Tahun 2020 diramaikan dengan berbagai drama Korea yang berhasil mencuri perhatian. Tak hanya berfokus pada romansa, ada dua drakor yang membawa tema besar dalam hal bisnis, usaha, dan investasi, yaitu Itaewon Class dan Start-Up. Dibalut dengan jalan cerita yang menarik, kedua film ini juga menyiratkan berbagai pelajaran baik yang bisa dipetik. Kali ini, Qoala mau membahas beberapa hal penting yang bisa kita jadikan pengingat dalam belajar investasi ala karakter Park Saeroyi dan Han Ji Pyeong. Yuk, kita cari tahu bareng!

Cara Investasi dan Bisnis ala Park Saeroyi

Park Saeroyi dalam drama Korea Itaewon Class yang diperankan oleh aktor bernama Park Seo Joon
Sumber foto: JTBC TV

Park Saeroyi merupakan tokoh dalam Itaewon Class (hangul: ??? ???) drama Korea yang diperankan oleh aktor Korea bernama Park Seo Joon. Karakter ini secara instan terkenal karena style-nya yang unik dengan nama potongan rambut ikonik khas Park Saeroyi, yakni Chestnut Haircut atau model rambut menyerupai bentuk mangkuk.

Selain tersohor karena visual-nya, kisah hidup Park Sae ro yi tentunya tak kalah mencuri perhatian. Walau tidak henti-hentinya tertimpa masalah, ia tetap menjadi pemuda gigih yang enggan berkompromi dengan ketidakadilan dan korupsi sejak masih remaja. Dari kisahnya pula, kita bisa mengambil pelajaran hingga trik untuk berinvestasi dan berbisnis.

1. Serahkan pengelolaan aset hanya kepada pihak terpercaya

Jika kamu ingin berinvestasi atau berbisnis dan tidak begitu pandai dalam pengelolaan aset, serahkan hal ini kepada pihak terpercaya. Seperti Sajangnim, pengelolaan aset telah dilimpahkan kepada temannya yang bernama Lee Ho Jin sejak awal. Lee Ho Jin merupakan seorang fund manager yang memiliki legalitas dan berlisensi. Pada akhirnya, aset yang dimiliki pun terus naik karena berhasil diinvestasikan di saham bagus secara tepat. Meski begitu, pastikan juga untuk selalu rutin berdiskusi dan melakukan evaluasi dengan fund manager. Saeroyi melakukan hal ini dengan Ho Jin, tanpa menyerahkan total seluruh asetnya di luar pantauan.

2. Miliki asuransi untuk perlindungan dari risiko di masa depan

Seperti keluarga Sajangnim, aset yang ada merupakan hasil dari dana klaim asuransi jiwa si bapak setelah ia meninggal. Nah, kebayang dong kalau enggak ada asuransi jiwa? Pasalnya, asuransi jiwa bisa memberikan manfaat santunan kematian dengan nominal tertentu yang telah disepakati sejak awal ketika tertanggung meninggal dunia. Dalam hal ini, Sajangnim menjadi pihak penerima manfaat dari penggantian yang dilakukan oleh pihak asuransi tersebut.

3. Pahami jenis investasi yang akan dipilih

Park Saeroyi lebih memilih berinvestasi langsung di perusahaan publik. Pengambilan keputusan ini bisa jadi karena jangka waktu investasi di perusahaan publik lebih panjang dari investasi di perusahaan start-up. Namun, catat ya, keduanya sama baiknya jika dilakukan dengan tepat. Intinya, pahami dengan baik segala jenis investasi yang kamu lirik.

4. Pahami tujuan investor untuk investasi jangka panjang

Ketika berinvestasi ke perusahaan secara langsung, kamu perlu memahami tujuan investor. Untuk jangka panjang, opsi portofolio saham langsung maupun reksa dana saham tergolong menarik. Seperti yang dilakukan oleh Sajangnim di Itaewon Class, ia memiliki tujuan untuk menguasai saham Jangga Corp dalam jangka panjang, sehingga ia lebih memilih untuk berinvestasi di saham publik.

