Diantara banyaknya jenis produk investasi, bisa dikatakan deposito sudah cukup familiar. Meski, memiliki kelemahan, namun deposito adalah salah satu produk perbankan yang berbeda dengan fasilitas bank lain seperti tabungan atau debit yang bisa digunakan secara umum.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dana dalam bentuk deposito, sebaiknya kamu juga perlu memahami dulu apa itu deposito. Selain itu, kamu juga harus mengerti apa keuntungan dan kerugian jika berinvestasi dalam bentuk deposito. Sebab dengan pemahaman tersebut, maka kamu akan dapat dengan leluasa mengantisipasi dan memprediksi pengelolaan keuangan itu sendiri.

Berikut ini, Qoala akan berikan ulasan lengkap soal deposito hingga bunga deposito tertinggi pada tahun 2021, apa saja? Simak ulasannya.

Apa Itu Deposito?

Apa Itu Deposito Bank
Sumber Foto: Zephyr_p Via Shutterstock

Sederhananya, deposito merupakan bentuk produk simpanan yang ditawarkan pihak bank kepada nasabah yang menerapkan sistem jangka waktu. Nantinya nasabah akan memperoleh bunga sesuai ketentuan apabila mengikuti jangka waktu penarikan dana dalam produk simpanan tersebut. Di samping itu, jika jangka waktu dilanggar, akan ada hukuman yang disebut penalti yang bisa menyebabkan pengurangan nilai simpanan maupun keuntungan.

Deposito juga dinilai sebagai produk investasi yang memiliki risiko paling minim. Sebab, produk simpanan yang dibuat oleh perbankan ini memiliki jaminan sekaligus memiliki kepastian terkait keuntungan yang bisa diperoleh nasabah.

Seperti yang telah dijelaskan, deposito itu merupakan produk simpanan dari bank layaknya tabungan. Akan tetapi yang membedakannya adalah penyetoran dan penarikan dana di deposito hanya bisa dilakukan dalam waktu tertentu saja. Tentu kondisi ini berbeda dengan produk tabungan yang mana sistem penyetoran dan penarikan dananya bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Sehingga jelas bahwa deposito adalah produk simpanan bank yang sistem penyetoran dan penarikan dananya sudah diatur sedemikian rupa.

Deposito itu sendiri memiliki beberapa jenis. Ada deposito berjangka dan deposito on call atau deposito yang memiliki jangka waktu relatif pendek, sekira satu tahun atau bahkan kurang dari setahun. Biasanya yang membedakan adalah jangka waktu serta fasilitas atau sistem pengambilan serta penyetoran dananya. Perlu diingat, bahwa sebelum melakukan investasi dalam bentuk deposito, sebaiknya ketahui dulu apa saja keuntungan dan kerugian jika kamu mendepositokan dana.

Tentunya dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan produk simpanan ini, kamu bisa lebih bijaksana dalam berinvestasi. Termasuk juga memilih jenis deposito apa yang dirasa cocok dan berapa lama tenor yang ingin dipilih. Sebagai informasi, deposito itu tidak bisa ditarik dananya di sembarang waktu. Karena sekali lagi secara prinsip deposito itu menggunakan sistem tenor atau jangka waktu untuk mengambil deposito dan bunganya. Biasanya tenornya mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, hingga 12 bulan. Dan yang pasti setiap tenor itu memiliki tingkat bunga yang berbeda-beda. Mengacu pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), disebutkan bahwa suku bunga deposito rata-rata bank umum tercatat 7,60 persen untuk satu bulan, 8,33 persen untuk tiga bulan, dan 8,61 persen untuk enam bulan serta untuk jangka lebih dari 12 bulan.

