Apakah benar kalau KPR syariah merupakan solusi kepemilikan rumah tanpa takut terjerat sistem riba? Bagaimana dengan perhitungan cicilan dan biaya yang harus ditanggung nasabah? Nah, kamu bisa mulai mempersiapkan diri dengan mencari informasi terkait.

Selain itu, bekali juga diri dengan cara penghitungan simulasi KPR syariah agar mempunyai gambaran akan besaran nominal yang akan menjadi tanggunganmu hingga berakhirnya tenor KPR syariah.

Kira-kira berapa besar uang yang harus dipersiapkan sebagai uang muka dan biaya yang menyertainya? Mari cari tahu bersama melalui artikel Qoala ini!

Apa Itu KPR Syariah?

Apa Itu KPR Syariah
Sumber Foto: ViDI Studio Via Shutterstock

KPR atau kredit pemilikan rumah merupakan salah satu pilihan yang semakin banyak diambil oleh masyarakat yang ingin memiliki rumah. Selain KPR konvensional, ada juga KPR syariah. Apa sih KPR syariah itu?

KPR syariah adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal, baik unit baru maupun bekas menggunakan prinsip atau akad yang sesuai dengan syariat Islam. Kebanyakan, transaksi KPR syariah dilakukan dengan akad murabahah. Namun, tidak menutup kemungkinan menggunakan jenis akad lain sesuai dengan kesepakatan antara bank syariah dan calon nasabah atau pembeli rumah.

Jenis-jenis Akad KPR Syariah

Selain mengetahui apa itu KPR syariah dan simulasi perhitungannya, calon nasabah juga harus paham akan berbagai jenis akad yang ada pada KPR syariah, diantaranya adalah sebagai berikut:

Akad Murabahah

Salah satu jenis akad KPR syariah adalah akad murabahah, yaitu perjanjian jual beli antara bank dan nasabah. Bank syariah akan membeli barang yang nasabah perlukan, dalam KPR berarti rumah. Kemudian, bank akan menjual barang tersebut (rumah) kepada nasah. Dalam akad jual beli ini, biasanya bank menambahkan margin keuntungan.

Margin adalah selisih antara nilai yang bank bayarkan untuk membeli rumah dengan jumlah yang harus nasabah bayarkan kepada bank syariah untuk mendapatkan rumah impiannya.

Akad Musyarakah Mutanaqisah

Berbeda dari jenis akad yang pertama, akad musyarakah mutanaqisah menitikberatkan penawaran kerja sama bagi hasil antara dua pihak, yaitu bank syariah dan nasabah. Itu artinya, kedua pihak akan bersama-sama membeli rumah yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa hal penting tentang akad musyarakah mutanaqisah:

  • Nasabah dan bank sepakat membayar rumah secara bersama-sama, misalnya bank syariah membayar 80 persen dan nasabah sebesar 20 persen
  • Rumah akan disewakan kepada nasabah
  • Dengan porsi pembayaran yang lebih besar, hak kepemilikan rumah terlihat seperti milik bank
  • Kegiatan sewa rumah yang nasabah lakukan adalah untuk melunasi cicilan yang dibayarkan oleh pihak bank
  • Biaya sewa sebenarnya sama dengan biaya cicilan KPR secara umum

Sebelum masuk pembahasan simulasi KPR syariah, baca juga artikel Qoala lainnya seputar kredit seperti cara pembayaran tagihan kartu kredit.

Simulasi KPR Syariah

Sudah mengantongi informasi dari simulasi KPR BNI dan sekarang ingin mendapatkan simulasi KPR syariah? Perlu diingat bahwa hasil perhitungan simulasi hanyalah contoh, bukan harga tetap. Jadi, sebaiknya tidak berpatokan pada contoh perhitungan simulasi ini. Sebaiknya datangi bank syariah yang menyediakan produk KPR syariah yang akan membantu kamu dalam mewujudkan rumah impian di masa depan.

Misalnya, harga rumah yang ingin kamu beli adalah Rp 400 juta dengan uang muka 10 persen yaitu Rp 40 juta. Adapun jangka waktu atau tenor angsuran adalah 10 tahun. Kemudian, bank syariah menetapkan margin per tahun sebesar 7 persen.