5. Kenali risiko yang mungkin terjadi

Jika umumnya risiko volatilitas sering terjadi di pasar saham jangka pendek, lain halnya dengan jangka panjang yang risikonya bisa berkurang untuk saham-saham tertentu. Mengetahui berbagai risiko yang mungkin terjadi, Park Saeroyi pun memilih pengelolaan oleh fund manager karena sadar bahwa dirinya kurang mumpuni.

6. Seimbangkan diri dalam mengedepankan insting dan menjadi taktis

Keputusan bisnis Park Saeroyi kerap dipengaruhi oleh kondisi sosial dan psikologis orang lain. Maka dari itu, ia cenderung berhati-hati dan terkesan lambat saat harus mengambil keputusan bisnis. Kita pun bisa belajar untuk menyeimbangkan dengan pola pikir berdasarkan logika dan analisis pasar agar dapat bergerak cepat dalam mengambil kesempatan yang datang.

7. Siapkan dana darurat sebelum berinvestasi

Melihat karakternya sebagai perencana jangka panjang, dapat disimpulkan kalau ia telah memiliki dana darurat sebelum berinvestasi.

Cara Investasi dan Bisnis ala Han Ji Pyeong

Han Ji Pyeong yang diperankan oleh Kim Seon-ho dalam drakor tv series film StartUp Korean Drama
Sumber foto: TvN Korea

Nama Han Ji Pyeong kini tengah jadi perbincangan. Sejak film StartUp merajai deretan tv series asal Korea yang ada di Netflix, karakternya pun semakin tersohor. Drama Korea ini menceritakan tentang pertumbuhan diri para karakter, persahabatan, pelajaran tentang hidup, cinta, masa depan, serta upaya meraih mimpi.

Diperankan oleh Kim Seon-ho (dibaca: Kim Sun Ho; hangul: ???), sosok Han Ji Pyeong memiliki masa lalu yang terbilang sulit. Namun, dengan kegigihannya, keadaan berubah saat ia telah dewasa. Setelah melalui berbagai tantangan dalam hidup sejak masih muda, ia pun berhasil menjadi seseorang yang sukses. Terlepas dari terbelahnya tim Han Ji Pyeong dan tim Nam Do San (yang diperankan oleh Nam Joo Hyuk) demi mendapatkan Seo Dal Mi yang diperankan oleh Bae Suzy, Han Ji Pyeong tetap layak dijadikan panutan dalam berusaha dan berinvestasi.

1. Melatih diri dan mengasah kemampuan untuk berinvestasi sejak dini

Meskipun Han Ji Pyeong telah memiliki bakat untuk menjadi fund manager sejak ia berhasil memenangkan kompetisi trading saham semasa sekolah, ia tetap menilik peluang setelahnya. Ji Pyeong melatih dirinya untuk berinvestasi di “dunia nyata” dengan mengelola uang tabungan halmeoni yang awalnya sejumlah 8 juta Won menjadi 80 juta Won.

2. Gunakan peluang yang ada dengan bersikap jujur

Salah satu langkah awal untuk memulai berbagai hal dalam kehidupan adalah dengan bertindak jujur. Han Ji Pyeong tidak mengambil uang halmeoni sama sekali, justru iya menggunakan peluang tersebut untuk mengedukasi halmeoni sekaligus mengasah kemampuannya dalam berinvestasi. Dengan kejujuran dan kebaikan hati itulah, kamu bisa memiliki relasi yang terjaga, baik dengan calon rekan bisnis hingga orang-orang di lingkungan usahamu.

3. Berinvestasi secara langsung di perusahaan startup

Han Ji Pyeong memilih untuk berinvestasi secara langsung di perusahaan startup atau sebuah bisnis. Umumnya, jangka waktu investasi di perusahaan startup lebih pendek ketimbang investasi di perusahaan publik.

