Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatur keuangan rumah tangga yang berbeda-beda. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus memiliki cara yang tepat. Salah satu kuncinya adalah disiplin dan konsisten menjalankan pengaturan. Pastinya, tantangan menyangkut kondisi kantong nyaris tidak pernah habis. Apalagi, beberapa jenis harga barang naik dan biaya jasa layanan juga biasanya ikut-ikutan naik. Kalau salah strategi, bisa jadi kondisi keuangan kamu akan terus menurun.

Mengapa mengatur keuangan itu penting? Jika berbicara tentang uang, pastinya kamu dan pasangan harus terbuka dan juga transparan. Dengan mengatur keuangan rumah tangga bersama, kamu dilatih untuk disiplin dengan membuat anggaran rumah tangga dan tentunya hal ini membutuhkan komunikasi yang lancar.

Selain itu, dengan kamu pintar mengatur keuangan rumah tangga bersama pasangan akan menjamin rencana keuangan masa depan. Sebab untuk memiliki kehidupan yang layak dan masa depan yang tenang dibutuhkan pengetahuan akan alokasi dana yang harus disisihkan dari penghasilan setiap bulannya. Dan yang paling penting adalah dengan mengatur keuangan rumah tangga akan menjauhkan kamu dari segala jenis hutang. Karena kamu dan pasangan sudah memiliki alokasi dana yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan utama, hingga kebutuhan lainnya. Kira-kira bagaimana tips cara mengatur keuangan rumah tangga yang tepat? Berikut ini Qoala akan berikan ulasan lengkapnya.

1. Catat Pemasukan dan Pengeluaran Rumah Tangga

Catat Pemasukan dan Pengeluaran Rumah Tangga
Sumber Foto: wichayada suwanachun Via Shutterstock

Mencatat arus masuk pengeluaran dan pemasukan keuangan hanya membutuhkan waktu sebentar. Bahkan, di zaman digital seperti sekarang, kamu tidak perlu repot lagi mencatat secara manual di kertas. Manfaatkan aplikasi-aplikasi pencatatan keuangan yang banyak tersedia di ponsel pintar. Apa saja yang perlu dicatat? Sesuai namanya, buatlah dua bagian utama yaitu pemasukan dan pengeluaran. Di kolom pemasukan, kamu dapat mencantumkan sumber-sumber penghasilan, mulai dari gaji rutin, bonus, pendapatan sampingan, dan lain-lain. Sedangkan di kolom pengeluaran, perinciannya lebih banyak lagi. Ada pos biaya rutin seperti anggaran makan, transportasi, listrik, air, tagihan KPR, dan kartu kredit, dan tagihan lainnya. Pos pengeluaran lain seperti pos biaya sekolah anak, pos pengeluaran pribadi untuk hobi jangan lupa cantumkan juga.

Membiasakan diri mencatat uang masuk dan uang keluar dapat membantu kamu lebih waspada dengan kondisi keuangan. Selain itu, mencatat keuangan membantu kamu mengetahui apakah kantong kamu surplus atau defisit. Pos-pos pengeluaran mana saja yang bisa kamu hemat.

Kamu juga bisa menggunakan tips berikut yaitu merencanakan anggaran bulanan secara tertulis, dengan membagi daftar pengeluaran menjadi dua, yaitu: kebutuhan primer dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer antara lain: makan, biaya transportasi, tagihan listrik, air serta telepon, cicilan rumah, motor serta mobil dan lainnya. Sedangkan kebutuhan tersier antara lain: anggaran untuk shopping baju, traveling, hingga anggaran hangout dengan teman atau rekan kerja.

Merencanakan daftar belanjaan sangat efisien karena dengan belanja dalam jumlah grosir, harga akan jauh lebih murah, sehingga kamu bisa lebih hemat untuk membeli makanan dan memiliki tabungan yang lebih banyak. Selain membiasakan diri membuat anggaran rencana belanja bulanan, kamu juga harus membiasakan diri untuk mematuhi anggaran keuangan yang sudah dibuat.

2. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting

Setelah mencatat pengeluaran dan pemasukan dalam jangka waktu satu bulan, saatnya untuk memikirkan kembali prioritas-prioritas pengeluaran dan belanja sehari-hari, misalnya seberapa sering kamu harus mengagendakan untuk makan di luar, dan seberapa banyak biaya yang dapat dihemat jika memasak di rumah.  Jangan salah, membuat prioritas keuangan tidak berarti kamu sama sekali tidak boleh mengalokasikan dana untuk kebutuhan-kebutuhan selain kebutuhan primer. Hanya saja, ada batasan seberapa banyak kamu bisa menghabiskan dana untuk keinginan atau hal-hal yang masuk kebutuhan sekunder.