Jadi, simulasi KPR syariah dan perhitungannya adalah sebagai berikut:

Uang muka 10% x Rp 400 juta, yaitu Rp 40.000.000
Angsuran pertama Rp 4.179.905
Estimasi biaya lainnya Rp 21.600.000

Jadi, total pembiayaan pertama yang harus nasabah keluarkan adalah Rp 65.779.905. Sementara untuk detail pinjaman adalah sebagai berikut:

Pinjaman pokok Rp 360.000.000 (harga rumah dikurangi uang muka Rp 400.000.000- Rp 40.000.000)
Total perhitungan margin pinjaman adalah Rp Rp 141.588.600

Untuk bisa mengajukan KPR syariah, bank menentukan penghasilan minimum calon nasabah sebagai salah satu syarat persetujuan pengajuan KPR syariah.

Dari estimasi simulasi KPR syariah di atas, angsuran 30% dari penghasilan Rp 13.933.017 atau angsuran 40% dari penghasilan Rp 10.449.763.

Untuk menghitung simulasi KPR syariah, kamu bisa memanfaatkan kalkulator online yang saat ini banyak tersedia. Akan tetapi, hasil yang diberikan hanya estimasi. Jadi, untuk mendapatkan simulasi KPR syariah, sebaiknya langsung datang ke bank syariah penyedia KPR syariah yang ada di kota tempat tinggalmu, seperti Bank Syariah Indonesia atau BSI.

Syarat Pengajuan KPR Syariah

Setelah mendapatkan simulasi KPR syariah, sebagian dari kamu mungkin tertarik untuk segera memproses KPR. Akan tetapi, ada sejumlah persyaratan pengajuan KPR syariah yang harus dipenuhi, diantaranya adalah:

  • Warga Negara Indonesia
  • Berusia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
  • Fotokopi KTP, Kartu Keluarga dan Surat Nikah
  • Fotokopi rekening koran
  • Slip gaji
  • Tidak melebihi maksimum pembiayaan
  • Besaran cicilan tidak melebihi 40 persen penghasilan bulanan bersih
  • Khusus untuk kepemilikan unit pertama, KPR syariah diperbolehkan atas unit yang belum selesai dibangun atau inden, namun kondisi tersebut tidak diperkenankan untuk kepemilikan unit selanjutnya
  • Pencairan pembiayaan bisa diberikan sesuai progres pembangunan atau kesepakatan para pihak
    Untuk pembiayaan unit yang belum selesai dibangun atau inden, mesti melalui perjanjian kerja sama antara pengembang dengan bank syariah
  • KPR syariah diperbolehkan atas unit yang masih inden atau belum selesai dibangun, khusus untuk kepemilikan unit pertama. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku untuk kepemilikan rumah selanjutnya.

Perbedaan KPR Syariah dan KPR Konvensional

KPR syariah dan KPR konvensional sama-sama menawarkan solusi bagi warga Indonesia yang ingin memiliki rumah namun terbatas dari segi biaya. Atau ingin membeli rumah dengan sistem cicilan selama jangka periode tertentu dengan nominal cicilan yang disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing.

Akan tetapi, keduanya memiliki beberapa perbedaan yang tentunya harus dipahami oleh calon nasabah. Apa saja? Berikut adalah beberapa perbedaan KPR syariah dan KPR konvensional:

Akad

Akad menjadi salah satu hal yang membedakan antara KPR syariah dan KPR konvensional. KPR syariah menggunakan akad, bukan peminjaman uang. Nah, salah satu akad yang digunakan adalah akad murabahah atau jual beli. Bank membeli rumah yang nasabah inginkan dan kemudian dijual kepada nasabah.

Di dalam KPR syariah, tidak boleh mengandung unsur riba, misalnya bunga. Oleh sebab itu konsep tersebut tidak ada dalam KPR syariah. Tentunya, kamu juga bisa mempelajari akad lain yang juga digunakan dalam KPR syariah.

Jangka Waktu

Perbedaan antara KPR syariah dan KPR konvensional adalah jangka waktu pembayaran atau yang dikenal dengan istilah tenor. Pada umumnya, KPR konvensional menawarkan tenor yang lebih lama dari KPR syariah, yaitu 20 hingga 30 tahun. Sedangkan KPR syariah hanya sekitar 10-15 tahun saja.

Besaran Cicilan KPR

Besaran atau nominal cicilan juga menjadi pembeda antara KPR syariah dengan KPR konvensional. Pada tahun 2018, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang keringanan uang muka KPR. Hal tersebut turut memengaruhi harga kredit pemilikan rumah.

