Saat mulai mengenal dan masuk ke dunia kripto keberadaan token kripto dan coin pada aset kripo terlihat serupa. Meskipun mirip, faktanya token kripto dan coin pada aset kripto itu berbeda. Lantas apa itu token dan fungsinya? Untuk fungsi token kripto sendiri adalah digunakan sebagai alat tukar saat menjalankan sebuah layanan proyek yang menyediakan token. Sedangkan, fungsi coin pada aset kripto adalah sebagaimana uang pada umumnya. Coin digunakan untuk mentransfer uang serta menyimpan nilai atau investasi. Untuk mengenal perbedaan token dan coin lebih lanjut, simak penjelasan Qoala berikut ini.

Sekilas Tentang Token dan Coin Cryptocurrency

Sekilas Tentang Token dan Coin Cryptocurrency
Sumber Foto: Wit Olszewski Via Shutterstock

Sebelum, mengenal perbedaan di antara keduanya, berikut penjelasan terkait definisi dari token dan coin dalam dunia cryptocurrency.

Pengertian Token

Token adalah unit digital (crypto) yang diterbitkan di atas blockchain. Token dapat memiliki nilai karena memiliki fungsi tertentu atau dapat ditukar dengan aset, seperti emas, properti dan saham.

Token biasanya dikeluarkan pada blockchain pihak ketiga yang ada seperti contohnya blockchain Ethereum, contohnya adalah token dengan standar ERC-20. Berbeda dengan koin, token adalah unit nilai yang dapat ditransfer yang dirilis di atas blockchain, bukan cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ether.

Token diklasifikasikan dalam berbagai cara berdasarkan jenisnya. Contoh yang paling umum adalah utility token dan security token, yang dibedakan berdasarkan fungsionalitas. Utility token digunakan untuk mendapatkan akses ke sebuah layanan atau untuk digunakan sebagai alat pertukaran di dalam suatu jaringan. Sementara itu, security token digunakan untuk mewakili aset keuangan.

Biasanya, token kripto memiliki empat prinsip seperti berikut:

  1. Programmable: Token-token tersebut digunakan di atas protokol piranti lunak, yang dimotori dari beberapa smart contract yang berasal di blockchain utamanya.
  2. Permissionless: Semua orang bisa menggunakan token tersebut tanpa izin dari pihak manapun.
  3. Trustless: Tidak ada satu otoritas pun yang mampu mengendalikan peredaran token.
  4. Transparency: Seluruh kegiatan yang menggunakan token bisa diawasi dan dicatat oleh pihak manapun.

Pengertian Coin

Sedangkan, pengertian dari coin itu sendiri adalah aset kripto yang beroperasi dalam blockchain-nya sendiri dan tidak bergantung pada aset kripto lain. Satu unit cryptocurrency juga bisa disebut koin. Istilah ini digunakan untuk membedakan istilah koin dari token, yang beroperasi di atas platform blockchaininduknya.

Koin pertama di pasar cryptocurrency adalah Bitcoin (BTC), diluncurkan pada Januari 2009. Setelah itu, banyak coin baru muncul seperti Ethereum (ETH), Fantom (FTM), dan Near Protocol (NEAR). Platform-platform dengan coin sendiri seperti Ethereum biasanya bisa menciptakan ekosistem token di atas jaringannya. Token seperti Aave (AAVE) dan Rupiah Token (IDRT) merupakan cryptocurrency yang operasinya bergantung sepenuhnya pada blockchain induknya dan tidak dapat digunakan jika platform Ethereum berhenti beroperasi.

Berikut ini adalah karaketristik dari koin kripto.

  1. Terdesentralisasi: Artinya, jumlah peredarannya tidak tergantung dengan satu lembaga atau otoritas tertentu.
  2. Dibangun di atas sistem blockchain atau jenis tekonologi buku besar (ledger) digital lainnya.
  3. Menggunakan kriptografi sebagai jaring keamanannya.

Perbedaan Token dan Coin yang Utama

Perbedaan utama antara token dan coin adalah bahwa coin memiliki jaringan blockchain mereka sendiri dan dapat beroperasi secara mandiri. Sedangkan token dibangun di atas jaringan blockchain yang sudah ada dan bergantung pada jaringan tersebut untuk beroperasi. Selain itu, token umumnya digunakan sebagai representasi dari aset atau utilitas tertentu, sedangkan coin berfungsi sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Dalam analogi sederhananya, coin dalam crypto adalah pemilik sebuah gedung. Sementara, token adalah pihak atau orang yang menyewa lantai yang ada dalam gedung tersebut.

Perbedaan Token dan Coin dalam Cryptocurrency

Lantas, apa saja perbedaan yang perlu dipahami dari token dan coin dalam cryptocurrency? Berikut penjelasan lebih detailnya.

