Saat menilai layak tidaknya suatu investasi, maka diperlukan metode khusus yang bisa memberikan penilaian secara konkret. Pasalnya, sebagai investor, kamu perlu dan wajib tahu apa saja metode yang digunakan dalam penilaian investasi. Hal ini diupayakan agar bisa lebih mudah dalam membuat perkiraan hasil keuntungan dari investasi tersebut.

Metode penilaian itu sendiri memiliki tujuan yang cukup sederhana yaitu untuk mengetahui bagaimana potensi kelayakan dari suatu investasi. Dalam artian, nantinya bisa digunakan untuk menentukan pilihan untuk lanjut menanamkan modalnya atau memilih produk lain yang dianggap lebih menguntungkan. Pastinya, setiap metode dapat digunakan dengan tetap memperhatikan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Adapun metode penilaian yang bisa digunakan adalah seperti ulasan singkat dari Qoala berikut ini.

Apa Itu Metode Penilaian Investasi?

Apa Itu Metode Penilaian Investasi
Sumber Foto: Thapana_Studio Via Shutterstock

Apa pengertian dari metode penilaian investasi? Metode penilaian investasi merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi melalui beberapa faktor penting seperti modal, arus kas, profitabilitas jangka panjang, dan periode investasi. Keberadaan metode penilaian investasi berguna untuk mengurangi risiko yang harus ditanggung oleh setiap investor. Hasil analisis tersebut nantinya akan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Metode penilaian investasi ini bisa dikatakan sebagai “penjaga” supaya kamu tidak kehilangan semua modal yang dikeluarkan.

Penilaian investasi akan membantu kamu mengetahui investasi mana saja yang layak atau berpotensi mendatangkan keuntungan. Melalui rumus-rumus yang sudah disusun sedemikian rupa maka kamu dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi. Rumus tersebut juga memampukan kamu mengetahui kelayakan sebuah investasi dalam waktu yang cepat. Namun penting untuk diingat bahwa penilaian yang dilakukan tidak serta-merta dipercaya 100%. Kamu masih harus mempertimbangkan aspek lain yang dapat mendukung kelayakan investasi tersebut. Gunakan beberapa indikator tambahan agar hasil analisis yang dilakukan semakin akurat.

Dari beberapa penjelasan informasi di atas, kamu pasti sudah dapat menyimpulkan mengapa penggunaan metode penilaian investasi penting untuk dilakukan. Namun lebih jauh, penilaian investasi sangat penting bagi investor dan trader untuk mengetahui apakah jenis instrumen investasi saham yang dipilih mendatangkan keuntungan atau tidak. Investor dan trader jadi bisa melihat secara lebih jelas apakah keuntungan tersebut besar atau kecil. Semua perhitungan keempat faktor yang sebelumnya disebutkan mengambil peranan penting dalam menunjukkan hasil yang akurat.

Jenis-jenis Metode Penilaian Investasi

Adapun beberapa metode penilaian investasi dan contohnya yang bisa kamu pilih dan terapkan agar bisa menghasilkan strategi investasi yang tepat, antara lain yaitu:

1. Net Present Value

NPV adalah metode penilaian investasi dengan mengukur selisih nilai investasi saat ini (present value) dari arus kas yang masuk dengan nilai arus kas keluar masa mendatang selama periode tertentu. Dengan kata lain, NPV adalah perhitungan keuntungan yang didapat suatu investasi di masa depan jika berinvestasi dengan nilai uang saat ini.

NPV berkaitan dengan nilai waktu uang (time value of money) karena terdapat selisih nilai uang pada periode waktu yang berbeda. Dalam NPV, ada dua hal penting sebagai perhitungan, yaitu menaksir arus kas dan menentukan tingkat bunga yang relevan. Jika nilai NPV positif, suatu investasi diterima atau layak.

Nilai NPV positif berarti selisih nilai investasi lebih besar dari arus kas keluar sehingga pendapatan lebih besar daripada nilai yang diinvestasikan. Sementara nilai NPV negatif berarti tingkat pendapatan dari investasi tersebut lebih kecil daripada pengeluaran. Secara teori, nilai NPV = 0 mungkin saja terjadi, yaitu tidak terjadi untung atau rugi, hanya balik modal.

Rumus NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + … + (Ct/1+r)t) – C0

NPV = Net Present Value

Ct = Nilai arus kas per tahun untuk periode t

C0 = Nilai investasi awal di tahun ke-0

R = Suku bunga dalam persentase

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki rencana menjalani proyek dengan jumlah investasi awal sebesar Rp400.000.000. Investasi tersebut diprediksi akan menghasilkan arus kas sebesar Rp500.000.000 pada tahun depan, dengan asumsi tingkat pengembaliannya yaitu 10%. Berapa nilai NPV-nya?