Meski pada akhirnya jumlah pembayaran kedua jenis kredit pembiayaan rumah akan sama. Namun, terdapat perbedaan cicilan yang harus nasabah bayarkan setiap bulannya. Agar lebih jelas, kamu bisa bertanya lebih lanjut perihal cicilan termasuk simulasi KPR syariah kepada pihak bank terkait.

Sebelum ke pembahasan kelebihan dan kekurangan KPR syariah, baca juga artikel Qoala lainnya sekitar kredit, seperti cara kredit di Shopee.

Kelebihan dan Kekurangan KPR Syariah

Sebelum memutuskan untuk mendapatkan simulasi KPR syariah, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu apa saja kelebihan dan kekurangannya. Pertumbuhan KPR syariah memang tidak se-signifikan KPR konvensional. Akan tetapi, jenis KPR satu ini sudah mulai banyak peminta. Tidak sedikit pula yang mengalihkan cicilan pembayaran KPR dari bank konvensional ke bank syariah. Pernah mendengar hal tersebut sebelumnya?

Agar semakin yakin untuk memilih KPR berbasis syariah, cari tahu kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan KPR Syariah

Sudah mulai mencari informasi seputar simulasi KPR syariah BSI? Apakah kamu sudah yakin untuk memilih jenis KPR tersebut? Berikut adalah beberapa kelebihan KPR syariah yang akan semakin menambah alasan untuk memilihnya:

Tidak Ada Bunga

Penasaran dengan besaran suku bunga KPR syariah? Tahukah kamu kalau jenis KPR satu ini hampir semuanya bebas bunga. Penasaran dengan bagaimana bank mendapatkan keuntungan? Meski tidak ada bunga, namun hal tersebut bukan berarti bank syariah tidak bisa mendapatkan keuntungan.

Ada istilah margin KPR syariah, dimana bank memberikan transparansi atas seluruh komponen biaya yang jelas di awal. Jadi, nasabah tahu berapa besaran keuntungan bank, cicilan pokok, dan komponen biaya lainnya.

Uang Muka yang Lebih Ringan

Kelebihan lain dari pemilihan KPR syariah adalah uang muka yang lebih ringan dari KPR konvensional. Hal tersebut terbukti dengan besaran DP yaitu sekitar 10 persen dari harga KPR yang harus dibayarkan hingga lunas.

Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi mereka yang ingin memiliki rumah dengan DP yang relatif terjangkau. Jadi, akan lebih mudah untuk memiliki rumah impian tanpa harus menunggu punya dana yang besar sebagai uang muka.

Jumlah Cicilan Flat

Saat mendapatkan simulasi KPR BTN syariah, kamu akan menyadari bahwa KPR syariah hadir dengan jumlah cicilan flat. Dengan begitu, aplikan bisa memastikan bahwa mereka bisa membayar cicilan KPR setiap bulannya hingga lunas.

Karena tidak sistem bunga, pembeli akan membayar dengan jumlah pasti tanpa harus mengkhawatirkan pengaruh naik turunnya bunga dari Bank Indonesia. Ini juga menjadi hal lain yang membedakan KPR syariah dengan KPR konvensional. Pada bank konvensional, suku bunga bisa membuat harga melonjak. Jadi, nominal cicilan rumah bisa membengkak.

Tidak Ada Penalti

Banyak nasabah yang pada akhirnya melunasi cicilan KPR mereka bahkan sebelum jatuh tempo. Dalam hal ini, mereka tidak akan terkena penalti sehingga tidak perlu khawatir harus mengeluarkan biaya tambahan.

Membantu Perencanaan Keuangan

Keuntungan lain dari memilih KPR syariah setelah memperhitungkan simulasi KPR BCA maupun bank lainnya adalah membantu nasabah dalam perencanaan keuangan. Dengan cicilan flat, nasabah bisa tetap merencanakan keuangan tanpa khawatir ada risiko kenaikan cicilan di bulan-bulan selanjutnya. Dengan begitu, arus kas keuangan nasabah akan stabil meskipun memiliki kewajiban untuk membayar KPR.

Kekurangan KPR Syariah

Setelah mengetahui kelebihan dari KPR syariah BSI, apakah kamu semakin yakin untuk memilih KPR syariah? Meski menawarkan banyak kelebihan, KPR syariah juga hadir dengan kekurangannya, termasuk:

Adanya Denda Keterlambatan

Sebelum memutuskan untuk mengambil KPR syariah termurah, sebaiknya pertimbangkan juga kekurangannya, salah satunya adalah adanya denda keterlambatan atas pembayaran cicilan. Namun, kamu bisa mengatasinya dengan memastikan saldo rekening yang selalu cukup setiap kali tanggal penagihan cicilan KPR. Jadi, bank syariah akan mendebet sejumlah dana sesuai dengan cicilan atau angsuran bulanan untuk KPR.

