembar jenis instrumen investasi ini khusus ini mewakili jumlah emas yang tetap, seperti sepuluh persepuluh ons.

ETF ini dapat dibeli atau dijual seperti saham, pada akun perantara atau akun pensiun individu (IRA). Cara ini lebih mudah dan lebih hemat biaya dibandingkan dengan memiliki batangan atau koin secara langsung – terutama untuk investor kecil, karena investasi minimum hanya seharga satu lembar ETF. Rata-rata rasio biaya tahunan dari ETF ini seringkali sekitar 0,57%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya dan pengeluaran pada banyak investasi lainnya, termasuk sebagian besar reksa dana.

Banyak reksa dana memiliki emas batangan dan perusahaan emas sebagai bagian dari portofolio normal mereka, namun investor harus menyadari bahwa hanya beberapa reksa dana yang fokus pada investasi emas; sebagian besar memiliki beberapa komoditas lainnya. Keuntungan utama dari reksa dana hanya-emas adalah:

1. Biaya rendah dan investasi minimum rendah yang dibutuhkan

2. Diversifikasi di antara perusahaan yang berbeda

3. Kemudahan kepemilikan dalam akun perantara atau akun IRA

4. Tidak perlu melakukan penelitian perusahaan secara individual

Beberapa reksa dana berinvestasi dalam indeks perusahaan tambang, dan yang lainnya terkait langsung dengan harga emas. Yang lainnya diatur secara aktif. Baca prospektus mereka untuk informasi lebih lanjut.

Reksa dana tradisional cenderung diatur secara aktif, sementara ETF mengikuti strategi pelacakan indeks pasif dan karenanya memiliki rasio biaya yang lebih rendah. Namun, untuk investor emas rata-rata, reksa dana dan ETF sekarang umumnya adalah cara paling mudah dan aman untuk berinvestasi pada emas.

Emas Berjangka dan Opsi

Kontrak berjangka adalah perjanjian untuk membeli atau menjual jumlah tertentu suatu barang—dalam hal ini, emas—pada tanggal tertentu di masa depan. Jenis instrumen investasi ini adalah standar dan mewakili jumlah emas yang telah ditentukan sebelumnya. Karena jumlahnya bisa besar (misalnya, 100 ons Troy × $1.000/ons = $100.000), kontrak berjangka lebih cocok untuk investor berpengalaman.

Orang sering menggunakan kontrak berjangka karena komisinya sangat rendah dan persyaratan marginnya jauh di bawah investasi ekuitas tradisional. Beberapa kontrak membayar dalam dolar, sementara yang lain dibayar dalam emas, sehingga investor harus memperhatikan spesifikasi kontrak agar tidak harus menerima pengiriman 100 ons emas pada tanggal penyelesaian.

Opsi pada kontrak berjangka adalah alternatif untuk membeli kontrak berjangka secara langsung. Opsi memberikan pemilik opsi hak untuk membeli kontrak berjangka dalam periode waktu tertentu, pada harga yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Salah satu keuntungan opsi adalah bahwa opsi memperbesar investasi awal dan membatasi kerugian dari harga yang dibayarkan. Kontrak berjangka yang dibeli dengan margin dapat membutuhkan modal lebih banyak daripada investasi awal jika kerugian meningkat dengan cepat.

Berbeda dengan investasi kontrak berjangka, yang didasarkan pada nilai emas saat ini, kelemahan dari opsi adalah bahwa investor harus membayar premi untuk nilai dasar emas untuk memiliki opsi.

Karena sifatnya yang fluktuatif, kontrak berjangka dan opsi mungkin tidak cocok untuk banyak investor. Meskipun begitu, kontrak berjangka tetap menjadi cara termurah (komisi + biaya bunga) untuk membeli atau menjual emas ketika menginvestasikan jumlah besar.

Perusahaan Tambang Emas

Perusahaan yang mengkhususkan diri dalam penambangan dan pengolahan emas juga akan mengambil keuntungan dari harga emas yang naik. Berinvestasi pada jenis perusahaan ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mengambil keuntungan dari emas dan dapat membawa risiko yang lebih rendah daripada metode investasi lainnya.

