Kata inflasi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, terutama setelah melalui masa pandemi silam. Akan tetapi, apa itu inflasi sebenarnya? Istilah satu ini penting untuk diketahui. Mengapa demikian? Sebab, dampak positif dan negatif yang dihasilkan oleh inflasi cukup signifikan dan tak cuman berputar di dunia ekonomi. Seperti yang diketahui, fenomena ini memengaruhi naiknya harga pasar dan kebutuhan sehari-hari. Namun, ia juga memengaruhi kegiatan operasional perusahaan.

Dampak inflasi bisa langsung berpengaruh pada suatu negara. Dampak ini tidak hanya dampak negatif inflasi, tapi juga ada dampak positif sehingga tidak selamanya inflasi itu merugikan. Artinya, inflasi itu tidak bisa dihindari, tapi tetap bisa dikendalikan. Inflasi sendiri adalah suatu keadaan ketika harga-harga barang dan jasa naik dalam keadaan terus-menerus tanpa henti dan tidak berpengaruh terhadap waktu tertentu.

Contoh, kenaikan barang dan jasa ketika hari raya akan datang, itu bukanlah termasuk inflasi karena sudah terjadi secara rutin. Inflasi terjadi karena hal tertentu. Berikut ini adalah hal-hal yang memengaruhi terjadinya inflasi sebelum kamu mengetahui dampak inflasi sesungguhnya yang telah dirangkum oleh Qoala.

Sekilas Tentang Apa Itu Inflasi

Sekilas Tentang Apa Itu Inflasi
Sumber Foto: Maxx-Studio Via Shutterstock copy

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Inflasi diartikan sebagai kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Sementara pengertian lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Secara umum, inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.

Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

  • Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) : Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  • Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
  • Indeks harga produsen : Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  • Indeks harga komoditas : Indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  • Indeks harga barang-barang modal
  • Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Berikut Ini Merupakan Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli:

1. A. P. Lahnerinflasi

Menurut Lahnerinflasi mengungkapkan bahwa Inflasi yaitu suatu keadaan yang di mana sudah terjadinya kelebihan dari suatu permintaan atas barang-barang di dalam suatu perekonomian dengan cara menyeluruh.

2. Dwi Eko Waluyo

Menurut Dwi Eko Waluyo mengungkapkan bahwa Inflasi yaitu salah satu bentuk dari penyakit-penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir di semua negara. Kecenderungan dari kenaikan suatu harga-harga pada umumnya dan terjadi secara terus-menerus.

3. Marcus

Menurut Marcus mengungkapkan bahwa Inflasi yaitu sebuah nilai pada saat tingkat dari suatu harga barang atau pun jasa umumnya yang sedang mengalami kenaikan.

4. Mc. Eachern

Inflasi ialah suatu keadaan yang di mana kenaikan secara terus-menerus di dalam rata-rata tingkat suatu harga. jika tingkat harga itu berfluktuasi, maksudnya dengan keadaan pada bulan ini naik bila pada bulan depannya lagi turun, bila pada saat setiap kenaikan kerja itu bukanlah termasuk dalam suatu inflasi.

5. Nanga

Menurut Nanga mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu gejala ketika tingkat dari 1 harga pada umumnya sedang mengalami kenaikan terus-menerus. Namun, jika keadaan kenaikan pada harga ini terjadi dalam sekali masa saja itu tidak bisa dikatakan dengan terjadi sebuah inflasi.

6. Nopirin

Menurut Nopirin mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu proses dari suatu kenaikan harga pada umumnya dan akan bergerak secara terus-menerus, misalnya pada barang-barang primer kebutuhan sehari-hari.

7. Nordhaus dan Samuelson

Menurut kedua nya menyatakan bahwa Inflasi ialah suatu keadaan dari kenaikan harga pada umumnya.

8. Rahardja

Menurut Rahardja mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu kecenderungan atas harga yang berguna untuk meningkat secara terus-menerus pada umumnya. Ketika harga barang sedang mengalami kenaikan hampir sebagian besar dari harga barang pada umumnya itulah yang disebut dengan sebagai Pengertian Inflasi.

