Saat ini, teknologi semakin canggih dan sangat berpengaruh pada setiap kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan teknologi sangat memudahkan kehidupan masyarakat dan untuk mengaksesnya pun cukup cepat. Tak hanya itu, dengan adanya teknologi, gaya hidup masyarakat juga berubah. Apalagi pada sektor keuangan, sebab siapapun kini dapat mengirim uang tanpa harus perlu ke bank atau untuk proses meminjam uang pun saat ini sudah bisa secara online. Biasanya, hal ini dikenal sebagai fintech peer-to-peer (P2P) lending. Namun, taukah kamu apa saja P2P lending terbaik saat ini?

Jangan diragukan, pertumbuhan P2P lending, khususnya di Indonesia, kini semakin pesat. Aksesnya pun cukup mempermudah bagi mereka yang ingin mendapatkan pinjaman dana. Hal ini juga sangat membantu para pelaku UMKM yang membutuhkan modal untuk mengembangkan bisnisnya. Selain untuk UMKM, ada juga fintech P2P lending yang memberikan pinjaman dana untuk pendidikan dan kesehatan sesuai dengan standar masing-masing. Biasanya, dilihat dari kelayakan kredit pinjaman, besaran nominal dan tenor pinjaman, suku bunga, hingga tingkat keamanannya.

Berbicara soal P2P lending, ada dua pendeketan yakni sebagai peminjam atau pemberi pinjaman. Bagaimanapun kedua peran ini dapat memberikan manfaat tersendiri soal financial. Sistem P2P lending ini bukanlah tanpa risiko. Sama halnya dengan kegiatan finansial lainnya, perlu waspada dan hati-hati jika ingin menjalakannya. Akan tetapi, selama paham dan mengerti bagaimana sistem dan cara kerjanya, semua akan berjalan baik-baik saja. Oleh karena itu, kamu harus memahami penjelasan dari Qoala berikut ini terkait P2P lending Indonesia dan beragam jenisnya.

Pengertian P2P Lending Terbaik

apa itu p2p lending
Sumber foto: Vitalii Vodolazskyi via Shutterstock

Sebelum kita membahas lebih jauh, sebenarnya apa itu P2P lending dan contohnya? Menurut Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016, fintech lending/peer-to-peer lending/P2P lending adalah sebuah layanan atau metode pinjam-meminjam uang dalam mata uang rupiah di Indonesia secara langsung yang menghubungkan kreditur atau lender sebagai pemberi pinjaman dan debitur atau borrower sebagai penerima pinjaman yang berbasis teknologi informasi. Fintech lending di Indonesia juga dikenal sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).

Sampai Januari 2022, total jumlah penyelenggara fintech atau P2P lending Indonesia yang terdaftar dan berizin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebanyak 103 perusahaan. OJK juga telah membatalkan Tanda Bukti Terdaftar sebagai Penyelenggara LPMUBTI kepada beberapa perusahaan fintech, seperti PT Pinjam Meminjam Global (Pinjam), PT Nusantara Digital Techno (Plaza Pinjaman), PT Unikas Indonesia Pasifik (AdaKita), dan masih banyak lagi. Selain itu, OJK mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan jasa penyelenggaraan fintech P2P lending Indonesia yang sudah terdaftar atau berizin dari OJK.

Untuk diketahui, sistem P2P Lending Indonesia ini sangat mirip dengan konsep yang diterapkan pada marketplace secara online yakni menyediakan wadah sebagai tempat pertemuan antara pembeli dengan penjual. Hanya saja, dalam P2P Lending Indonesia, sistem yang ada akan mempertemukan pihak peminjam dengan pihak yang memberikan pinjaman. Sehingga bisa dikatakan bahwa P2P Lending merupakan marketplace untuk kegiatan pinjam-meminjam uang.

Jika dibandingkan dengan mengajukan pinjaman melalui lembaga resmi seperti bank, koperasi, jasa kredit, pemerintah dan lainnya yang prosesnya jauh lebih kompleks. P2P lending dianggap lebih mudah karena hanya memerlukan akses internet. Masyarakat juga bisa mengajukan pinjaman yang didukung oleh orang-orang lain sesama pengguna sistem P2P sebagai alternatif.

Cara Kerja P2P Lending

Bagaimana sistem P2P lending? Untuk menjawabnya, ketahui cara kerja P2P lending secara umum sebagai berikut.