Perusahaan pertambangan emas terbesar memiliki operasi global yang luas; oleh karena itu, faktor bisnis umum yang dimiliki oleh banyak perusahaan besar lainnya berperan dalam kesuksesan investasi tersebut.

Sebagai hasilnya, perusahaan-perusahaan ini masih dapat menghasilkan keuntungan pada saat harga emas stabil atau menurun. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan lindung nilai terhadap penurunan harga emas sebagai bagian normal dari bisnis mereka. Beberapa melakukan hal ini, dan beberapa tidak.

Meskipun begitu, jenis instrumen investasi ini mungkin memberikan cara yang lebih aman untuk berinvestasi pada emas daripada kepemilikan langsung atas emas batangan.

Pada saat yang sama, penelitian dan pemilihan perusahaan-perusahaan tertentu membutuhkan due diligence dari pihak investor. Karena ini merupakan usaha yang memakan waktu, mungkin tidak memungkinkan bagi banyak investor.

Perhiasan Emas

Sekitar 49% dari produksi emas global digunakan untuk membuat perhiasan.

Dengan pertumbuhan populasi dan kekayaan dunia yang terus meningkat setiap tahunnya, permintaan untuk emas yang digunakan dalam produksi perhiasan seharusnya meningkat dari waktu ke waktu. Namun, pembeli perhiasan emas terbukti agak sensitif terhadap harga, mereka membeli lebih sedikit jika harga naik dengan cepat.

Membeli jenis instrumen investasi ini dengan harga eceran melibatkan markup yang cukup besar – hingga 300% atau lebih dari nilai dasar emas. Kesepakatan perhiasan yang lebih baik mungkin ditemukan pada penjualan lelang dan kekayaan warisan.

Keuntungan dari membeli perhiasan dengan cara ini adalah tidak adanya markup ritel; kekurangannya adalah waktu yang dihabiskan untuk mencari potongan yang berharga.

Namun demikian, memiliki perhiasan memberikan cara yang menyenangkan untuk memiliki emas, meskipun itu bukan yang paling menguntungkan dari sudut pandang investasi. Sebagai seni, perhiasan emas sangat indah. Sebagai investasi, itu biasa-biasa saja – kecuali jika Anda adalah seorang pengrajin perhiasan.

Emas sebagai Diversifikasi

Karena korelasi rendah emas dengan jenis aset investasi lainnya, investasi pada logam mulia tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap perlambatan ekonomi. Khususnya, korelasi emas dengan kinerja pasar saham historisnya tetap rendah, dan emas cenderung bergerak ke arah yang berlawanan dengan dolar. Ini berarti bahwa periode kelemahan dolar dapat berarti kekuatan bagi harga emas.

Manfaat potensial emas sebagai lindung nilai terhadap penurunan pada kelas aset lainnya dapat menjadi perhatian utama bagi para investor saat menghadapi kemungkinan resesi. Berdasarkan data historis, harga emas umumnya meningkat ketika hasil obligasi yang disesuaikan dengan inflasi menurun.

Hal ini menunjukkan bahwa mungkin ada kebijaksanaan dalam mengalokasikan sebagian dari portofolio Anda untuk emas sebagai pelindung terhadap masa-masa sulit untuk pertumbuhan ekonomi.

2. Deposito

Jenis instrumen investasi ini merupakan simpanan yang hanya bisa dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Ciri-ciri dari deposito adalah dapat dicairkan ketika jangka waktu sudah berakhir, deposito yang akan jatuh tempo bisa diperpanjang dan bisa dalam bentuk mata uang Rupiah atau mata uang asing.

Deposito berjangka merupakan simpanan yang hanya bisa dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan di mana jangka waktunya biasanya mulai dari 1, 3, 6 dan 12 bulan bahkan sampai 24 bulan.