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + … + (Ct/1+r)t) – C0

NPV = [500.000.000/ (1+0.1) ^1] – 400.000.000

NPV = Rp54.545.454

Maka dari hasil NPV tersebut, dapat dinilai bahwa investasi akan menghasilkan keuntungan, sehingga layak untuk dilanjutkan.

2. Payback Periode

Metode penilaian payback period adalah menghitung seberapa lama investor akan mendapatkan kembali modalnya. Dalam hal ini, semakin singkat jangka waktu pengembalian modal, maka dapat dinilai bahwa investasinya bagus dan layak dilanjutkan.

Adapun rumus metode penilaian investasi PP, yaitu:

PP = Nilai investasi : Kas masuk bersih

Berikut contoh perhitungannya.

PT. Abadi Jaya ingin membeli mesin produksi agar bisa meningkatkan jumlah penghasilan barangnya. Diperkirakan harga mesinnya adalah Rp200.000.000, dan pemasukan keuntungan arus kas bersih di perusahaan sebesar Rp50.000.000 per tahunnya. Maka berapa lama rencana investasi untuk membeli mesin produksi tersebut dapat terlaksana?

PP = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih

PP = Rp200.000.000 : Rp50.000.000

PP = 4

Maka dari itu, payback period dari investasi mesin produksi tersebut diperkirakan adalah selama 4 tahun.

3. Average Rate of Return

Seperti namanya, metode Average Rate of Return digunakan untuk menghitung rata-rata keuntungan bersih tahunan yang didapatkan dari suatu investasi. Nilai ARR menyatakan persentase laba bersih yang diperoleh terhadap total modal investasi awal.

Untuk contoh rumus dan perhitungan metode ARR adalah:

Rumus ARR = (Rata-Rata Laba Setelah Pajak : Rata-Rata Investasi) x 100%

Sementara itu, penilaiannya adalah jika nilai ARR semakin tinggi, maka dapat dilihat bahwa investasi akan menguntungkan. Misalnya, perusahaan BCD menyediakan fasilitas dengan membeli kendaraan bagi para karyawan. Biaya transportasi $300.000 dan dihargai $600.000 pada akhir lima tahun. Bagaimana perhitungan pengembalian investasi kendaraan perusahaan BCD?

ARR = (Rata-Rata Laba Setelah Pajak : Rata-Rata Investasi) x 100%

Rata-rata laba setelah pajak = ($600.000 – $300.000) / 5 = $60.000

ARR = ($60.000/$300.000) x 100 = 20%

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pengembalian investasi kendaraan tersebut bisa menguntungkan.

4. Internal Rate of Return

IRR adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan profitabilitas dari investasi bersangkutan. Nilai IRR diperoleh dengan trial-error tingkat diskon agar nilai NPV dari semua arus kas sama dengan nol. Semakin tinggi nilai IRR, maka investasi tersebut akan semakin direkomendasikan.

Contoh metode penilaian IRR dan rumusnya adalah:

IRR = i1 + NPV1 NPV1 – NPV2 i2 – i1

IRR = Internal Rate of Return

I1 = Tingkat diskonto untuk NPV positif

I2 = Tingkat diskonto untuk NPV negatif

NPV 1 = Net Present Value positif

NPV 2 = Net Present Value negatif

Suatu pabrik merencanakan nilai investasi sebesar Rp150.000.000 dengan penghasilan arus kas per tahun sejumlah Rp25.000.000, selama 5 tahun. Sementara itu, asumsi rate of return-nya adalah 15%.

Maka dari itu, perhitungan diskonto-nya adalah:

NPV 1 = Rp7.756.000 dengan diskonto sekitar 13%

NPV 2 = Rp745.000 dengan diskonto sekitar 10%.

Selisih bunga diskonto-nya adalah sekitar 2% atau sejumlah Rp8.501.000.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan IRR-nya yaitu:

IRR = i1 + NPV1 NPV1 – NPV2 i2 – i1

IRR = 10% + (745.000 : 8.501.000) x 2%

IRR = 10,175%

Dapat disimpulkan, karena asumsi rate of return sebelumnya adalah 15%, sementara hasil perhitungannya lebih kecil dari nilai tersebut, maka investasi kurang menguntungkan dan sebaiknya tidak dilanjutkan.