9. Rimsky K. Judisseno

Menurut Rimsky K. Judisseno mengungkapkan bahwa Inflasi ialah salah satu kejadian yang dimana di mana moneter yang ditunjukkan dari satu kecenderungan dari naiknya harga barang-barang pada umumnya. Dalam kejadian ini berarti sedang terjadinya penurunan tingkat nilai mata uang.

10. S. Sukirno

Menurut S. Sukirno mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu proses ketika terjadinya suatu kenaikan harga yang berlaku terhadap perekonomian.

11. Weston dan Sopeland

Menurut Weston dan Sopeland mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu keadaan di bidang ekonomi yang sedang diterpa oleh suatu kenaikan di tingkat harga yang paling tinggi serta tidak bisa untuk dicegah atau pun dikendalikan kembali.

12. Winardi

Menurut Winardi mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu periode pada masa tertentu, yang terjadi ketika suatu kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter menurun. Dalam pengertian Inflasi tersebut bisa timbul jika nilai uang yang didepositokan akan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan.

13. Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky

Menurut kedua nya mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu keadaan yang menggambarkan suatu perubahan atas tingkat harga di dalam sebuah perekonomian. Tidak ada negara yang tidak pernah mengalami inflasi, negara maju pun pernah mengalami suatu inflasi sewaktu-waktu.

Sebagai informasi, ada beberapa faktor penyebab inflasi. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Secara rincinya, berikut adalah beberapa penyebab inflasi:

1. Permintaan Lebih Tinggi daripada Penawaran

Inflasi bisa terjadi karena adanya peningkatan permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini pun memengaruhi harga dan jasa menjadi lebih mahal dari yang biasanya. Namun tidak hanya masyarakat, ini adalah beberapa macam permintaan yang memengaruhi inflasi.

  • Meningkatnya belanja Pemerintah
  • Naiknya permintaan ekspor
  • Peningkatan permintaan barang swasta.

2. Peningkatan Biaya Produksi

Hal ini yang paling sering memengaruhi terjadinya inflasi. Ketika harga BBM naik, maka barang dan jasa yang lain pun akan ikut naik. Memang pengaruh harga BBM ini cukup besar karena itu kenaikannya harus dikaji lebih dulu dan dilakukan hati-hati. Selain harga BBM, upah buruh yang naik pun akan memengaruhi harga barang dan jasa yang naik karena kemampuan membeli mereka jadi ikut naik. Dampak inflasi akan sangat terasa di sini.

3. Banyaknya Uang yang Beredar

Di sinilah tugas Bank Indonesia mengendalikan peredaran uang di masyarakat karena peredaran uang yang tinggi akan memungkinkan terjadinya dampak inflasi yang meluas.

4. Kondisi Ekonomi dan Politik

Keadaan ekonomi dan politik negara juga turut berperan dalam munculnya inflasi. Keadaan negara yang kacau akan membuat permintaan dan penawaran kacau. Sehingga harga-harga menjadi tidak terkendali. Di Indonesia sendiri, inflasi berat pernah terjadi dengan tingkat inflasi hingga 70% pada tahun 1998 yang menyebabkan harga bahan baku meningkat drastis dan terjadi penjarahan di mana-mana.

Sebelum masuk pembahasan berikutnya, cari produk asuransi kesehatan terbaik hanya di Qoala ya.

Dampak Negatif Inflasi

Dampak Negatif Inflasi
Sumber Foto: Westlight Via Shutterstock copy

Meskipun memiliki beberapa dampak positif, tentu inflasi juga tidak lepas dari berbagai dampak negatif. Adapun beberapa dampak negatif dari situasi inflasi adalah sebagai berikut:

1. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan

Inflasi mampu mengubah pendapatan masyarakat di suatu negara. Perubahan ini bisa bersifat menguntungkan atau merugikan. Untuk beberapa kondisi sepert inflasi lunak, inflasi masih mampu membantu perkembangan ekonomi. Inflasi ini mampu membantu pengusaha dalam memperluas produksinya, sehingga akan tumbuh kesempatan kerja dan pendapatan seseorang.

Namun, untuk masyarakat dengan penghasilan yang tetap, inflasi justru akan membuat mereka menjadi rugi karena penghasilan mereka yang tetap hanya bisa mereka gunakan untuk memperoleh barang atau jasa yang lebih sedikit.