Periode Pinjaman yang Pendek

Periode pinjaman pendek adalah kekurangan lain dari KPR syariah, yaitu hanya sampai 15 tahun saja. Meski demikian, KPR syariah bisa menjadi pilihan tepat bagi kamu yang ingin memiliki rumah dengan sistem cicilan dalam jangka pendek.

Tidak Mengalami Penurunan Bunga

Memang benar kalau bunga merupakan sesuatu yang dihindari saat melakukan transaksi KPR syariah. Akan tetapi, tidak semua orang memilih KPR syariah agar terhindar dari bunga. Mereka yang tidak mempermasalahkan adanya bunga tentu akan kehilangan kesempatan untuk membayar cicilan turun. Mengapa?

Nominal KPR syariah tetap setiap bulannya. Itu artinya, meski suku bunga BI sedang turun, nominal cicilan tidak akan berubah atau tetap sama.

Tahapan Mengajukan KPR Syariah

Dengan berbekal informasi seputar simulasi KPR syariah, persyaratan, kelebihan dan kekurangannya, mereka yang memenuhi syarat pengajuan KPR syariah bisa mengajukan kredit pemilikan rumah dengan tahapan-tahapan berikut:

Memilih Properti yang Ingin Dibeli

Langkah pertama dalam mengajukan KPR syariah adalah memilih properti atau rumah yang akan dibeli menggunakan sistem cicilan. Apabila membeli rumah dari pengembang, cari informasi bank syariah yang bekerja sama dengan pengembang. Dengan begitu, proses pengajuan KPR syariah akan lebih mudah dan cepat.

Mempersiapkan Syarat Pengajuan KPR

Tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan syarat pengajuan KPR. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, masyarakat yang ingin mengajukan KPR syariah harus memenuhi sejumlah syarat yang berlaku. Jadi, agar bisa mendapatkan rumah atau properti impian bebas sistem riba, penuhi persyaratan mengajukan KPR syariah.

Mencari Informasi Biaya KPR dan Biaya Lainnya

Kemudian, pastikan untuk mencari informasi terkait biaya KPR syariah dan biaya lain. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan estimasi besaran nominal yang harus dipersiapkan untuk bisa mendapatkan rumah dengan sistem KPR syariah.

Dalam pengajuan KPR, calon nasabah tidak hanya memperhitungkan uang muka atau DP saja, tetapi juga biaya lain, seperti biaya administrasi, biaya asuransi, biaya notaris, biaya pengikatan agunan, pajak dan balik nama, dan lainnya.

Pembelian properti perorangan, bank syariah mungkin mengenakan biaya penilaian agunan. Jadi, jangan sampai kamu lupa mencari informasi terkait .

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Memanfaatkan KPR Syariah

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Memanfaatkan KPR Syariah
Sumber Foto: ViDI Studio Via Shutterstock

Sudah yakin akan memilih sistem KPR syariah untuk bisa membeli rumah impian? Sebaiknya terlebih dahulu perhatikan beberapa hal berikut:

  • Pilih pengembang dengan reputasi yang bagus dan berkomitmen dalam menyelesaikan pembangunan rumah
  • Pastikan memilih bank syariah yang bekerja sama dengan pengembang serta memiliki reputasi dan layanan yang baik dengan biaya dan angsuran yang kompetitif
  • Pilih produk dengan fitur yang sesuai dengan kebutuhan
  • Persiapkan berbagai dokumen persyaratan dengan lengkap tanpa kurang satu pun
  • Isi formulir dengan data yang benar
  • Perkirakan kemampuan membayar cicilan rumah
  • Pilih jangka waktu sesuai kemampuan sehingga tidak akan memberatkan dalam segi cicilan KPR syariah

Dengan informasi simulasi KPR syariah dan contoh perhitungannya, pastinya kamu sudah memiliki gambaran, bukan? Jadi, kamu bisa mulai mempersiapkan dan mengecek sejauh mana tingkat kemampuan finansial dalam membeli rumah menggunakan sistem KPR syariah. Dengan begitu, kamu bisa menentukan tenor atau jangka waktu cicilan dengan lebih bijak agar tidak menjadi beban finansial di kemudian hari.

Kunjungi Qoala Blog untuk informasi perencanaan keuangan lain yang kamu perlukan.