Dalam rumus 50/30/20, misalnya, ada alokasi sekitar 30 persen dari pengeluaranmu untuk hal-hal yang bersifat keinginan. Apabila total biaya yang digunakan untuk keinginan, seperti nonton bioskop, makan di restoran, atau membeli buku baru, ternyata melebihi 30 persen, mungkin kamu perlu mempertimbangkan sebagian keinginan yang bisa dikurangi atau bahkan dicoret seluruhnya.

Catatan penting bila kamu dan pasangan sama-sama ingin menerapkan cara hidup hemat dalam rumah tangga yaitu harus sudah bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Hal ini penting agar ke depannya, jangan sampai kamu ataupun pasangan mendahulukan keinginan daripada kebutuhan. Pasalnya jika hal ini sampai terjadi, maka kamu akan mendapatkan kesulitan di masa depan, terutama apabila memiliki tujuan keuangan yang cukup banyak dan ingin diwujudkan.

3. Buat Rencana Pengeluaran Setiap Bulan

Pastikan kamu memiliki rencana keuangan perbulannya. Kemana saja uang kamu dan pasangan harus dialokasikan serta kebutuhan yang harus dibeli setiap bulannya. Banyak ahli yang menyarankan mempertimbangkan rasio ideal saat menentukan biaya rumah tangga keseluruhan. Oleh karena itu para ahli menyarankan kamu mengadopsi aturan 50/30/20 untuk menganggarkan after-tax income (pendapatan setelah dipotong pajak). Fokusnya adalah 3 area pengeluaran, yakni kebutuhan hidup atau rumah tangga, pengeluaran fleksibel, dan tujuan finansial jangka panjang:

  • Alokasikan 50 persen dari pemasukan untuk kebutuhan hidup atau rumah tangga termasuk utilitasnya, makanan transportasi, dan bahan bakar
  • Alokasikan 30 persen untuk pengeluaran fleksibel. Kategori pengeluaran ini termasuk hal-hal yang inginkan meski tidak dibutuhkan, misalnya saja hadiah ulang tahun, tiket nonton bioskop, gym membership, kopi pagi hari, dan sebagainya
  • Alokasikan 20 persen untuk tujuan finansial jangka panjang seperti dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan bagi buah hati, serta untuk melunasi seluruh utang.

4. Hindari Hutang Konsumsi

Tips cara mengatur keuangan keluarga atau rumah tangga agar tidak boros yang paling baik sebenarnya adalah menghindari hutang terutama hutang konsumtif. Karena tagihan dan kewajiban membayar hutang bisa menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga terganggu. Namun, ada juga sejumlah faktor yang mau tidak mau membuat kamu dan pasangan harus berhutang. Solusinya, bila memang harus terpaksa berhutang, pergunakanlah untuk hal-hal yang merupakan kebutuhan pokok namun tidak dapat dipenuhi dalam waktu dekat. Contoh, cicilan rumah. Di luar itu, sebaiknya hindari untuk mempunyai hutang. Perlu diketahui juga bahwa yang wajib dilakukan untuk mengatur keuangan yang baik adalah menjaga rasio utang. Kamu bisa memastikan kewajiban untuk membayar tagihan hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang dimiliki. Jika lebih dari itu, keuangan rumah tangga pasti akan terganggu.

Ketentuan dalam berutang juga dijelaskan di dalam surah Al Baqarah Ayat 282, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah ia menuliskan…”

Meskipun diperbolehkan, Islam menganjurkan untuk berutang hanya di situasi mendesak atau keadaan darurat. Jika mempunyai utang, maka umat Muslim wajib melunasi utangnya tersebut. Seandainya pemilik utang itu meninggal dan menyisakan utang, ahli warisnya wajib melunasi utang tersebut.

5. Segerakan Membayar Tagihan Rumah Tangga

Jangan lupa, saat mendapatkan gaji, hal pertama yang haru dilakukan adalah membayar semua tagihanmu di awal, dari mulai tagihan listrik, telepon, cicilan, dan lain sebagainya. Hal ini penting, agar tidak mengganggu biaya kebutuhanmu sehari-hari. Dengan memisahkan atau membayarkannya terlebih dahulu tentu akan membuatmu lebih tenang untuk mengatur pengeluaran bulanan lainnya. Di samping itu, pilih cara pembayaran termudah agar kamu tetap semangat bayar tagihan. Misalnya, melalui e-commerce yang menyediakan bantuan untuk pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, TV kabel, dan gas PGN.