Bila kita perhatikan perspektif masyarakat Indonesia saat ini, seringkali inflasi justru bisa membawa kerugian bagi masyarakat kelas bawah. Untuk itu, seringkali timbul reaksi kecaman pada pemerintah yang dianggap tidak mampu membuat kebijakan tepat, sehingga menyebabkan inflasi terus meningkat.

Sekecil apapun inflasi kan mampu menimbulkan permasalahan. Untuk itu, pemerintah memiliki peran yang penting untuk memberikan intervensi kebijakan dan menyediakan keperluan barang masyarakat ataupun memeratakannya hingga ke seluruh daerah agar bisa ditingkatkan.

2. Terganggunya Stabilitas Ekonomi

Dampak inflasi pun bisa mengganggu stabilitas ekonomi pada suatu negara. Kenapa? karena ketika terjadi inflasi, kemungkinan besar inflasi akan terus berlangsung pada komoditas lain dan terus meningkatkan harganya. Selain itu, setiap konsumen yang memutuskan membeli komoditas dalam jumlah yang banyak sebelum harga komoditas meningkat juga bisa meningkatkan tingginya permintaan di pasar.

Namun disisi lain, pihak produsen harus menurunkan penawaran karena ketika melakukan proses penjualan tersebut bisa menyebabkan produsen memperoleh keuntungan yang besar. Bila tidak dikelola dengan baik, inflasi ini akan berujung resesi.

3.Dampak Inflasi Untuk Kreditur

Untuk pihak kreditur, dampak inflasi akan semakin menampar mereka. Karena inflasi, pasti nilai mata uang yang mereka peroleh akan lebih sedikit daripada ketika awal mereka meminjamkannya.

4. Orang yang Berpenghasilan Tetap

Seperti yang kita singgung sebelumnya, mereka atau kita yang berpenghasilan tetap, baik itu PNS atau Pegawai Swasta akan sangat terkena dampak inflasi ini. inflasi akan meningkatkan harga barang yang mana pada saat bersamaan penghasilan mereka setiap bulan tidak ikut naik. Selain itu, kesejahteraan masyarakat juga akan menurun karena menurunnya daya beli masyarakat.

5. Perekonomian Nasional

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, dampak inflasi akan mempengaruhi perekonomian nasional. Dari sudut pandang pihak pemerintah, inflasi memang dianggap menguntungkan untuk mereka yang mempunyai tingkat pendapatan yang lebih besar daripada laju inflasi yang sedang terjadi.

6. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor

Saat inflasi sedang terjadi, maka daya saing ekspor akan turut berkurung. Hal ini dikarenakan harga barang ekspor akan semakin mahal. Inflasi hanya akan menyulitkan pihak eksportir dan importir. Negara akan mengalami dampak inflasi berupa kerugian karena daya saing barang ekspornya turut berkurang. Sehingga, jumlah penjualan pun akan berkurang dan devisa negara semakin menipis.

7. Dampak Inflasi Terhadap Minat Orang untuk Menabung

Ketika inflasi, pendapatan riil di setiap nasabah juga tentu akan berkurang, kenapa? karena jumlah bunga yang diterima pun berkurang. Tapi, untuk mengatasi hal ini, umumnya bank akan meningkatkan suku bunga pada nasabah agar bisa menarik minat mereka untuk menabung dan menekan peredaran uang di pasar. Oleh karena itu, ketika inflasi besar sedang terjadi, umumnya akan banyak nasabah yang memiliki tabungan.

8. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok

Dampak inflasi akan menyebabkan penetapan harga pokok menurun atau meningkat. Hal itu terjadi karena persentase inflasi yang tidak teratur, setiap pihak tidak bisa memastikan persentase inflasi pada masa tertentu. Sehingga, penetapan harga pokok dan juga harga jual seringkali menjadi tidak tepat. Kondisi ini bisa mengacaukan perekonomian, khususnya para produsen dalam negeri.

Sebelum masuk pembahasan berikutnya, jangan lupa ya untuk mencari produk asuransi santunan tunai terbaik hanya di Qoala.

Dampak Positif Inflasi

Mungkin akan terasa sedikit janggal jika inflasi dapat menjadi suatu hal yang positif. Karena itu kita akan bahas mengenai dampak positif dari inflasi.