Aturan Suku Bunga Deposito

Pajak bunga deposito sudah tertuang pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

  1. PP 131 Tahun 2000 (berlaku sejak 1 Januari 2001) tentang PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
  2. KMK-51/kmk.04/2001 (berlaku sejak 1 Januari 2001) tentang pemotongan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
  3. SE-01/PJ.43/2001 (berlaku sejak 1 Januari 2001) tentang PP 131 Tahun 2000.

Jenis-jenis Deposito

Setelah paham apa itu deposito, kamu juga perlu mengetahui jenis deposito. Seperti yang dijelaskan diatas, deposito biasanya memiliki jangka waktu jatuh temponya, sehingga ketika belum waktu jatuh temponya uang tidak bisa ditarik atau terkena cash saat ditarik.

Misalnya kamu mau deposit selama 3, 6, 9, 12 bulan. Deposito dapat diperpanjang secara otomatis dengan sistem ARO (Automatic Roll Over). Deposito ini memiliki 3 jenis yaitu Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito dan Deposito On-Call.

  • Deposito Berjangka, yaitu deposito yang sangat familiar di telinga masyarakat luas. Deposito berjangka adalah jenis tabungan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan bisa dengan atas nama perorangan maupun lembaga. Pihak bank nantinya akan memberikan bunga ke tabungan deposito milikmu. Tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan biasa. Akan tetapi deposito berjangka ini mengharuskan kamu untuk menyimpan uang pada waktu tertentu. Uang yang disimpan hanya bisa diambil ketika jatuh tempo oleh pihak yang tertera pada bilyetnya.
  • Sertifikat Deposito, merupakan sertifikat yang tidak mengacu pada nama seseorang atau lembaga tertentu, sehingga dapat dipindahtangankan dan sangat mungkin untuk diperjualbelikan.
  • Deposito On Call, yaitu tabungan berjangka dengan waktu penyimpanan yang relatif singkat, minimal 7 hari dan paling lama hanya kurang dari 1 bulan. Deposito ini dikhususkan dalam jumlah yang besar.

Daftar Bank dengan Bunga Deposito Tertinggi 2021

Sebagai informasi, daftar bunga deposito tertinggi yang ditawarkan bank dapat dilihat pada Laporan Harian Bank Umum (LHBU) Bank Indonesia. Bunga deposito ini bisa berubah, menyesuaikan dengan perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Bunga deposito juga kerap kali berbeda-beda untuk jangka waktu deposito yang disepakati antara bank dan nasabah, mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan. Berikut ini daftar bank dengan bunga deposito tertinggi tahun 2021.

Bunga Deposito Tertinggi 1 Bulan

Bank Bunga Deposito (%)
BANK KB BUKOPIN 4,25%
BANK MAYORA 4,13%
J TRUST BANK 4,00%
BANK COMMONWEALTH 3,75%
BANK HSBC INDONESIA 3,63%
BANK PERMATA 3,38%
STANDARD CHARTERED BANK 3,38%
BANK BTPN 3,20%
BANK DANAMON INDONESIA 3,20%
BANK TABUNGAN NEGARA 3,13%

Bunga Deposito Tertinggi 3 Bulan

Bank Bunga Deposito (%)
BANK KB BUKOPIN 4,38%
J TRUST BANK 4,25%
BANK MAYORA 4,13%
BANK COMMONWEALTH 3,99%
BANK SINARMAS 3,75%
BANK HSBC INDONESIA 3,63%
BANK BTPN 3,50%
STANDARD CHARTERED BANK 3,50%
BANK DANAMON INDONESIA 3,38%
BANK PERMATA 3,38%

Bunga Deposito Tertinggi 6 Bulan

Bank Bunga Deposito (%)
BANK KB BUKOPIN 4,63%
BANK COMMONWEALTH 4,00%
BANK MAYORA 4,00%
STANDARD CHARTERED BANK 3,75%
BANK UOB INDONESIA 3,65%
BANK DANAMON INDONESIA 3,63%
BANK BTPN 3,50%
BANK HSBC INDONESIA 3,50%
BANK MAYBANK INDONESIA 3,25%
BANK PERMATA 3,25%