  1. Untuk registrasi keanggotaan yang mana pengguna (lender dan borrower) melakukan registrasi secara online melalui komputer atau smartphone
  2. Borrower merupakan pelaku pengajuan pinjaman
  3. Platform P2P lending akan menganalisa dan memilih borrower layak untuk mengajukan pinjaman, termasuk menetapkan tingkat risiko borrower tersebut
  4. Borrower terpilih akan ditempatkan oleh platform P2P lending dalam marketplace P2P lending secara online beserta dengan informasi komprehensif tentang profil dan risiko borrower tersebut
  5. Investor P2P lending nantinya akan melakukan analisa dan seleksi atas borrower yang tercantum dalam marketplace P2P lending yang disediakan oleh platform
  6. Investor P2P lending melakukan pendanaan ke borrower yang dipilih melalui platform P2P lending
  7. Borrower mengembalikan pinjaman sesuai jadwal pengembalian pinjaman ke platform P2P lending
  8. Investor P2P lending menerima dana pengembalian pinjaman dari borrower melalui platform

Sejarah P2P Lending di Indonesia dan Internasional

Sebagai pendatang baru, P2P Lending Indonesia kini menjadi produk finansial yang tengah hangat dibicarakan oleh masyarakat. Sebab, P2P Lending memberikan penawaran diantaranya keuntungan yang tinggi juga kemudahan akses dalam bentuk digital.

Seperti yang telah diketahui, perusahaan P2P Lending memiliki tujuan untuk memberikan alternatif pinjaman kepada UMKM yang tidak terjangkau oleh perbankan. Hingga pada Agustus 2019, jika dijumlah penyelenggara fintech terdaftar dan berizin OJK sebanyak 127 perusahaan di Indonesia.

Penyebab perkembangan P2P Lending Indonesia semakin pesat menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah masih rendahnya inklusi keuangan di Indonesia. Hal ini didukung dengan adanya data dari Kementerian Koperasi dan UMKM yang menyatakan bahwa lebih dari 50 juta UMKM di Indonesia dinilai belum terjangkau oleh perbankan. Sementara menurut Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), munculnya industri P2P Lending di Indonesia berawal dari rendahnya intervensi terhadap kredit. Lantas bagaimana perjalanan P2P lending hingga bisa sebesar saat ini?

  • P2P Lending di Eropa

P2P Lending pertama di dunia berasal dari Buckinghamshire, Inggris dengan nama Zopa yang telah didirikan sejak tahun 2004 oleh tim dari perusahaan internet banking, Egg Banking, dan rilis pada bulan Maret tahun 2005. Sejak awal kehadirannya, Zopa telah memberikan lebih dari US$ 3,22 M pinjaman kepada peminjam di Inggris.

  • P2P Lending di Amerika

Kemudian lanjut pada tahun 2006, P2P Lending menyebar sampai ke Amerika Serikat dengan berdirinya perusahaan bernama Prosper yang diikuti oleh Funding Circle. Perusahaan ini lebih memberikan fokus pinjaman kepada perusahaan-perusahaan kecil. Funding Circle kemudian berkembang sampai ke Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda. Awalnya, Funding Circle telah membantu 40.000 usaha kecil di seluruh dunia.

Di Amerika, terdapat dua alasan mengapa industri P2P Lending populer dan banyak diminati oleh masyarakat setempat. Pertama, dampak krisis finansial di tahun 2008 yang mengakibatkan terjadinya penutupan penyaluran kredit baru dan pemberian suku bunga yang mendekati 0% bagi deposan oleh pihak perbankan. Kedua, pembatasan yang didasarkan pada kelayakan peminjam serta diberlakukannya standar tarif peminjam yang sangat tinggi. Dan yang terakhir, pihak investor menilai bahwa jangka waktu peminjaman cukup lama, yaitu 3 tahun.

  • P2P Lending di China

Kegiatan P2P Lending versi digital di China mulai masuk sekitar tahun 2007. Keberadaan P2P Lending ini ternyata mampu memikat masyarakat untuk meminjam uang sebagai sarana investasi untuk modal usaha atau keperluan apapun. P2P Lending di China menawarkan beraga pinjaman tanpa jaminan dengan suku bunga mencapai 8 – 10% per tahun. Jadi tak perlu diragukan, jika pasar P2P Lending mengalami kenaikan hingga 44% setiap tahunnya.