6. Miliki Dana Darurat Keluarga

Tips cara mengatur keuangan keluarga atau rumah tangga berikutnya adalah mempersiapkan dana darurat. Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, tidak semuanya bisa berjalan mulus sesuai yang direncanakan. Banyak hal yang tiba-tiba saja terjadi di luar rencana. Contoh yang sering terjadi adalah musibah seperti kecelakaan, PHK, hingga krisis ekonomi yang berskala besar. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut terjadi, maka sumber penghasilan rumah tangga bisa terganggu. Saat itulah manfaat memiliki anggaran dana darurat bisa dirasakan.

Dilansir dari beberapa sumber, untuk yang sudah menikah dan punya anak, siapkanlah setidaknya 12 bulan dari pengeluaran bulanan. Adapun daftar pengeluaran untuk menghitung jumlah dana darurat yang harus disiapkan adalah kebutuhan pokok misalnya konsumsi harian, tagihan rutin bulanan (listrik, internet, air), transportasi, pembayaran sewa rumah/kos (jika ada), hingga pengeluaran seperti utang misalnya cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Pengeluaran ini tidak termasuk hiburan seperti liburan karena sifatnya bukanlah pengeluaran wajib.

Cara untuk mengumpulkan dana darurat tersebut adalah dengan mengalokasikan 10% dari penghasilan bulanan (gaji) sampai terkumpul dana daruratmu. Namun, tak masalah juga kalau kamu hanya bisa mengumpulkan di bawah 10% dari gaji setiap bulannya. Sebab, yang terpenting adalah konsisten dan punya target yang jelas supaya kamu siap jika ada keadaan darurat.

7. Rutin Menabung dan Investasi

Meski merupakan langkah yang cukup sulit untuk dilakukan, tips cara mengatur keuangan keluarga atau rumah tangga yang tak kalah penting juga yaitu dengan memulai investasi sedini mungkin. Perlu diketahui, investasi ini sangatlah penting, terlebih ketika berumah tangga, kamu dan pasangan mungkin akan memiliki banyak tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama. Dengan berinvestasi, kamu dan pasangan juga akan memiliki transportasi yang bisa membawa kalian untuk lebih cepat sampai ke tujuan keuangan. Sebagai catatan, investasi juga dapat menjadi salah satu sarana agar kamu dan pasangan terhindar dari risiko inflasi di masa depan.

Jika mengacu dengan metode 50/30/20, maka besaran uang yang perlu kamu tabung adalah 20% dari total penghasilan. Misalnya, pada keuangan rumah tangga dengan penghasilan sebesar 10 juta rupiah setiap bulannya. Dengan begitu, besaran nominal tabungan setiap bulannya adalah minimal 2 juta rupiah. Namun, persentase angka tabungan ini bisa saja berbeda-beda di setiap rumah tangga. Jika kamu bisa mengurangi pengeluaran dari keinginan sebesar 30%, maka besaran tabungan bisa saja meningkat. Sebagai catatan, keuangan yang baik adalah menjaga aliran dana yang masuk sehingga pengeluaran tidak melebihi pendapatan. Oleh sebab itu, kamu bisa menggunakan metode 50/30/20 untuk berlatih kedisiplinan dalam mengatur keuangan pribadi dan rumah tangga.

8. Miliki Asuransi untuk Seluruh Keluarga

Tips cara mengatur keuangan keluarga atau rumah tangga yang lainnya yaitu dengan memiliki asuransi untuk setiap anggota keluarga. Kebanyakan dari kamu merasa bahwa asuransi ini merupakan hal yang tidak penting, padahal sebenarnya tidak begitu. Sebagai catatan, fungsi utama dari asuransi adalah untuk meminimalisir risiko arus kas keuangan. Jadi perlu dipahami, asuransi bukanlah bagian dari investasi, tetapi untuk melindungi masa depan dari risiko terkena penyakit, kecelakaan, hingga meninggal dunia.

Kamu pasti tahu bahwa jika sakit, biaya pengobatan tergolong cukup mahal. Bahkan, biaya kesehatan termasuk biaya yang mengalami kenaikan paling tinggi bila dibandingkan dengan biaya lainnya. Maka dari itu, asuransi sangatlah penting untuk kamu dan keluarga. Setidaknya, milikilah asuransi kesehatan sebagai salah satu proteksi utama kamu. Sehingga, ketika salah satu anggota keluarga sakit, kamu tidak akan kebingungan darimana biaya pengobatannya.

Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan dan memberikannya proteksi atau perlindungan. Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu dan pasangan pastinya akan mendapat perlindungan finansial jika terjadi risiko kesehatan. Selain asuransi kesehatan, merawat diri dengan perlindungan jiwa alias asuransi jiwa juga perlu dilakukan. Beberapa polis asuransi jiwa saat ini menawarkan opsi percepatan manfaat. Nantinya, manfaat atau jaminan kematian dapat dibayarkan saat tertanggung masih hidup.

Contohnya, ketika suami yang berusia 50 tahun membeli asuransi tersebut. Maka dapat mengajukan klaim asuransi untuk biaya perawatan suami ketika sakit. Kemudian, pihak asuransi akan mengurangi manfaat kematian dengan jumlah uang yang sudah cair untuk biaya pengobatan. Nanti, saldo sisanya akan dibayarkan apabila suami meninggal dunia.

Asuransi jiwa dapat digunakan untuk mengganti aliran pendapatan bagi pasangan yang masih hidup. Selain itu, memberi jaminan untuk ahli waris, mengganti nilai aset, memaksimalkan pensiun, dana kuliah untuk anak dan cucu, dan manfaat lainnya.

Lalu, bagaimana tips cara mengatur keuangan keluarga atau rumah tangga dengan penghasilan gaji minim sebesar 1 juta, tapi tetap ingin memprioritaskan kepemilikan asuransi? Tentu saja tetap bisa. Pasalnya, kini sudah ada banyak pilihan produk asuransi terbaik dengan harga terjangkau. Caranya adalah dengan memilih asuransi kelas menengah agar tagihan premi asuransi per bulan tetap ringan. Dengan begitu, kamu tetap bisa menyisihkan sedikit nominal demi kesehatan yang terjamin serta aset-aset dan kondisi keuanganmu tetap terlindungi.

9. Manfaatkan Promo untuk Berhemat

Agar pengeluaran bulanan aman, tips cara mengatur keuangan keluarga atau rumah tangga dengan gaji 5 juta berikutnya adalah berbelanja dengan memanfaatkan promo. Hal ini untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan atau sangat mepet dengan perkiraan anggaran bulanan. Dengan berbelanja mengandalkan promo kamu juga dapat menyimpan uang yang tersisa di tabungan dan menggunakannya untuk bulan depan nanti.

Tak bisa dipungkiri, berbelanja menggunakan harga diskon sangat menyenangkan. Akan tetapi, berhati-hatilah supaya penawaran itu bukan malah menjebak untuk semakin bertindak boros. Lantas, bagaimana sih cara yang tepat dalam menghemat pengeluaran menggunakan penawaran seperti itu?

Manfaatkan untuk Bayar Tagihan

Setiap orang sudah pasti memiliki anggaran rutin untuk membayar berbagai jenis tagihan bulanan. Mulai dari pembayaran tagihan air dan listrik, internet, televisi berbayar, hingga layanan streaming. Jika biasanya kamu membayar tagihan secara langsung dengan bantuan rekening bank tanpa benefit apapun, maka kini saatnya memanfaatkan pembayaran via aplikasi.

Pasalnya, aplikasi e-commerce kerap memberi penawaran berupa cashback yang cukup menarik di setiap transaksi. Bahkan, nilainya terbilang besar meski tetap disesuaikan lagi dengan transaksi yang dilakukan.

Percayalah, ketika kamu memanfaatkan cara pembayaran melalui aplikasi tersebut dengan rutin, bukan tak mungkin jika nilai cashback yang didapatkan cukup besar sehingga bisa dibelanjakan lagi. Dengan begitu, penghematan di beberapa pos belanja bisa dilakukan dari pendapatan cashback di setiap transaksi pembayaran tagihan atau utilitas.

Gunakan untuk Pembayaran Transaksi Utama

Saat ini, ada banyak jenis aplikasi yang membebaskan kamu dari kewajiban pembayaran biaya transfer saat bertransaksi jika saldo mengendap hingga limit tertentu. Aplikasi semacam ini yang bisa dimanfaatkan sebagai rekening untuk segala bentuk transaksi utama. Dengan begitu, kamu bisa membayar segala kebutuhan tanpa takut saldo terkuras hanya untuk sekedar biaya transfer antar bank. Coba bayangkan berapa besar nilai penghematan di setiap bulannya jika kamu menggunakan aplikasi pembayaran seperti ini. Cukup menarik, bukan?