4. Ikut berproses dengan para pendiri

Sebagai seorang top venture capitalist, Han Ji Pyeong pastinya mengejar return of investment (ROI) dari perusahaan startup yang ia danai. Jika kamu adalah tipe yang gemar berinvestasi sambil berproses bersama para founders, menanam modal di perusahaan startup bisa jadi opsi menarik.

5. Jadilah seseorang yang berani untuk mengambil risiko

Han Ji Pyeong muda adalah sosok risk taker yang berani pergi ke Seoul untuk mengadu nasib. Dirinya yang dewasa pun masih demikian. Sudah menjadi rahasia umum jika investasi di perusahaan startup memang cenderung berisiko tinggi, bahkan bisa saja terjadi gagal bayar atau modal yang tidak kembali, walau ROI-nya berpotensi lebih besar pula jika berhasil. Namun, Han Ji Pyeong tetap berani mengambil risiko ini. Mengingat risiko yang tinggi, kamu juga harus cermat sebelum melangkah. Seperti Han Ji Pyeong, enggak heran bila ia menjadi seseorang yang detail dan tajam saat proses pitching, seperti yang ia lakukan saat mengkritisi Samsan Tech.

6. Siapkan dana darurat sebelum berinvestasi

Sama seperti Park Saeroyi, Han Ji Pyeong juga merupakan sosok dengan karakternya yang penuh perencanaan jangka panjang dalam hal investasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan juga kalau ia telah memiliki dana darurat sebelum berinvestasi.

Kesimpulan Cara Bisnis ala Park Saeroyi dan Han Ji Pyeong

Ilustrasi Kesimpulan Belajar Investasi dari Park Saeroyi dan Han Ji Pyeong, Pilih Mana
Sumber foto: 200dgr via Shutterstock

Seni berbisnis dan berinvestasi memang banyak ragamnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa tidak ada yang paling benar maupun yang salah. Yang ada hanyalah cocok atau tidaknya jenis bisnis atau investasi tersebut dengan si pemilik/investor, tujuan yang dimiliki, kemampuan, hingga planning menuju masa depan.

Pengelolaan aset pun sama baiknya, baik yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain. Hasilnya akan sama-sama memuaskan, asalkan dilakukan dengan proses analisis dan gaya investasi yang paling tepat.

Jangan berhenti untuk menggali informasi dan menambah ilmu. Jika kamu berencana untuk berinvestasi di saham IPO, atau ingin berinvestasi di bisnis yang belum IPO, kamu sama-sama membutuhkan ilmu valuasi fundamental sebagai dasarnya.

Kamu juga perlu untuk selalu memahami risiko dari tiap jenis investasi maupun bisnis yang ingin kamu ambil. Pelajari dengan baik dan ikuti kata hati serta pemikiranmu, bukan karena ikut-ikutan dengan orang lain.

Karena seluruh hal dalam hidup dibarengi dengan adanya kemungkinan risiko, untuk itulah kamu harus selalu siap dengan memiliki perlindungan. Proteksi finansial bisa kamu persiapkan dengan memiliki asuransi sebagai “jaring pengaman” yang menjadi sangat penting apabila terjadi ancaman kebangkrutan maupun kerugian. Selain itu, kamu juga wajib memiliki dana darurat. Hindari menggunakan dana pinjaman, dana tabungan untuk kebutuhan tertentu, maupun dana idle (sisa cash flow) untuk berbisnis dan berinvestasi.

Itulah hal-hal penting yang bisa kita petik sebagai inspirasi belajar bisnis ala sosok Park Saeroyi dari drakor Itaewon Class dan Han Ji Pyeong dari film drama Korea Start-Up. Siapapun dan cara apapun yang kamu pilih, pastikan pilihanmu telah melalui pertimbangan matang dan disesuaikan dengan segala kemampuan. Jadi, sudah siap untuk berbisnis maupun berinvestasi?