5. Return of Investment

Metode penilaian yang satu ini akan menghitung keuntungan dengan membagi hasil pendapatan dari penanaman modal. Nantinya, dengan menghitung Return of Investment (ROI), kamu dapat mengetahui efisiensi serta evaluasi dari kegiatan investasi

Berikut adalah rumus metode penilaian investasi ROI.

ROI = Nilai saat ini – Nilai asli nilai x 100%

Kamu juga dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana berikut:

ROI = Net profit nilai asli x 100%

Contoh metode penilaian investasi adalah melalui perhitungan berikut ini:

Kamu membeli 25 lot saham yang dijual sebesar Rp10.000.000 oleh Perusahaan XYZ di tahun 2021. Pada tahun 2022, kamu melepas kepemilikan saham tersebut senilai Rp12.500.000, maka berapa keuntungannya?

ROI = Nilai saat ini – Nilai asli nilai x 100%

ROI = 12.500.000 – 10.000.000 x 100%

ROI = 50%

Maka dapat disimpulkan, keuntungan yang diperoleh dalam waktu satu tahun adalah sebesar 50%.

6. Discounted Payback Periode

Metode perhitungan discounted payback period dilakukan dengan cara menambahkan present value aliran kas masuk setiap tahunnya, hingga tercapai jumlah yang sama dengan jumlah investasi awal. Dari perhitungan discounted payback period didapatkan lama periode yang tertera dalam tahun. Angka tersebut merupakan lama periode yang diharapkan untuk mendapatkan kembali biaya investasi yang telah ditanamkan untuk suatu project dari discounted net cash flows. Karena banyak yang beranggapan bahwa semakin cepat waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali modal yang ditanamkan, maka semakin baik pula investasi tersebut untuk dilaksanakan.

Discounted payback period hampir sama dengan payback period. Namun tak seperti payback period yang tak memperhitungkan cost of capital, dalam perhitungan discounted payback period akan mempertimbangkan cost of capital sebagai discounted. Namun metode payback period cenderung menjadi lebih lama jika menggunakan discounted payback period, karena nilai uangnya akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Discounted payback period sebenarnya masih tergolong kurang baik jika digunakan sebagai faktor penentu, karena discounted payback period cenderung mengabaikan semua arus kas setelah periode pengembalian. Selain itu, discounted payback period juga dianggap belum cukup memberikan informasi mengenai tambahan value bagi perusahaan dan juga informasi mengenai return suatu project dalam percentage. Discounted payback period juga ternyata tidak mempertimbangkan cash flow keluar masuk setelah payback period, sehingga dianggap kurang optimal dan kurang efektif. Namun dibalik kelemahan discounted payback period, metode ini memiliki kelebihan dapat mempertimbangkan risiko dari arus masuk di masa mendatang yang selanjutnya digunakan untuk pengembalian modal investasi.

7. Index Profitability

Profitability Index adalah metode penilaian investasi yang dilakukan dengan membandingkan nilai arus kas masa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi masa sekarang. Dengan kata lain, PI adalah perbandingan present value (PV) kas masuk dengan PV kas keluar.

Rumus perhitungan metode penilaian PI dan contohnya adalah:

PI = Nilai Arus Kas Bersih : Nilai Investasi

Jika berniat untuk memulai investasi, maka kamu perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap perusahaan yang akan menjadi tempat menanamkan modal.

Diketahui, perusahaan tersebut memiliki kas bersih sekitar Rp80 juta kurang lebih selama satu tahun, serta nilai kas investasinya adalah Rp59 juta, bagaimana perbandingan PI-nya?

PI = Nilai Arus Kas Bersih : Nilai Investasi

PI = Rp80.000.000 : Rp50.000.000

PI = Rp1,6

Perbandingan nilai kas masa kini dengan yang akan datang dari perusahaan adalah benar selama satu tahun, maka investasi layak dilakukan.

Faktor-faktor Penilaian Investasi

Metode penilaian pada investasi biasanya dilakukan dengan melihat faktor-faktor berikut ini, diantaranya:

1. Lancarnya arus kas

Investasi pada sebuah bisnisnya biasanya memperhatikan arus kas yang dimiliki bisnis tersebut. Bisnis yang baik adalah yang arus kas lancar alias tidak kekurangan uang kas untuk membayar berbagai kewajiban jangka pendek. Bisnis yang arus kasnya lancar berarti memiliki kondisi keuangan yang relatif bagus juga.