Yingcan Group, perusahaan jasa konsultasi fintech di Shanghai menyebutkan bahwa jumlah fintech P2P Lending di Cina pada tahun 2018 hampir mencapai 1.021 perusahaan. Kenaikan yang cukup besar ini penyebab adalah tidak adanya campur tangan pemerintah di industri ini. Oleh karena itu, P2P Lending di Cina lebih mirip sebagai perbankan bayangan (shadow banking) yang merupakan salah satu celah irisan dari sistem perbankan yang ditetapkan oleh pemerintah Beijing. Industri yang awalnya didukung oleh pemerintah kini harus dibersihkan dengan peraturan yang lebih ketat karena dapat menimbulkan risiko yang cukup besar misalnya penipuan dan kriminalitas.

Ditakutkan banyaknya model penipuan berkedok fintech P2P Lending, pemerintah Cina telah mulai menginspeksi industri ini secara langsung. Salah satu caranya adalah dengan mengerahkan perbankan secara ketat untuk memeriksa profil investor. Pemerintah Cina juga menargetkan akan menutup perusahaan fintech P2P Lending yang menyalurkan pinjaman berisiko tinggi dan yang menggunakan skema ponzi. Selain itu, pemerintah melakukan pembatasan nominal pinjaman untuk individu maksimal 1 juta yuan dan pinjaman UMKM sebesar 5 juta yuan, serta dana investor yang harus disimpan di rekening bank kustodian.

  • P2P Lending di Indonesia

Sedangkan, untuk di Indonesia, Belum diketahui kapan pasti industri P2P Lending ini masuk, namun apabila merujuk pada peraturan yang dibuat OJK mengenai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi maka P2P Lending sudah ada sejak tahun 2016.

Regulasi Tentang P2P Lending di Indonesia

Bagaimana regulasi atau aturang tentang pengawasan peer to peer lending Indonesia? P2P lending sudah resmi diatur dan diawasi oleh OJK atau Otoritas Jasa Keuangan lewat Peraturan OJK nomor 77/POJK.01/2016 bahwa P2P lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur atau lender (pemberi pinjaman) dan debitur atau borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi informasi. Fintech lending juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).

Apakah P2P Lending Riba?

Kini, P2P lending tersedia dalam produk konvensional dan syariah. Jika kamu khawatir dengan kehalalannya, tentunya kamu bisa memilih investasi P2P lending berbasis syariah. Segala transaksi P2P lending syariah tidak bertentangan dengan hukum Islam atau dengan kata lain bukan hasil riba. Sebab, penggunaan akadnya telah disepakati bersama pada awal transaksi. Selain itu, pada P2P lending syariah, tidak ada bunga yang dapat memberatkan yang diganti dengan bagi hasil serta risiko yang ditanggung oleh masing-masing pihak. Di Indonesia sendiri, P2P Syariah disesuaikan dengan fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI nomor 117 terkait Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi.

Bicara soal risiko, kamu tentunya bisa memiliki perlindungan secara syariah dari berbagai risiko. Caranya? Temukan berbagai asuransi berbagai syariah di sini.

Daftar Platform dan Aplikasi P2P Lending Terbaik

Daftar Platform dan Aplikasi P2P Lending Terbaik di Indonesia
Sumber foto: Black Salmon via Shutterstock

Seperti yang telah dibahas, P2P Lending merupakan salah satu inovasi di bidang finansial yang mempertemukan pemberi pinjaman atau investor dengan penerima pinjaman, seperti disebutkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Umumnya, penerima pinjaman adalah pihak yang sedang bergelut di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, tidak menutup kemungkinan pinjaman juga bisa diberikan kepada pihak lainnya. Dengan memberikan pinjaman, investor akan menerima sejumlah bunga dari penerima pinjaman.

Lalu, apa saja contoh peer to peer lending yang ada di Indonesia? Kamu bisa menemukan daftar P2P lending terbaik di Indonesia termasuk pinjol terdaftar dan berizin dari OJK secara lengkap di website Otoritas Jasa Keuangan. Namun, jika kamu masih bingung memilih saat tertarik untuk investasi di bidang ini, berikut 13 rekomendasi aplikasi P2P lending terbaik di Indonesia tahun 2022 yang sudah Qoala rangkum. Beberapa di antaranya juga menjadi platform P2P lending bunga rendah, tapi tetap dengan manfaat tertinggi.

1. KoinWorks

KoinWorks adalah salah satu aplikasi P2P lending yang telah berdiri sejak tahun 2016 lalu. Bahkan, KoinWorks juga menjadi P2P lending terbaik sejak tahun 2020 maupun 2021 hingga saat ini. Menariknya, di KoinWorks, kamu bisa melakukan pendanaan mulai dari Rp100 ribu. Sebagai investor, kamu bisa memilih bidang yang ingin kamu danai, seperti pendidikan, bisnis, dan kesehatan.