Berbicara mengenai siapa yang akan merasakan dampak positif dari inflasi, maka jawabannya adalah debitur. Debitur akan mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi, karena uang yang dikembalikan tentu akan mempunyai nilai lebih rendah dibanding saat meminjam.

Selain debitur, para pengusaha pun merasakan dampak positif dari adanya inflasi karena pengusaha mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya produksi yang mereka keluarkan. Apabila harga barang naik (saat terjadi inflasi), maka produsen pun akan terdorong untuk meningkatkan jumlah barangnya. Peningkatan ini yang tentu akan membuat penghasilan produsen juga meningkat terlebih lagi jika barang jual adalah barang yang tergolong sebagai kebutuhan pokok.

Cara Mengatasi Dampak Inflasi

Hal yang bisa dilakukan ketika terjadi inflasi adalah mencari solusi agar bisa mengatasi inflasi dengan tepat. Bagaimana cara mengatasinya? Ada beberapa hal yang bisa diterapkan untuk cara mengatasi dampak inflasi, seperti:

1. Kebijakan Moneter

Ketika inflasi terjadi, pemerintah harus menerapkan kebijakan moneter untuk bisa menjaga kestabilan moneter. Sehingga, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dan dampak inflasi bisa teratasi. Beberapa kebijakan moneter yang bisa diterapkan ada tiga, yaitu:

  • Kebijakan Diskonto: Meningkatkan suku bunga agar masyarakat bisa semangat untuk menabung di bank.
  • Kebijakan Penetapan Persediaan Kas: Menetapkan persediaan uang yang saat itu sedang beredar luas dan menetapkan persediaan uang kas di berbagai bank konvensional.
  • Kebijakan Operasi Pasar Terbuka: Mengurangi peredaran uang dengan cara menjual berbagai surat berharga negara.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal juga bisa ditempuh untuk mengatasi laju inflasi agar bisa memengaruhi penerimaan dan juga pengeluaran pemerintah negara. Setidaknya, ada dua hal yang bisa dilakukan negara, yaitu:

  • Meningkatkan tarif pajak untuk setiap perusahaan dan rumah tangga agar tingkat konsumsinya menurun. Sehingga, harga barang dan jasa juga akan turun dan masalah inflasi bisa teratasi.
  • Menghemat pengeluaran belanja pemerintah, sehingga permintaan pada barang dan jasa yang mampu menurunkan harga bisa berkurang.

3. Kebijakan Lainnya

Kebijakan lainnya yang bisa ditempuh ada dua. Pertama, dengan meningkatkan produksi dan juga menambah jumlah barang yang ada di pasar. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menurunkan harga bea masuk pada barang impor.

Kedua, pemerintah juga bisa mengendalikan harga barang yang ada. Tapi, kebijakan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan realistis agar nantinya tidak terjadi di pasar gelap.

Fenomena seperti terjadinya inflasi ini umumnya membuat masyarakat merasa bingung dan tidak mengetahui faktor penyebabnya. Kenapa? karena masalah ini terjadi secara mendadak dan tidak bisa diprediksi.

Untuk itu, ketika terjadi inflasi, ada tiga jenis teori yang bisa digunakan untuk menganalisa penyebabnya, yaitu:

  • Teori kuantitas: Inflasi terjadi karena terlalu banyak uang beredar di masyarakat yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa
  • Teori Keynes: inflasi terjadi saat suatu golongan masyarakat untung hidup diatas kemampuan ekonomi yang dimilikinya.
  • Teori Struktural: Produsen tidak secara cepat mampu mengantisipasi kenaikan permintaan barang karena adanya pertambahan penduduk.

Agar tujuan keuanganmu tidak terpengaruh inflasi, ada beberapa investasi yang bisa kamu pilih seperti emas, reksa dana, dan saham. Selain itu, kamu juga bisa membeli dan memiliki asuransi sebagai salah satu penyelamat keuangan di masa depan. Beragam pilihan asuransi bisa kamu lihat langsung di Qoala Apps maupun Blog Qoala. Pilih dan bandingkan produk asuransi sesuai kebutuhanmu dan nikmati manfaatnya.