Deposito bisa diterbitkan menggunakan nama dari pemilik deposito secara perorangan atau lembaga. Setiap pemilik deposito akan mendapatkan bunga yang besar dan waktu pembayarannya sesuai dengan ketentuan bank.

Pembayaran bisa dilakukan setiap bulan atau ketika sudah jatuh tempo serta bisa dilakukan secara nontonnya maupun non tunai. Setiap pemilik deposito akan dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterima dan kalau pencairan dilakukan sebelum jatuh tempo maka pemilik deposito akan dikenakan denda.

Sertifikat deposito adalah simpanan yang penerbitannya dilakukan dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito ini diterbitkan dalam bentuk sertifikat dan tidak mencantumkan nama pemilik deposito sehingga bisa dijual belikan ke pihak lain.

Pembayarannya bisa dilakukan di muka, setiap bulan atau setiap jatuh tempo secara non tunai maupun tunai. Keuntungan dari memiliki deposito ini adalah bisa dijadikan jaminan kredit dan hasil bunga yang didapatkan biasanya lebih tinggi daripada tempat penyimpanan uang lainnya.

Pengelolaan uang juga bisa dilakukan secara lebih terencana karena adanya jangka waktu serta sudah dijamin oleh lembaga penjaminan simpanan. Hal yang perlu diperhatikan ketika membeli deposito adalah kita harus selalu memastikan kalau kita menerima surat berharga dan ketika jatuh tempo kita harus menerima pokok dan bunga deposito sesuai dengan bunga yang ada.

Ketika deposito dicairkan maka pemilik deposito harus menandatangani formulir pencairan dan kita harus memperhatikan tingkat suku bunga deposito untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang ada dari lembaga penjamin simpanan.

3. Reksadana

Jenis instrumen investasi ini merupakan tempat dimana dalam masyarakat akan dihimpun dan dikelola oleh badan hukum yang nantinya akan diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti obligasi, saham dan instrumen pasar uang.

Bentuk hukum dari reksadana ini bisa berbentuk perseroan atau kontrak investasi kolektif. Reksadana bisa bersifat tertutup ataupun terbuka dan yang paling sering digunakan di Indonesia adalah reksadana dengan bentuk hukum kontrak investasi kolektif yang bersifat terbuka.

Reksadana terbuka merupakan reksadana yang bisa dibeli dan dijual kapanpun kita mau. Keuntungan dari membeli Reksadana adalah pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman sehingga mereka bisa memaksimalkan hasil dari investasi yang kita lakukan dengan cara melakukan analisis yang baik terhadap kondisi ekonomi yang sedang terjadi pada saat kamu melakukan pembelian.

Investasinya juga terbang terjangkau karena investor hanya perlu mengeluarkan uang minimal Rp100.000 untuk bisa melakukan investasi. Bukan hanya itu tetapi risiko yang dimilikinya juga lebih minimal karena adanya diversifikasi investasi yang besar.

Likuiditas dari investasi yang dilakukan oleh investor juga lebih tinggi karena investor bisa mencairkan dananya lagi kapanpun dia mau asal masih dalam kalender Bursa Efek. Hal ini membuat investor bisa mengelola dananya dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.

Informasi terkait dengan dana investor juga selalu transparan sehingga investor bisa mengetahui kemana uangnya diinvestasikan dan hal ini juga perlu diberitahukan oleh manajer investasi.

Tentunya, Reksadana tetap memiliki risiko-risiko yang harus diemban oleh investornya sehingga sebelum kamu membeli Reksadana maka lebih baik untuk memahami prospektus dan laporan kinerja dari reksadana itu agar risikonya tidak terlalu besar.

Risiko yang dimiliki oleh Reksadana adalah efeknya yang dapat mengalami penurunan nilai karena adanya perkembangan pasar uang dan pasar modal sehingga nilai dari Reksadana juga bisa menurun dan mengalami fluktuasi.