KoinWorks juga telah dilengkapi dengan dana proteksi untuk meminimalisasi kerugian investor. Bunga yang ditawarkan KoinWorks juga terbilang tinggi, yakni berkisar antara 14% hingga 23% dengan tenor investasi 1-12 bulan.

Hingga saat ini, KoinWorks telah menyalurkan pinjaman Rp2,13 triliun dan TKB90 sebesar 95,66%. Jika tertarik menggunakannya, kamu bisa mengunduh aplikasi KoinWorks dapat di Google Play Store dan App Store.

2. Modalku

Selanjutnya, ada Modalku yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang P2P lending Indonesia terbaik sejak Januari 2016. Pemberi pinjaman dapat melakukan pendanaan ke pinjaman UMKM yang terdaftar di Modalku. Tak hanya itu, pemberi pinjaman juga dapat memilih jenis pinjaman yang ingin didanai berdasarkan informasi yang disediakan oleh Modalku. Contohya saja berupa peminjam, jenis usaha, jumlah pinjaman yang dibutuhkan, dan suku bunga pinjaman.

Modalku sendiri memiliki dua produk utama, yaitu Pinjaman UKM dan Invoice Financing. Pinjaman UKM adalah pinjaman tanpa jaminan untuk kebutuhan modal usaha dan perkembangan bisnis. Dengan plafon pinjaman yang dapat diberikan adalah hingga Rp2 miliar dan tenor hingga 24 bulan. Sementara untuk Invoice Financing dapat memberikan dana cepat menggunakan invoice hingga 80% dari nilai invoice dengan tenor 15-90 hari.

Total pendanaan Modalku hingga Agustus 2021 adalah Rp 25,58 triliun, seperti yang tertulis dalam laman resminya. Aplikasi pinjaman online Modalku saat ini juga sudah tersedia di Google Play Store dan App Store.

3. Akseleran

Perlu diketahui, Akseleran merupakan salah satu perusahaan yang ditujukan sebagai dana pinjaman untuk UMKM dengan konsep crowdfunding. Akseleran ini memberikan bunga imbal balik yang menarik sesuai dengan profil tingkat risiko pinjamannya.

Melalui platform Akseleran, ada ribuan pendanaan yang dihimpun dan kamu bisa bebas memilihnya sesuai dengan keinginan. Pun di setiap pendanaan, sudah tercantum informasi yang diperlukan para pendana; mulai dari bunga, tenor, agunan, dan sebagainya. Jika tertarik dengan P2P lending satu ini, kamu bisa mengunduhnya di Google Play Store dan App Store.

4. Amartha

Aplikasi P2P Lending terbaik yang selanjutnya adalah Amartha. Amartha berdiri pada tahun 2010 silam sebagai microfinance. Pada tahun 2016, Amartha akhirnya menjadi perusahaan P2P Lending.

Startup P2P Lending ini lebih fokus pada pendanaan UMKM di pedesaan dan pelosok yang belum punya akses kredit ke perbankan. Nilai pinjaman di Amartha mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 15 juta dengan tenor investasi 6-12 bulan.

Dilansir dari laman resminya, Amartha telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 4,21 triliun dan memberdayakan 762.652 pengusaha mikro. Untuk tren kegagalan pengembalian pinjamannya pun rendah, yaitu TKB90 mencapai 96,39%.

Penasaran dengan aplikasi P2P lending yang satu ini? Kamu bisa segera mengunduh aplikasi Amartha di Google Play Store dan App Store.

5. Investree

Investree adalah salah satu pionir P2P lending Indonesia yang mulai beroperasi sejak tahun 2015. Ada dua jenis pinjaman yang dapat kamu berikan melalui Investree, yaitu pinjaman bisnis dan pinjaman lainnya. Pinjaman bisnis lebih meliputi invoice financing buyer financing, working capital term loan, dan pinjaman toko online. Sementara untuk pinjaman lainnya meliputi Surat Berharga Nasional (SBN) dan reksa dana for Lender, hasil kerja sama Investree dengan Tanamduit.

Kamu bisa memberi pinjaman mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 50 juta di Investree. Jika kamu memberi pinjaman di Investree, kamu akan mendapat bunga sebesar 12%-18% setahun dengan tenor investasi 1-12 bulan.