Bunga Deposito Tertinggi 12 Bulan

Bank Bunga Deposito (%)
BANK KB BUKOPIN 4,88%
BANK MAYORA 4,00%
STANDARD CHARTERED BANK 4,00%
J TRUST BANK 3,75%
BANK COMMONWEALTH 3,75%
BANK HSBC INDONESIA 3,58%
BANK BTPN 3,38%
BANK DANAMON INDONESIA 3,38%
BANK UOB INDONESIA 3,30%
BANK PERMATA 3,25%

Cara Menghitung Suku Bunga Deposito

Untuk besaran bunga deposito yang diberikan tergantung dari kebijakan masing-masing bank. Walaupun begitu, instrumen yang satu ini cukup menjanjikan. Sehingga, penting untuk mengetahui cara menghitung bunga deposito agar dapat menemukan strategi investasi yang tepat.

Perhitungan bunga deposito berdasarkan pada dua situasi, yaitu pendapatan per jatuh tempo dan pendapatan per bulan. Berikut penjelasan lengkapnya.

Total pendapatan saat jatuh tempo

Metode ini dilakukan dengan cara menghitung total pendapatan yang didapatkan tiap jatuh tempo. Cara menghitung bunga deposito yang satu ini akan membantumu mengetahui kisaran profit keseluruhan. Berikut rumus perhitungannya.

Bunga Deposito = Setoran + (Keuntungan dari Bunga Deposito – Jumlah Pajak Deposito)

Keuntungan dari bunga deposito setiap bulan

Adapun untuk menghitung profit dari bunga deposito dan jumlah pajak, kamu dapat menggunakan rumus di bawah ini.

Keuntungan Bunga Deposito = (Setoran x Suku Bunga x jumlah tenor) :365 hari

Sedangkan jumlah pajak dihitung dengan rumus berikut.

Jumlah Pajak Deposito = Profit Bunga Deposito x Tarif Pajak

Simulasi Perhitungan Bunga Deposito

Metode menghitung bunga deposito berikutnya adalah dengan menggunakan keuntungan bunga per bulan. Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui bunga deposito tiap bulannya. Berikut rumus perhitungannya.

Total bunga = (Setoran x suku bunga x 80% x 30 hari) : 365 hari

Angka 80% dalam rumus ini didapat dari persentase pendapatan dikurangi persentase pajak yang harus ditanggung, yakni 100% – 20%

Contoh Cara Menghitung Bunga Deposito Bulanan

Misalnya, kamu ingin mengetahui keuntungan bunga tiap bulan dari deposito sebesar Rp8 juta. Deposito ini memiliki jangka waktu 5 bulan dengan suku bunga deposito 6% dan potongan pajak sebesar 20%, maka cara menghitung bunga deposito tersebut adalah sebagai berikut.

Total bunga

= (Setoran x Suku bunga x 80% x 30 hari) : 365

= ( Rp8 juta x 6% x 80% x 30) : 365

= Rp31.561

Cara Menghitung Bunga Deposito di Bawah Rp7,5 Juta

Apabila depositomu kurang dari Rp7.5 juta, perhitungannya akan lebih sederhana, yakni menggunakan rumus berikut ini.

Bunga deposito = Total uang simpanan x bunga tahunan x tenor

Contoh cara menghitung bunga deposito kurang dari Rp7,5 juta

Kamu memiliki deposito sebesar Rp3 juta selama 8 bulan, dengan bunga pertahun sebesar 6%. Maka bunga deposito yang akan didapatkan adalah:

Bunga Deposito

= Simpanan x bunga tiap tahun x jangka waktu

= Rp3 juta x 6% x 8

= Rp1.440.000

Kelebihan Deposito

Tak bisa dipungkiri, bagi sebagian orang yang sudah pernah mendepositokan uangnya, tentu deposito ini dianggap sebagai pilihan investasi yang cukup menguntungkan. Setidaknya dengan deposito, orang akan merasa uangnya tersimpan secara aman. Pasalnya, keamanan jadi salah satu alasan orang mendepositokan uangnya yang tidak sedikit itu. Dibanding disimpan di rumah, jelas menaruh uang di bank jauh lebih terjamin keamanannya. Berikut ini kelebihan lainnya jika ingin berinvestasi dalam bentuk deposito.