1. Perbedaan Token dan Coin dari Bentuknya

Koin adalah aset digital yang dibangun di jaringan blockchain independen miliknya sendiri, sedangkan token adalah aset digital yang dibangun di atas jaringan blockchain milik pihak lain. Adapun yang dimaksud blockchain adalah sebuah teknologi yang dimanfaatkan sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung dengan kriptografi.

Artinya, koin merupakan aset digital yang diterbitkan langsung oleh pengembang blockchain tersebut sehingga sering pula disebut sebagai aset kripto native. Sementara itu, token diciptakan dari berbagai platform di atas blockchain tertentu. Mereka yang mengembangkan token kripto pun harus patuh pada standar dan aturan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar token tersebut dapat digunakan di dalam sistem blockchain utamanya.

2. Sistem yang Digunakan

Token bisa digunakan sebagai media pembayaran dalam suatu blockchain atau digunakan sebagai pelengkap. Token tidak punya blockchain sendiri sementara coin bekerja dalam sistem blockchainnya sendiri dan memiliki protocol. Untuk menambah jumlah token yang sudah dimiliki, seseorang harus melakukan proses yang namanya Initial Coin Offering. Sementara, jika ingin menambah persebaran coin perlu dilakukan yang namanya proses mining.

3. Perbedaan Cara Kerja Token dan Coin

Perbedaan berikutnya dari koin dan token adalah pada kegunaannya. Tujuan awal penciptaan koin kripto generasi awal seperti BTC adalah sebagai alat pembayaran seperti uang pada umumnya, baik untuk pembelian barang maupun jasa.

Hingga kini, sesungguhnya masih belum banyak negara maupun perusahaan yang menerima dan melegalkan transaksi jual-beli produknya menggunakan koin. Kendati begitu, koin kripto masih dipandang sebagai salah satu aset investasi dan penjaga sistem blockchain oleh para pelaku aset kripto.

Kegunaan utama token kripto adalah juga sebagai transaksi. Namun, tak cuma demikian, token memiliki beberapa kelebihan lain dalam penggunaannya dibandingkan koin yakni sebagai berikut.

  • Token sekuritas : representasi aset sesungguhnya yang ada di dunia nyata seperti obligasi
  • Non-fungible token : representasi benda unik dan hanya ada satu-satunya di dunia
  • Token utilitas : sarana mendapatkan produk atau jasa di sebuah platform
  • Token pembayaran : sarana pembayaran barang dan jasa
  • Stablecoins : memiliki nilai yang ditautkan ke mata uang fiat

4. Aturan Transfer Token dan Coin

Selain perbedaan kerja pada sistem blockchain yang digunakannya, ada perbedaan lain baik dari segi aturan transfer. Coin crypto tidak bisa melakukan transfer ke coin lainnya lantaran menggunakan sistem blockchain yang berbeda. Sedangkan, sebuah token bisa saling transfer dengan token lainnya asalkan keduanya masih dalam sistem blockchain yang sama.

Oh iya, blockchain sendiri adalah cara penyimpanan data digital yang saling terkoneksi, antara sebuah perangkat dengan perangkat dalam sistem blockchain lainnya. Alasan mengapa teknologi blockchain ini jadi sangat populer dan banyak disukai adalah karena sistemnya yang dianggap lebih transparan.

5. Pilihan Investasi

Coin kripto atau pun token sama-sama bisa dijadikan sebagai objek investasi. Meskipun reputasi coin akan menjadi pertimbangan pertama untuk seorang investor dalam menentukan aset mana yang dipilih. Investasi berbentuk aset kripto memang dibilang cukup berisiko bagi para pemula. Teruntuk investor berprofil risiko konservatif, akan sangat tepat jika memulai pengelolaan uang pada instrumen yang lebih aman.

Berikut adalah beberapa contoh koin kripto yang populer:

  • Bitcoin (BTC)
  • Ethereum (ETH)
  • Binance Coin (BNC)
  • Ripple (XRP)

Berikut adalah beberapa contoh token kripto yang populer:

  • USD Coin (USDC)
  • USD Tether (USDT)
  • Uniswap (UNI)
  • Chainlink (LINK)

Jenis-jenis Token dalam Aset Cryptocurrency

Jenis-jenis token crypto hadir di berbagai macam blockchain koin. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jenis ini dapat kamu gunakan untuk proyek-proyek koin. Lalu apa saja sih jenis token kripto itu?

1. Non Fungible Token (NFT)

Non Fungible Token adalah aset digital dengan metadata unik pada sebuah token. Jenis ini bisa kita gunakan untuk koleksi digital, permainan (games), dan lain sebagainya. Kata non fungible berarti sebuah aset digital yang mewakili sebuah barang berharga dengan nilai tukar dan tidak dapat tergantikan. Nilai tukar NFT bersifat orisinil dan hanya berjumlah satu. Sistem blockchain sendiri mengatur hak kepemilikan dari NFT sendiri. Beberapa produk yang bisa kita jual dari NFT dapat berupa karya seni, game, dan lain-lain.