Dilansir dari laman resminya hingga Agustus 2021, Investree mencatat total fasilitas pinjaman Rp 11,45 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp 7,80 triliun. Sementara itu, Investree juga menjadi salah satu P2P lending dengan TKB90. TBK90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara fintech-peer-to-peer (P2P) lending dalam memberikan fasilitas penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu hingga 90 hari terhitung sejak jatuh tempo. Untuk rata-rata tingkat pengembalian (return) tercatat 16,6% per tahun dan Tingkat Keberhasilan 90 (TKB90) mencapai 97,75%. Karena sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK, kamu tidak perlu khawatir lagi soal isu-isu Investree yang menjadi penipu atau gagal bayar. Sebab, keamanannya sudah terjamin.

Bagi kamu yang ingin mencoba pinjaman online syariah melalui P2P lending tanpa riba, Investree juga bisa menjadi salah satu pilihan P2P lending syariah terbaik. Melalui produk Sharia Funding atau Pendanaan Pembiayaan Syariah di Investree, investor akan langsung menerima ujrah yang dibayarkan oleh penerima pembiayaan beserta prinsipal dengan besaran imbal hasil atraktif hingga 20% p.a. Jadi, apakah kamu tertarik mencoba aplikasi P2P lending syariah ini? Aplikasi Investree dapat diunduh melalui Google Play Store dan App Store.

6. TaniFund

TaniFund juga hadir sebagai pilihan peer to peer lending terbaik lainnya. TaniFund adalah aplikasi P2P lending yang berokus pada industri agrikultur di Indonesia. Melalui TaniFund, kamu juga dapat melakukan pendanaan yang memberikan dampak sosial terhadap ketahanan pangan di Indonesia hingga kesejahteraan para petani.

TaniFund menawarkan beberapa keunggulan, salah satunya adalah modal kecil dengan pendanaan mulai dari Rp100.000 untuk memberikan dampak besar. Selain itu, manfaat bunganya juga cukup menarik hingga hingga 18% p.a dengan perhitungan yang adil. Melalui akses permodalan dan akses pasar, kamu bisa memberikan dampak sosial untuk membantu kesejahteraan para petani. Soal keamanan pun tidak perlu diragukan karena TaniFund menawarkan pendampingan lapangan oleh pakar pertanian untuk memastikan pertumbuhan dana kamu.

7. Asetku

Pilihan aplikasi peer to peer lending lainnya adalah Asetku. Apa itu P2P lending Asetku? Asetku juga menjadi salah satu P2P lending dengan bunga yang menarik, yaitu dengan besaran bunga sekitar 12-24%. Fokus kegiatannya berada pada layanan pinjam-meminjam micro lending dan consumer lending.

Tak hanya memberikan bunga menarik kepada kedua pihak, Asetku juga menawarkan kenyamanan bertransaksi. Asetku menyediakan produk pendanaan dengan tenor 1 hingga 12 bulan.

8. GandengTangan

GandengTangan merupakan perusahaan fintech yang menggunakan konsep crowdlending, di mana dana yang disumbangkan oleh donator akan dikembalikan lagi secara berkala oleh para peminjam dengan return hingga 12% per tahun.

GandengTangan juga akan menyeleksi usaha yang akan didanai melalui platformnya. Untuk itu, pelaku usaha yang ingin menggunakan layanan ini perlu mengajukan proposal dan memenuhi beberapa persyaratan. Seperti memiliki model bisnis atau alur pemasukan yang jelas, minimal sudah berjalan selama 6 bulan dan tidak dalam kondisi bangkrut atau gulung tikar.

Dengan layanan ini, para pemilik usaha tidak akan dikenakan bunga pinjaman. Namun, GandengTangan akan mengambil potongan sebesar 5% dari total pinjaman yang diterima pengusaha. Di sisi lain, para donatur yang berniat memberikan donasi bisa melakukan deposit awal sebesar Rp 100 ribu. Selanjutnya, dana yang telah diinvestasikan akan dikembalikan secara otomatis ke donatur.

9. Mekar

Mekar merupakan salah satu platform online untuk pendanaan pinjaman UMKM Indonesia. Mekar telah berhasil meraih penghargaan The Best P2P Platform in Indonesia dari Global Wealth and Society Awards pada tahun 2019. Mekar secara konsisten telah menjadi platform yang mampu membawa dampak positif di Indonesia dengan memfasilitasi pendanaan lebih dari 48.000 pinjaman.

Hingga Juli 2019, platform P2P ini telah memfasilitasi pembiayaan lebih dari 55.500 pinjaman usaha untuk pelaku UMKM yang tersebar di 112 kota dan kabupaten di 13 provinsi di Indonesia, dengan angka pinjaman bermasalah yang sangat rendah yaitu 0,2%.