Reksadana tertutup tidak bisa dijual kapanpun investornya mau karena harus dilakukan sesuai dengan permintaan dan penawaran yang tersedia serta mismanajemen pengelolaan bisa membuat nilai dari unit Reksadana tersebut bisa mengalami penurunan nilai sehingga perlu dicari manajer investasi yang benar-benar baik dalam mengelola dana investasi tersebut.

Membeli Reksadana bisa dilakukan secara langsung lewat perusahaan manajer investasi yang menerbitkan serta mengelola Reksadana tersebut. Saat membeli reksa dana maka calon investor perlu memiliki kartu identitas dan NPWP. Proses know your customer juga perlu dilakukan oleh investor serta melakukan pertemuan dengan manajer investasi setidaknya satu kali sebelum membeli Reksadana.

4. P2P Landing

Jenis instrumen investasi ini merupakan teknologi yang bisa membuat seseorang mengirim sampai meminjam uang tanpa harus datang ke bank. Perkembangan pesat yang terjadi pada teknologi ini membuat masyarakat yang sulit untuk mengakses dana pinjaman bisa mendapatkan pinjaman dana secara lebih mudah.

Hal ini tentunya akan sangat membantu untuk pebisnis UMKM tapi keuntungannya tidak hanya terbatas pada sektor tersebut saja karena sektor lain seperti sektor pendidikan dan perawatan kesehatan juga bisa mendapatkan akses pinjaman.

Peer to peer lending adalah layanan peminjaman uang yang bisa dilakukan secara langsung antara peminjam dan pemberi pinjaman dengan menggunakan teknologi informasi yang bisa digunakan pada mata uang Rupiah. Teknologi yang satu ini juga disebut sebagai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi.

Setidaknya ada 161 perusahaan yang sudah terdaftar dan memiliki izin untuk ikut serta dalam peminjaman uang berbasis teknologi ini. Terdapat tiga perusahaan financial teknologi yang dibatalkan tanda bukti terdaftarnya oleh OJK.

OJK menyarankan kepada masyarakat untuk menggunakan jasa dari perusahaan yang sudah terdaftar di OJK. Masyarakat nanti akan mengakses platform online di mana mereka bisa mendapatkan pinjaman secara langsung atau memberikan pinjaman dengan return yang tinggi, penerima pinjaman juga bisa mengajukan kredit dengan syarat yang lebih ringan serta proses yang lebih mudah dari biasanya.

Banyak orang yang mengatakan kalau mereka mendapatkan return yang cukup tinggi dari melakukan investasi ini tetapi tetap harus disesuaikan dengan profil dan tingkat kemampuan menerima risiko dari investor tersebut.

Sebagai investor, kita harus tahu jenis risiko apa yang mampu kita hadapi agar kita tidak stres. Cara kerja dari kegiatan ini adalah pengguna, entah itu peminjam maupun pemberi pinjaman harus melakukan registrasi terlebih dahulu.

Peminjam bisa mengajukan pinjaman dan nanti platform akan menganalisa dan akan menentukan apakah peminjam tersebut bisa mendapatkan pinjaman. Mereka yang terpilih akan masuk ke dalam marketplace yang bisa langsung terhubung dengan profil dan risiko dari peminjam tersebut.

Investor akan melakukan analisa terlebih dahulu atas peminjam yang sudah terpilih dan nanti setelah melakukan analisa tersebut maka investor bisa langsung memberikan pendanaan kepada peminjam yang mereka pilih.

Peminjam harus mengembalikan pinjaman Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dan investor akan mendapatkan dana pengembalian pinjaman dari platform tersebut.

Manfaat yang dirasakan oleh peminjam adalah proses pengajuan pinjaman yang lebih mudah dan cepat serta tidak perlu adanya jaminan tetapi perlu diingat kalau cara yang satu ini memiliki risiko di mana cukup hubungannya terbilang tinggi dan dendanya juga sangat tinggi kalau telat membayar sehingga pastikan untuk menyesuaikan dengan keadaan keuanganmu.