Deposito Aman dijamin LPS 

Selain aman dari kejahatan, simpanan uang dalam bentuk deposito juga memberikan jaminan berlebih. Pasalnya, deposito ini juga dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS). Tak perlu khawatir, karena jika terjadi hal-hal di luar ekspektasi, misalnya bank tempat untuk menyimpan deposito itu bangkrut, simpananmu akan tetap aman. Karena LPS telah menjamin simpanan tersebut sesuai batas nominal yang sudah ditentukan.

Deposito Memiliki Risiko Rendah

Selain faktor keamanan yang terjamin, salah satu kelebihan deposito adalah risikonya yang terbilang rendah. Dalam artian, jika kamu memilih tempat investasi, tentunya akan mempertimbangkan faktor risiko. Misalnya jika ingin berinvestasi dalam bentuk saham, maka ada kemungkinan nilai investasi tersebut menyusut akibat nilai pasar yang menyusut atau akibat faktor X. Jika, investasi dalam bentuk deposito inilah yang terbilang paling rendah riskonya. Sebab, deposito memang tidak akan terpengaruh oleh pergerakan pasar. Karena sistem pengelolaan deposito itu sudah ditetapkan oleh pihak perbankan dan tidak akan ada perubahan sewaktu-waktu.

Deposito Memiliki Pendapatan per Tenor

Perlu diingat bahwa ada keuntungan lainnya dari produk simpanan bernama deposito ini. Yaitu adanya pendapatan per tenor yang yang sudah disepakati antara nasabah dan pihak bank. Benar adanya bahwa di deposito kamu tidak bisa semena-mena menarik dana yang sudah didepositokan, karena dalam kesepakatan sudah ditentukan kapan bisa mengambil dana yang sudah ditempatkan di deposito itu. Pastinya, pemilik deposito ini akan memperoleh tambahan tetap akibat adanya bunga dari setiap tenornya.

Menariknya, keuntungan atau tambahan dari bunga tersebut bisa disetor kembali di deposito atau ditransfer ke rekeningmu. Selain itu, keuntungan yang bisa diperoleh dari deposito itu lebih besar dari tabungan biasa. Kamu pun bisa menarik bunga depositonya saja dan tidak mengurangi jumlah investasi di dalam deposito.

Kekurangan Deposito

Meski dianggap memiliki risiko rendah, akan tetapi produk deposito ini tetap memiliki kerugian yang bisa saja muncul dalam deposito. Apa saja? Berikut ulasannya.

Tak Ada Keterlibatan soal Pengelolaan Dana

Sebagai pemilik dana, kamu tidak terlibat dalam pengelolaan dana tersebut. Boleh jadi pengelolaan dari dana deposito itu menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat. Namun karena kamu tidak terlibat dalam pengelolaan dana tersebut (pasif), maka kamu hanya bisa menikmati hasil akhirnya saja atau sesuai sistem bunganya saja yang sudah ditetapkan di awal. Hal ini jelas berbeda jika investasi dalam bentuk reksadana atau saham, yang mana kamu bisa terlibat dalam pengelolaan dana tersebut.

Mudah Dipengaruhi Inflasi

Kelemahan kedua adalah dana yang tersimpan dalam deposito bisa saja tergerus oleh inflasi. Dalam artian, uang yang didepositokan itu ada kemungkinan secara nilai uangnya semakin lama akan semakin menurun. Hal itu bisa saja terjadi karena di saat yang bersamaan harga barang-barang dan kebutuhan pokok menjadi mahal atau naik. Akibatnya, uang senilai A yang biasanya bisa mendapat barang B sebanyak 3 buah, namun karena inflasi uang A hanya bisa untuk membeli 1 buah barang B.