2. Penyimpanan Kekayaan (Store of Value)

Jenis cryptocurrency satu ini mampu mempertahankan nilai kekayaan seseorang jauh lebih baik daripada uang tunai, bahkan ada beberapa orang yang menganggap jauh lebih baik daripada emas. Beberapa aspek yang mendukung pernyataan tersebut antara lain, penyimpanan yang cenderung murah dan aman daripada tabungan tunai dan emas, kelangkaan suplai, dan pelindung nilai harta dari inflasi. Meskipun begitu, kamu harus tetap memiliki wawasan luas terhadap pergerakan token kripto.

3. Mata Uang Digital (Digital Currencies)

Jenis satu ini memang dibuat untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari. Berbeda dengan jenis kripto yang berkategori sebagai penyimpanan kekayaan, mata uang jenis ini berguna hanya untuk transaksi dan bukan untuk mempertahankan daya beli pemiliknya di jangka panjang.

4. Stablecoin

Stablecoin adalah jenis mata uang kripto bertujuan untuk menawarkan harga stabil dengan dukungan berupa aset cadangan. Dengan kata lain, Stablecoin berguna untuk untuk menjembatani dua jenis aset, yakni mata uang kripto yang menawarkan privasi, keamanan, proses transaksi yang berlangsung secara cepat, serta harga yang cenderung stabil seperti uang fiat. Salah satu contoh Stablecoin yang cukup populer di masyarakat adalah USD Coin (USDC).

5. Utility Token

Jenis crypto ini adalah sebuah aset digital yang berguna untuk mengoperasikan layanan pada suatu blockchain. Utility bertujuan untuk melayani kebutuhan tertentu dalam suatu blockchain. Jenis yang satu ini juga berguna untuk mendanai pengembangan suatu proyek kripto yang nantinya berfungsi sebagai alat tukar barang atau jasa penerbit token. Beberapa contoh utility adalah Axie Infinity, Filecoin, dan Basic Attention Token (BAT).

6. Security Token

Berbeda dengan utility, token sekuritas (security token) merupakan aset kripto yang terbit pada jaringan blockchain dan mewakili kepemilikan fraksional dari sebuah aset. Jenis ini mewakili saham dalam proyek dan biasanya orang-orang yang menggunakan jenis ini mengharapkan imbal hasil tinggi. Pemilik atau pemegang token sekuritas akan mendapatkan berbagai macam keuntungan seperti, hak suara, bagi hasil, dividen, dan capital gain.

Contoh Coin Cryptocurrency

Contoh Coin Cryptocurrency
Sumber Foto: Hi my name is Jacco Via Shutterstock

Coin memiliki blockchain sendiri, sedangkan token tidak. Karena memiliki blockchain tersendiri kamu harus membayar biaya tertentu setiap kali melakukan transaksi dengan token. Fungsi paling vital dari coin kripto adalah untuk melakukan pembayaran dan invest, sedangkan token bisa kamu gunakan untuk berbagai macam fitur yang dibuat oleh kreator. Beberapa contoh dari mata uang jenis ini adalah Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Binance (BNB). Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut dari contoh-contoh coin tersebut.

1. Grin (GRIN)

Ini adalah cryptocurrency yang relatif baru berdasarkan protokol MimbleWimble, yang memastikan privasi transaksi dalam jaringan. Grin memiliki koin tanpa batas, yang tentunya menarik bagi para penambang. Kompleksitas penambangan berubah secara dinamis sesuai dengan hash jaringan. GRIN dapat ditambang melalui tiga algoritma: CuckARood-29, CuckAToo-31, dan Cuckaroom-29. Koin diperdagangkan di berbagai pertukaran crypto termasuk Poloniex, HitBTC, Bittrex, OKEx, dan KuCoin.

2. ZCash (ZEC)

ZCash (ZeroCash) dirilis pada Oktober 2016. Algoritma ini memungkinkan mining menggunakan graphic card. ZCash sepenuhnya anonim dalam transaksi.  Pada 2017, ZCash diperkenalkan secara masif ke platform pertukaran populer. Hadiah Block Mining adalah 10 ZEC.

3. RavenCoin (RVN)

Hardfork Bitcoin ini muncul pada 2018, dan sudah menawarkan likuiditas tinggi. RavenCoin dapat dengan mudah dipertukarkan pada banyak platform berbeda. Pada intinya, ini adalah blockchain P2P yang berfungsi untuk transfer aset yang efisien dan cepat dari satu orang ke orang lain. RavenCoin Ini menggunakan algoritma X16R dan protokol KawPoW.