Pemberi pinjaman akan bisa melakukan diversifikasi pendanaan secara lebih mudah sehingga kesempatan mendapatkan keuntungan juga jadi lebih besar tetapi ketika sudah mengalokasikan uangnya lewat teknologi ini maka uang yang sudah didanai tidak boleh ditarik dan ada resiko kalau si peminjam gagal bayar sehingga investor bisa merugi.

Itulah kenapa diversifikasi sangatlah penting untuk dilakukan sehingga ketika peminjam tersebut gagal bayar maka masih ada peminjam lain yang akan membayar dan harus selalu memastikan dengan baik semua peminjam yang akan di approve.

Meski industri ini masih sangat muda tetapi perkembangannya sangat cepat karena adanya pertumbuhan digitalisasi dan juga meningkatnya penggunaan internet. Kalau kamu tertarik maka pastikan untuk mencari perusahaan yang sudah terdaftar.

5. Obligasi

Jenis instrumen investasi ini merupakan surat utang jangka panjang dan menengah yang bisa ditransaksikan. Isi dari obligasi adalah janji oleh pihak yang menerbitkan obligasi tersebut di mana mereka janji untuk membayar imbalan dalam bentuk bunga sesuai dengan periode yang sudah ditentukan dan pokok utangnya juga akan dibayar sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Obligasi merupakan bentuk investasi pendapatan tetap yang tujuannya adalah untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang lebih stabil dan risikonya juga stabil. Ada tiga jenis obligasi yang bisa dipilih seperti obligasi pemerintah di yang suratnya diterbitkan oleh pemerintah RI.

Obligasi yang diterbitkan pemerintah ada yang dengan kupon tetap, kupon variabel dan prinsip syariah. Obligasi korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan Indonesia.

Mirip dengan obligasi pemerintah, obligasi yang satu ini juga dibagi menjadi kupon tetap, kupon variabel dan obligasi syariah.

Terakhir ada obligasi ritel yang diterbitkan oleh pemerintah tetapi dijual ke individu atau perorangan lewat agen penjual yang sudah dipilih oleh pemerintah. Jenis dari obligasi ini adalah ORI atau Sukuk Ritel.

6. Saham

Jenis instrumen investasi ini merupakan modal yang dimasukkan oleh seseorang atau badan usaha ke suatu perusahaan. Modal yang dimasukkan ini membuat pihak tersebut bisa mendapatkan klaim atas perusahaan tersebut dan bisa hadir ke dalam rapat umum pemegang saham.

Pada pasar sekunder, harga dari instrumen pasar modal ini mengalami fluktuasi dalam berbagai macam bentuk dan fluktuasi ini terjadi akibat adanya permintaan dan juga penawaran. Permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti hal-hal yang berhubungan dengan saham tersebut atau bahkan faktor-faktor yang sifatnya eksternal seperti kondisi sosial dan politik atau inflasi.

Dengan menjadi pemegang saham maka kamu bisa mendapatkan dividen. Dividen ini adalah keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dan jumlah dari dividen ini akan diusulkan oleh dewan direksi dan nantinya akan disetujui pada rapat umum pemegang saham.

Keuntungan lain yang bisa dirasakan dari memiliki saham adalah capital gain di mana investor bisa mendapatkan keuntungan ketika menjual saham yang harganya lebih tinggi daripada saat dia membeli saham tersebut.

Saham merupakan aset yang bentuknya liquid sehingga bisa diperjualbelikan dengan mudah. Namun, saham juga memiliki risikonya sendiri seperti kemungkinan tidak mendapatkan dividen karena dividen akan dibagikan ketika perusahaan memiliki kinerja yang baik tetapi kalau kinerja perusahaan buruk maka dividen mungkin tidak akan dibagikan oleh perusahaan.

Ada juga capital loss di mana harga saham yang dijual lebih rendah daripada harga saham yang dibeli. Ada juga risiko likuidasi di mana ketika perusahaan bangkrut maka pemegang saham adalah pihak terakhir yang akan mendapatkan klaim atas aktiva perusahaan tersebut sampai semua kewajiban perusahaan sudah terbayarkan dan kemungkinan besar pemilik saham tersebut tidak akan mendapatkan apa-apa.