2. Biaya investasi

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam investasi adalah biaya investasi. Biaya investasi ini termasuk di dalamnya biaya administrasi atau biaya operasional lain di luar modal. Biaya ini akan berpengaruh terhadap pengembalian investasimu di masa depan. Apabila jumlah biaya investasi besar, keuntungan yang diperoleh jadi tidak sebesar yang dipikirkan. Biaya investasi ini dibayarkan dan tidak akan mengalami pengembalian. Hanya modal investasi saja yang punya pengembalian.

3. Tujuan melakukan investasi

Tujuan berinvestasi juga menjadi faktor yang akan mempengaruhi kesuksesan investasimu. Tujuannya bisa terserah kamu, jadi masing-masing investor pasti punya keinginan tersendiri. Dengan menetapkan tujuan berinvestasi, kamu jadi bisa memilih investasi yang sesuai dengan tujuan. Kamu pun pastinya akan memilih investasi yang terbaik.

4. Lamanya waktu untuk berinvestasi

Ketika berinvestasi, kamu pasti ingin hasilnya suatu saat bisa diambil untuk keperluanmu. Investasi juga memiliki batas waktu yang ditentukan sendiri. Investasi pada usaha yang terbaik adalah yang sesuai dengan waktu pengembalian yang dijanjikan. Misalnya, ketika kamu menghitung waktu pengembalian dengan rumus, hasilnya adalah 3 tahun. Di dunia nyata, seharusnya bisnis tersebut juga bisa membawa keuntungan dalam waktu 3 tahun.

5. Manfaat terhadap proyek usaha

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi selanjutnya adalah penggunaan modal yang disetorkan oleh pemilik usaha. Pastikan pemilik usaha berkomitmen menggunakan investasi yang disediakan sebaik-baiknya. Hal ini bisa dilihat dari rencana penggunaan investasi yang telah pemilik usaha buat. Biasanya pemilik usaha akan menyediakannya untuk memancing kehadiran investor.

6. Risiko berinvestasi

Sebelum berinvestasi di suatu usaha, pastikan kamu mengenal risiko yang bisa saja diterima. Kamu pun perlu mempertanyakan langkah yang digunakan oleh pelaku usaha untuk mengatasinya. Misalnya, perusahaan tersebut menyediakan asuransi yang bisa digunakan ketika usaha mengalami kerugian.

Tujuan Penilaian Investasi

Tujuan Penilaian Investasi
Sumber Foto: Pormezz Via Shutterstock

Tujuan dari penilaian invest umumnya untuk mengetahui potensi investasi tersebut. Namun, ada juga tujuan lainnya seperti berikut ini.

1. Menilai kelayakan suatu investasi

Investasi memang hal yang sangat berisiko, jadi investor akan berhati-hati dalam memilih investasi yang layak untuk diberikan dana. Investasi yang layak itu hadir pada bisnis yang memperoleh laba bersih secara rutin. Investor biasanya jarang ada yang mau memilih bisnis yang merugi terus untuk diberi suntikan dana. Hal itu karena terlalu berisiko. Bisnis tersebut perlu memperbaiki usahanya dulu agar bisa meraih keuntungan. Investor tentunya tidak ingin modal hilang begitu saja sambil menunggu perusahaan memulihkan bisnisnya.

2. Mendukung sebuah usaha untuk maju

Metode untuk menilai investasi juga dilakukan untuk mendukung sebuah usaha agar lebih maju di masa depan. Nilai uang yang ditanamkan pada usaha tersebut sebelumnya dihitung secara cermat agar sesuai dengan modal yang dibutuhkan olehnya. Apalagi investasi ini akan berpengaruh pada usaha dalam jangka panjang. Kamu juga perlu tahu bahwa kebanyakan usaha yang ada di sekitarmu bisa berkembang karena ada suntikan dana dari para investor. Tidak hanya dari keberhasilan penjualan.

Diperlukan pemahaman yang cukup untuk benar-benar bisa memperhitungkan nilai dari suatu investasi, apakah akan memberikan keuntungan atau justru mendatangkan kerugian. Sehingga penting untuk tahu metode apa yang sesuai. Terlebih, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.  Dengan metode penilaian yang tepat untuk investasi, ini akan memudahkan calon investor dalam menilai produk investasi yang akan dipilih. Sehingga, bisa lebih tepat dalam menentukan pilihan instrumen investasi sesuai dengan tujuan finansial yang ingin diraih.

Selain itu, pahami juga investasi masa depan yang juga membantumu yaitu asuransi. Dengan beragam asuransi yang tersedia, kamu juga bisa belajar managemen aset dan berinvestasi sejak dini hanya di Qoala Apps atau Blog Qoala.