10. Danamas

Danamas juga menjadi salah satu aplikasi P2P Lending terpercaya dan terpopuler di Indonesia. Aplikasi yang satu ini masih menjadi bagian dari Sinar Mas Group, jadi bisa dipastikan bahwa Danamas sudah mendapatkan izin operasional P2P lending dari OJK.

Dilansir dari laman resminya, Danamas telah mengklaim bahwa mereka bisa menguntungkan baik pihak peminjam atau pemodal. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh pemodal. Contohnya saja mendapatkan pengembalian pokok dan bunga secara bulanan hingga dana yang dipinjamkan sudah pasti ter-cover asuransi hingga 99%. Sementara untuk keuntungan yang didapatkan oleh peminjam misalnya proses pengajuan yang tidak terbelit-belit.

Kemudian, Danamas lebih fleksibel dalam mengatur pengembalian yang bisa disesuaikan dengan pendapatan yang sudah diperoleh. Penasaran dengan Danamas? Kamu bisa segera mencobanya dengan mengunduh aplikasinya di Google Play Store dan App Store.

11. Kredit Pintar

Kredit Pintar adalah aplikasi penyedia layanan pinjaman online tanpa agunan lainnya yang bisa kamu jadikan opsi. Suku bunga yang ditawarkan juga terbilang rendah yaitu sebesar 5,17 persen untuk tenor 3 bulan. Besaran suku bunga ini menjadi langkah yang telah disesuaikan dengan upaya pemerintah untuk membatasi suku bunga pinjaman.

Hal ini menjadi usaha untuk meningkatkan kepercayaan, keamanan, serta keterjangkauan pinjaman konsumen digital. Produk pinjaman yang ditawarkan tersedia dalam beberapa periode pinjaman online, mulai dari 91 hari hingga 360 hari.

12. Findaya

Selanjutnya, fintech P2P lending yang bisa jadi pilihan adalah Findaya. Findaya merupakan salah satu fintech terbaik di Indonesia yang memberikan layanan finansial berbasis teknologi dengan misi sosial untuk mendorong inklusi keuangan serta ekonomi digital di tanah air.

Findaya sendiri berada di bawah naungan PT Mapan Global Reksa. Salah satu layanannya yang paling terkenal adalah fitur finansial untuk pengguna Gojek melalui Gopay Paylater.

13. KLIKACC

Hampir sama dengan perusahaan P2P lainnya, KLIKACC adalah perusahaan yang menyediakan layanan peminjaman secara online dengan sistem kemitraan. Kamu tak perlu ragu dengan keamanan dana di sini karena KLIKACC didukung oleh bank BCA serta telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan populer dan besar di Indonesia seperti Anahata Wisata, CCSI, iForte, Tokopedia, XL Axiata, dan Indosat yang turut mendanai jaringan mitra perusahaan.

Tujuan dari berdirinya KLIKACC ini adalah membuka fasilitas pendanaan seluas-luasnya bagi pengusaha pemula agar di tanah air semakin banyak masyarakat yang mandiri dengan menjadi pengusaha. Hal ini direalisasikan dengan mengupayakan peminjam memperoleh pinjaman dari pihak investor sesuai kriteria investasi yang diinginkan. Investor dapat menyeleksi calon peminjam sesuai profil dan riwayat keuangannya.

Keuntungan Investasi P2P Lending

Keuntungan Investasi P2P Lending
Sumber foto: Panchenko Vladimir via Shutterstock

Salah satu keuntungan dari investasi P2P Lending Indonesia yang sudah sering didengar antara lain mudah dan praktis soal pendaftarannya. Terlebih lagi sekarang sudah banyak teknologi yang memudahkan untuk melakukan investasi secara online. Namun, tak hanya itu saja. Ada beberapa keuntungan investasi P2P lending lainnya yang bisa didapatkan.

1. Return Cenderung Tinggi

Adanya potensi keuntungan investasi P2P lending yang paling utama adalah return yang lebih tinggi daripada instrumen tradisional seperti deposito. Pada beberapa platform P2P lending terbaik, return atau bunga yang diterima investor bahkan bisa menyentuh 21 persen per tahun. Tidak heran jika investasi P2P Lending mulai banyak peminatnya.

Melalui P2P lending ini juga, perusahaan fintech biasanya akan melakukan kurasi terlebih dulu terhadap pengajuan pinjaman. Sebab, investor akan lebih mudah mengetahui latar belakang si peminjam dan risiko yang akan ditanggung.