Ada beberapa alasan yang membuat saham bisa dihapus pencatatannya pada bursa sehingga saham tersebut akhirnya tidak bisa diperjualbelikan lagi. Kalau kamu tertarik untuk membeli saham maka kamu bisa membelinya di Pasar Perdana atau pasar sekunder.

Pasar Perdana ini adalah pasar di mana saham pertama kali diperjualbelikan kepada masyarakat sedangkan pasar sekunder adalah pembelian saham yang dimiliki oleh investor lain lewat broker yang sudah masuk menjadi anggota bursa.

Perusahaan efek yang menjadi anggota bursa saja yang bisa melakukan jual beli saham lewat sistem perdagangan pada Bursa Efek Indonesia. Untuk bisa membeli saham di perusahaan efek maka calon investor harus mengisi formulir dan menyerahkan fotocopy KTP yang masih berlaku.

Setelah itu calon investor juga perlu mengisi formulir prinsip mengenal nasabah, yang juga termasuk menunjukkan npwp-nya. Setelah itu, calon investor harus membuka rekening di bank sesuai dengan ketentuan yang ada dan menyimpan uang yang akan dijadikan sebagai deposit awal.

Semua perusahaan efek akan memiliki ketentuan minimal terkait dengan uang deposit yang harus dimasukkan dan kalau sudah disetujui maka investor bisa melakukan transaksi. AKSes adalah fasilitas yang membuat investor di pasar modal Indonesia dapat mengawasi posisi kepemilikan dari investasinya menggunakan internet.

Hal ini diharapkan bisa menciptakan transparansi kepada nasabah sehingga nasabah bisa mengetahui secara langsung total kekayaannya.

7. Properti

Jenis instrumen investasi ini merupakan suatu investasi yang seringkali diartikan dalam bentuk yang sempit oleh banyak orang. Properti adalah sesuatu yang sering dikaitkan dengan bangunan mewah atau tanah yang luas tetapi hal ini kurang tepat karena satu petak tanah juga sudah bisa disebut sebagai properti kalau memiliki sudah memiliki surat hak milik yang sah dengan hukum.

Properti adalah penyebutan yang digunakan untuk tanah dan bangunan yang dimiliki oleh seseorang sehingga properti itu bukan hanya bangunan yang sudah berdiri saja tapi juga tanah dan gedung yang ada di sana.

Bahkan menurut KBBI, properti merupakan harta dalam bentuk tanah, bangunan, sarana dan prasarana yang tidak bisa dipisahkan dari tanah hak milik atau bangunan tersebut. Dari pengertian yang ada di atas maka kita bisa simpulkan kalau properti adalah hak milik, hak sewa dan hak guna bagi seseorang untuk memanfaatkan bangunan dan tanah tersebut serta apapun yang ada di lahan tersebut.

Properti ini sangat berhubungan dengan kepemilikan. Itu kenapa akan ada banyak dokumen yang perlu Kamu urus ketika kamu akan membeli suatu properti. Hal itu perlu dilakukan karena kalau properti memiliki kepemilikan yang tidak jelas maka bisa terjadi sengketa.

Properti merupakan investasi yang mahal sehingga harus dipastikan kalau semua yang berhubungan dengan properti tersebut sudah legal dan jelas dokumennya.

Cara Memilih Jenis Instrumen Investasi yang Tepat

Cara Memilih Jenis Instrumen Investasi yang Tepat
Sumber Foto: William Potter Via Shutterstock

Ada beberapa cara memilih jenis investasi yang tepat, seperti:

1. Memperhatikan risiko

2. Memahami instrumen yang dipilih

3. Menyesuaikan dengan kondisi keuangan

4. Melakukan diversifikasi

Kemudian, pastikan untuk menentukan tujuan investasi kamu terlebih dahulu dan hal ini meskipun penting, seringkali dilupakan oleh calon investor. Tentukan jangka waktu dari investasi kamu terlebih dahulu karena tujuan kamu akan menentukan jenis instrumen investasi apa yang akan kamu pilih.