Maksimalkan untuk Menambah Point rewards dari Kartu Kredit

Jika kamu tercatat sebagai salah satu nasabah pemegang kartu kredit, pasti paham bahwa ada pemberian poin untuk setiap transaksi dengan nilai tertentu. Contohnya, setiap minimal transaksi sebesar Rp10 ribu, maka kamu berhak mendapatkan satu point rewards. Poin tersebut tentu bisa dimanfaatkan agar kegiatan belanja jadi super hemat. Kok bisa? Tentu bisa, misalnya nih jumlah poin dari kartu kredit tersebut telah mencapai angka 50 ribu point rewards. Kamu bisa menggunakan poin tersebut layaknya diskon atau potongan harga dari transaksi senilai Rp50 ribu.

Selain digunakan sebagai promo diskon, poin hadiah ini juga bisa digunakan untuk menutup besar biaya iuran tahunan dari kartu yang dimaksud. Namun sayangnya, point rewards ini memiliki tanggal kadaluarsa. Jadi, pastikan saja kamu rajin memanfaatkan program tersebut sehingga poin yang dimiliki tidak hangus.

Jangan Lewatkan Referral  Hingga Promo Musiman

Di beberapa musim tertentu, pengembang aplikasi pembayaran juga menyelenggarakan kampanye pemasaran cukup menarik. Misalnya seperti, menjelang Hari Kemerdekaan di bulan Agustus. Pasti ada banyak platform yang memberi kode promo hingga 75% untuk para pelanggannya.

Bukan itu saja, ada juga promo diskon melalui kode referral yang tak kalah menarik. Secara umum, kode ini diberikan melalui kerjasama antara aplikasi dengan influencer. Kode tersebut bisa digunakan untuk bertransaksi menggunakan harga diskon. Terkadang, kode referral ini juga bisa didapatkan hanya dengan melakukan share link download kepada orang lain. Dengan kata lain, ketika orang yang dimaksud menggunakan tautan dari kamu, maka otomatis kamu akan mengantongi cashback sesuai nilai yang ditetapkan.

Hindari Beli Barang dengan Harga Penuh

Berkat adanya beragam jenis penawaran diskon ataupun cashback, tentu banyak orang yang bakal merasa rugi jika harus membeli barang tanpa keuntungan apapun. Karenanya, ketika membeli sesuatu pastikan kamu mencari diskon sesuai kebutuhan. Misalnya saat hendak mengisi BBM atau sekadar membeli kopi kekinian. Salah satu contoh paling mudah, saat berbelanja online menggunakan aplikasi e-commerce. Bisa jadi, harga barang yang dijual tidak dibanderol dengan promo apapun. Jika hal tersebut terjadi, maka tak perlu kecewa karena kamu bisa membeli melalui aplikasi yang sudah pasti memberi cashback di tiap transaksi.

10. Menyisihkan Uang untuk Bersedekah

Menyisihkan Uang untuk Bersedekah
Sumber Foto: Cozine Via Shutterstock

Rasulullah SAW dan para sahabatnya selalu mengajarkan untuk bersedekah setiap hari. Allah SWT juga menegaskan keutamaan sedekah melalui surah Ali Imran Ayat 92, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Sisihkanlah sebagian penghasilanmu untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Tidak selalu berupa materi, sedekah bisa dalam bentuk berbagi ilmu yang bermanfaat kepada orang lain.

Sebagai makhluk hidup yang memikirkan masa depan, tentu kamu dan pasangan harus saling berkembang. Jika dirasa kurang dan ingin hidup lebih nyaman, maka mulailah untuk mencari penghasilan tambahan. Penghasilan tambahan bisa menjadi penyelamat jika kamu tidak lagi bisa mengandalkan penghasilan utama. Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Seperti dengan memperluas jaringan pertemanan, dengan begitu kamu akan terhubung dengan orang-orang yang lebih luas dan bisa membuka peluang kerjasama. Atau bisa saja kamu menekuni hobi yang kamu senangi agar dapat menghasilkan uang.

Perlu diingat bahwa kamu dan pasangan juga perlu menyisihkan tabungan untuk keperluan dana darurat seperti yang telah dijelaskan di atas. Sebab, kamu dan pasangan tidak tahu kapan akan membutuhkan dana darurat tersebut. Pada umumnya, dana darurat diperlukan untuk kebutuhan mendesak dan tidak terduga, misalnya sakit, kecelakaan, dan lain sebagainya.

Untuk mengantisipasi hal tidak terduga ini, kamu dan pasangan bisa mengikuti program asuransi. Nantinya, asuransi akan sangat membantu jika mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Kamu dan pasangan bisa mengikuti program asuransi, seperti asuransi kesehatan, pendidikan anak, asuransi jiwa, dan lain sebagainya. Jika tertarik, bisa mencari tahu informasinya lebih lengkap di Qoala App atau membacanya lebih lanjut di laman Blog Qoala. Jangan lupakan info perencanaan keuangan juga ya!