2. Akses Pinjaman Berkualitas

Keuntungan P2P Lending selanjutnya adalah akses pinjaman yang cukup mudah dan berkualitas. Hal ini menjadi penyebab mengapa pembiayaan P2P Lending telah menjadi alternatif yang bagus untuk mendapatkan modal. Selain kemudahan proses aplikasi dalam pengajuan pinjaman sebagai cara untuk dapat modal usaha, dananya juga bisa kamu gunakan untuk kebutuhan pribadi. Dengan hadirnya pendanaan P2P Lending Indonesia, bank dan pemodal ventura bukan lagi satu-satunya sumber modal dalam hal ini.

Pada umumnya, setiap pemberi dana yang tergabung di dalam suatu platform P2P Lending akan diberi kebebasan untuk memilih sendiri jenis UKM yang akan dibantunya. Setiap UKM nantinya akan lebih memiliki tingkat resiko dan tingkat pengembalian yang berbeda untuk investor. Semakin besar resiko dari sebuah UKM yang dipilih, tentunya akan memberikan bunga pengembalian yang juga cukup besar.

Jika dilihat dari sisi peminjam, pembiayaan P2P Lending ini dianggap sangat sesuai untuk usaha kecil karena produknya tidak memerlukan aset atau jaminan. Kelayakan kredit yang diberikan sebagian besar dinilai melalui data kesehatan sebuah bisnis dan keuangan dari bisnis tersebut.

3. Disverifikasi Pinjaman

Terakhir, pembiayaan P2P lending saat ini tidak hanya mampu menarik perhatian para pemilik bisnis, namun juga perhatian para investor. Sebab, dengan P2P lending, sebagian besar investor akan mendapatkan tawaran berupa sebuah instrumen investasi. Hanya membiayai usaha kecil yang berkualitas, investor sudah bisa mendapatkan pengembalian investasi yang tinggi dalam periodik tertentu yang telah ditetapkan.

Di sisi lain, keuntungan tambahan seperti hambatan masuk yang rendah dan fleksibilitas juga akan menjadi sangat menarik bagi para investor. Faktanya, pada platform pembiayaan P2P lending, investor bebas memilih perusahaan dan bisnis mana yang akan diinvestasikan dan berapa banyak yang ingin mereka investasikan. Jenis investasi ini akan menyebarkan risiko yang ada kepada banyak investor, di mana akan sangat bagus untuk menjadi pembelajaran bagi para investor pemula tentang pentingnya diversifikasi.

Dengan adanya P2P Lending, investor juga dapat dengan mudah memperluas portofolio investasinya dengan menyebarkan atau mendistribusikan dananya ke berbagai peminjam. Hal ini pun juga akan mengurangi risiko kerugian apabila terjadi gagal bayar pada peminjam yang diinvestasikan.

Resiko Investasi P2P Lending

resiko investasi peer to peer lending
Sumber foto: MaximP via Shutterstock

Selain keuntungan, potensi kerugian dalam investasi P2P lending tentu saja juga ada. Salah satu risiko berinvestasi di P2P lending adalah dana pinjaman yang tak kembali. Tak hanya itu, ada beberapa risiko lainnya yang bisa saja terjadi saat melakukan investasi P2P lending ini, apa saja?

1. Adanya Risiko Investasi Hilang

Investor juga perlu menyadari bahwa sejak awal mereka menanggung sepenuhnya resiko gagal bayar kredit. Pengelola P2P lending tidak menyerap kerugian jika kreditor menunggak. Alhasil, jika kreditur menunggak, investor harus siap kehilangan dana mereka.

Konsep resiko ini berbeda dengan di perbankan. Di bank, deposan tidak akan menghadapi resiko kredit karena resiko tersebut ditanggung bank. Meskipun kreditur menunggak atau gagal bayar, uang deposan kembali secara utuh.

Secara pelaporan, pengelola P2P mencatat pinjaman tidak di dalam buku (on balance sheet), namun off balance sheet karena mereka tidak menanggung resiko atas kerugian pinjaman tersebut. Dalam konteks ini, kemampuan pengelola P2P untuk mengatur resiko kredit menjadi kompetensi yang sangat krusial buat investor. Setiap pinjaman pasti mengandung resiko kredit, tinggal bagaimana kemampuan risk management dan collection mengelola kredit tersebut.

2. Investasi Tidak Bersifat Likuid

Perlu diketahui bahwa dalam melakukan investasi di P2P Lending, sebagai pemberi pinjaman (lender) tidak dapat menarik dana di tengah jalan. Biasanya, setiap perusahaan P2P Lending punya aturan tersendiri dalam ketentuan pencairan dana. Tenor investasi yang ditawarkan oleh perusahaan P2P Lending biasanya dari 3 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun.