Kamu bisa menjadikan emas sebagai pilihan investasi kalau kamu ingin berinvestasi secara jangka panjang tetapi kalau kamu ingin investasi jangka menengah atau panjang maka lebih baik untuk memilih deposito, obligasi atau saham.

Memperhatikan risiko

Semua produk investasi yang ada di pasaran bukan hanya bisa memberikan keuntungan tapi juga kerugian karena semakin tinggi keuntungan yang bisa kamu dapatkan maka risikonya juga semakin besar.

Kalau peluang besar atas keuntungan berani kamu ambil maka kamu juga harus siap dengan kerugian besar yang mungkin kamu rasakan. Namun, kalau kamu belum siap menghadapi risiko yang besar maka kamu juga hanya bisa mendapatkan keuntungan yang kecil. Pilihlah instrumen yang lebih kamu pahami sehingga kamu tidak terlalu kaget ketika terjadi hal yang tidak kamu inginkan.

Memahami instrumen yang dipilih

Bukan hanya mengenali produk investasi dan risikonya saja tetapi kamu juga perlu memahami instrumen yang sedang kamu beli. Ketika kamu membeli saham maka kamu harus tahu semua informasi terkait dengan perusahaan yang ingin kamu beli sahamnya itu.

Kamu harus tahu performa perusahaan selama 5 tahun ke belakang dan kinerja perusahaan pada saat ini, bahkan sampai orang yang ada di dalam susunan direksinya. Cara kerja dari tiap produk investasi juga harus diketahui.

Kalau kamu ingin membeli emas maka kamu harus tahu kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjualnya. Hal yang sama berlaku untuk deposito. Kalau kamu paham dengan instrumen keuangan yang akan kamu beli maka kamu juga bisa mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang lebih besar.

Menyesuaikan dengan kondisi keuangan

Hal lain yang perlu kamu perhatikan adalah menyesuaikan harga dari produk investasi yang akan kamu beli dengan kondisi finansial yang sedang kamu alami pada saat ini karena semua jenis instrumen investasi memiliki harga yang berbeda-beda serta jaminan keamanan yang berbeda-beda pula.

Kalau kamu membeli saham maka kamu harus menyediakan dana setidaknya untuk 1 lot saham. Kamu bahkan harus menyediakan dana yang lebih besar lagi kalau kamu ingin menabung di deposito. Minimal deposito yang bisa dimasukkan ke dalam bank adalah sebesar 10 juta rupiah. Pastikan untuk membeli produk investasi yang sesuai dengan kantong supaya tidak memberatkan kondisi keuangan.

Melakukan diversifikasi

Kalau kamu sudah memiliki investasi maka pastikan untuk melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah langkah di mana kamu membeli berbagai macam produk investasi sehingga ketika salah satu instrumen sedang mengalami performa yang tidak baik maka kamu tidak akan merugi terlalu banyak.

Kalau kamu punya investasi saham maka lebih baik kamu memilih investasi dalam bentuk properti atau emas karena pergerakan harga yang dimiliki keduanya itu berbeda. Kalau kamu rugi karena investasi saham yang kamu miliki maka kamu tidak akan langsung jatuh miskin karena kamu masih memiliki properti dan emas.

Itulah beberapa jenis instrumen investasi yang dapat kami jelaskan pada artikel ini. Kalau kamu tertarik dengan melakukan investasi maka lebih baik untuk mengetahui pilihan apa saja yang bisa kamu jadikan investasi kamu sehingga kamu tahu peluang keuntungan yang bisa kamu dapatkan.

Ikuti tips-tips yang kami berikan ketika kamu ingin memulai berinvestasi supaya kamu bisa memaksimalkan keuntunganmu. Semoga informasi managemen aset yang kami berikan di atas dapat membantu kamu untuk memulai investasi dengan baik dan akhirnya mendapatkan keuntungan yang bisa mencapai tujuan investasimu.