4. Monero (XMR)

XMR mulai ada di pasaran sejak 2014, Monero telah terbukti memiliki kinerja yang baik. Monero memberikan tingkat anonimitas dan pada 2019, Monero mengganti algoritma CryptoNote ke RandomX yang lebih kompleks. Koin terus mengubah algoritmanya untuk mencegah kemungkinan penambangan ASIC. Monero menggunakan konsensus PoW dengan hadiah block mining 1.73 XMR.

5. Ethereum Classic (ETC)

Secara teknis, Ethereum Classic dianggap sebagai blockchain Ethereum otentik dan asli dari seluruh jaringan Ethereum. Sesuai dengan kebijakan moneter Ethereum Classic, jaringan ETC mengurangi blok reward setiap 5.000.000 blok. ETC menggunakan konsensus PoW dengan reward block mining 3.2 ETC.

6. Litecoin (LTC)

Jika kamu dapat membeli GPU lebih banyak atau lebih murah, coba menambang Litecoin, salah satu hardfork Bitcoin paling sukses. Litecoin juga merupakan salah satu crypto yang bisa ditambang dengan GPU, dan tidak perlu membeli ASIC karena menggunakan algoritma Scrypt.

7. Bitcoin Gold (BTG)

BTG merupakan salah satu hardfork Bitcoin dengan menggunakan algoritma yang sama dengan Bitcoin yakni SHA-256. Block reward yang dihasilkan adalah sebesar 12.5 BTG.

8. Dash (DASH)

Dash memungkinkan transaksi cepat dan aman melalui InstanSend dan PrivateSend. Hardware ASIC terbaik untuk mining DASH adalah Antminer D7 yang diproduksi oleh Bitmain dengan perbandingan hashrate dan daya yang efisien.

9. Dogecoin (DOGE)

Mata uang kripto Dogecoin dibuat hanya untuk bersenang-senang, tetapi tiba-tiba menjadi populer. Seperti Litecoin, ia menggunakan protokol Scrypt, jadi kamu tidak perlu menggunakan mesin yang sangat mahal untuk menambang DOGE. Namun, itu bukan berarti kamu bisa mining crypto ini menggunakan laptop.

10. Ethereum (ETH)

Pada tahun 2019, Ethereum berhasil menjadi cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar nomer dua terbesar. Harga koin diperkirakan akan meningkat setelah pengurangan reward dari 3 menjadi 2 ETH. Dampaknya, terjadi penurunan pasokan, jika ada permintaan biasanya akan mengalir ke peningkatan nilai. Saat ini ETH menggunakan Proof of Work, namun di Ethereum 2.0 akan menggunakan proof of stake yang dimana ETH tidak akan bisa di-mining lagi.

11. Kadena (KDA)

Proyek Kadena sudah dimulai pada tahun 2016 dan native koinnya, KDA mulai diperdagangkan di exchange Binance pada 11 Maret 2022. Dilihat dari valuasinya per 8 Februari 2023, Kadena menempati peringkat 143 di coinmarketcap. KDA menggunakan algoritma Blake2S yang dapat di mining dengan Bitmain Antminer KA3.

12. Nervos Network (CKB)

Nervos Network adalah proyek layer-1 smart contract didirikan pada tahun 2018 dan telah meraih pendanaan dari VC ternama seperti: Polychain Capital dan Sequoia. Per 8 Februari 2023, CKB menempati peringkat 178 di coinmarketcap berdasarkan valuasi dan diperdagangkan di exchange populer seperti Binance dan Kucoin. CKB menggunakan algoritma Eaglesong dan dapat di mining dengan Bitmain Antminer K7.

13. Siacoin (SC)

Siacoin adalah platform penyimpanan cloud berbasis blockchain terdesentralisasi peer-to-peer di mana user yang berpartisipasi di jaringan dapat menyewa dan menggunakan ruang penyimpanan dan kelebihan bandwidth dari pengguna lain. SC menggunakan algoritma Blake2b dan dapat di mining dengan Goldshell SC6 SE.

Meskipun sering kali digunakan secara bergantian, ada perbedaan yang signifikan antara token dan coin dalam dunia kripto. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda, dengan coin berfungsi sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Sedangkan token umumnya digunakan sebagai representasi dari aset atau utilitas tertentu. Memahami perbedaan antara keduanya dapat membantu kamu dalam memilih aset kripto yang tepat untuk investasi atau penggunaan pada platform tertentu.

Selain paham managemen aset dan berinvestasi melalui cryptocurrency, kamu juga penting mempersiapkan keuanganmu secara aman melalui asuransi. Sebab, dengan memiliki asuransi, kamu tak hanya mempersiapkan dana dan mengelola keuangan dengan tepat untuk meminimalisasi dampak dari risiko atas hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi juga melakukan financial planning untuk masa depan. Banyak pilihan asuransi yang bisa kamu pilih di Qoala Apps.