3. Beresiko Platform P2P Tutup

Satu lagi risiko besar buat lender saat berinvestasi di P2P Lending adalah penyalahgunaan dana. Jika kamu tidak jeli memilih perusahaan P2P Lending dengan kredibilitas buruk, tidak terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bisa saja mereka kurang pandai memutar uangmu.

Alhasil, perusahaan P2P Lending lending tempat kamu menanamkan modal, ludes karena bangkrut. Bahkan, bisa saja hilang dibawa kabur oleh pemilik perusahaan P2P Lending yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menghindari risiko-risiko tersebut dalam berinvestasi di P2P Lending, ada baiknya kamu memilih perusahaan yang terdaftar dan diawasi OJK maupun Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Tips Memilih P2P Lending Terbaik

Hanya dengan modal yang kecil, kamu sudah bisa berinvestasi sejak dini melalui Peer to Peer Lending (P2P Lending) ini. Investasi P2P lending makin populer karena kemudahannya dalam berinvestasi hingga prospek keuntungannya. Perhatikan cara memilih investasi P2P Lending berikut ini untuk menghindari risiko dan meraup keuntungan.

1. Pahami Resiko Kredit

Meski potensi keuntungan dari investasi P2P lending ini terbilang tinggi, risikonya pun sama tinggi. Selalu ada kemungkinan terjadinya pembayaran yang terlambat, atau bahkan kondisi gagal bayar pada dana yang telah dipinjamkan. Dalam artian, investasi ini bisa saja tidak memberikan keuntungan, malah modal bisa lenyap.

2. Ketahui Tentang Resiko Bubar

Demi dapat memilih investasi P2P lending terbaik, kamu perlu memahami juga soal risiko bubar perusahaan penyedia tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui track record dari platform tersebut. Track record perusahaan dalam bisnis yang mereka jalankan adalah salah satu pertimbangan yang penting. Pastinya kamu tidak ingin bergabung dengan perusahaan pendanaan yang tidak profesional dan memiliki track record buruk di dalam bisnisnya. Apalagi sampai berujung bubar.

Luangkan waktu untuk sekadar melihat dan mempelajari laporan keuangan perusahaan, sehingga kamu bisa memastikan kelayakan perusahaan tersebut. Hal ini akan membantu kamu dalam mengambil keputusan, termasuk untuk memperhitungkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan ketika bergabung dengan mereka.

3. Rencanakan Mitigasi Resiko

Selain memikirkan soal keuntungannya, kamu juga harus memperhatikan risiko yang akan timbul di masa akan datang. Oleh sebab itu sangat penting untuk memilih P2P Lending terbaik. Di platform P2P Lending Indonesia biasanya sudah menyiapkan mitigasi risiko apabila terjadi hal-hal yang di luar perencanaan. P2P Lending terbaik sudah terdaftar dan diawasi penuh oleh Otoritas Jasa Keuangan. Tak hanya itu, jajaran manajemen platform P2P Lending terbaik memiliki pengalaman yang cukup dalam industri keuangan, dan sudah lama dalam mengelola pendanaan. Terakhir, P2P Lending terbaik juga selalu menyajikan statistik yang bisa dianalisa jumlah pendanaan yang telah disalurkan, dan tingkat keberhasilan bayarnya hampir berada di angka 100%.

Nah, miliki juga perlindungan terbaik untuk kondisi keuanganmu dari berbagai risiko dengan memiliki asuransi sembari berinvestasi.

Itulah daftar dan review P2P lending Indonesia yang bisa kamu jadikan pertimbangan. Tak perlu khawatir, pada beberapa platform memang ada asuransi yang menjamin sebagian dana pinjaman, tapi tetap saja jika terjadi risiko kredit maka uang peminjam tidak akan balik 100 persen. Maka dari itu penting buat kamu yang berniat investasi P2P lending untuk memilih platform yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di samping itu, kamu juga perlu benar-benar mempelajari berbagai aspek, mulai dari profil peminjam dana sampai profil perusahaan P2P lending sebelum mengambil keputusan investasi. Jika kamu masih ragu, kamu juga bisa melakukan investasi yang cukup aman dengan asuransi investasi. Pada produk ini kamu akan mendapatkan dua manfaat sekaligus. Pertama, manfaat asuransi dan yang kedua manfaat investasi. Untuk pilihannya pun beragam, kamu bisa melihatnya lebih lengkap di Qoala App atau membacanya lebih jelas di Blog Qoala.