Itulah inflasi, yang sewaktu-waktu bisa membuat nilai uang menjadi turun drastis. Namun biasanya bank selalu memberikan bunga deposito yang cukup kompetitif yang bisa jadi hal tersebut bisa digunakan menutupi kelemahan tersebut. Dengan

deposito, setidaknya pihak bank akan meminimalisir kerugian karena adanya inflasi dari mata uang.

Hasilnya Tidak Begitu Besar

Kelemahan selanjutnya adalah keuntungan deposito yang tergolong rendah. Hal itu sejurus dengan prinsip deposito yang memiliki risiko kecil sebagai suatu produk investasi. Jadi wajar kiranya jika hasil dari deposito itu tidak sebesar dibanding investasi lainnya seperti, investasi saham dan properti yang diketahui memiliki keuntungan berlipat-lipat dari dana investasi yang disetorkan.

Tips Memilih Deposito

Deposito masih menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati masyarakat. Sebab, investasi ini termasuk rendah risiko dan menawarkan suku bunga lebih tinggi dibanding tabungan.

Tak hanya itu, kamu juga tidak perlu susah payah mengelola deposito. Pihak bank yang akan mengelolanya. Meski terbilang aman, kamu tidak boleh gegabah memilih produk deposito bank. Berikut tips memilih deposito bank yang tepat guna memaksimalkan keuntungan investasi.

Cari tahu jumlah minimum deposito

Saat ini, jumlah deposito minimum yang harus disetorkan ke pihak bank semakin terjangkau. Dengan uang Rp1 juta, kamu sudah bisa membuka deposito dan menikmati keuntungannya.

Namun, ketentuan ini tidak berlaku untuk semua bank karena setiap bank memiliki kebijakan yang berbeda. Jika kamu bermaksud untuk membuka deposito, maka cari tahu dulu berapa jumlah awal yang harus disetorkan.

Pilih yang jumlahnya tidak membebani finansialmu guna menghindari adanya penarikan dana sebelum waktu jatuh tempo tiba. Informasi mengenai jumlah minimum ini dapat dilihat di brosur, website resmi, akun sosial media, atau aplikasi dari bank yang bersangkutan.

Sesuaikan dengan jangka waktu deposito

Jangka waktu deposito pada umumnya adalah 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan. Kamu bisa tentukan sendiri jangka waktu depositonya sesuai keinginan.

Jika memang uangnya tidak ingin dipakai dalam waktu dekat, maka pilih yang jangka waktunya panjang agar keuntungannya maksimal. Semakin lama uang didepositokan, semakin besar persentase suku bunganya.

Terlebih lagi kalau jumlah uangnya lumayan besar. Sebagai nasabah, kamu diperbolehkan untuk memperpanjang otomatis atau tidak otomatis saat deposito jatuh tempo.

Jika diperpanjang otomatis, maka jumlah yang didepositokan adalah jumlah pokok ditambah bunga depositonya. Alhasil, keuntungan yang diperoleh berbeda setiap periode.

Pilihlah bank yang terpercaya

Selanjutnya adalah memilih bank yang terpercaya. Kedengarannya sepele, tapi kuncinya ada di sini kalau kamu tidak ingin kehilangan uang yang sudah dimasukkan ke deposito.

Sebab, tidak sedikit oknum yang menawarkan produk deposito dengan modal minim dan tingkat keuntungan tinggi. Sebaiknya waspada terhadap iming-iming bunga tinggi karena sejatinya batasan mengenai suku bunga deposito telah ditentukan.

Lebih baik cari tahu informasi mengenai perbankan atau lembaga keuangan tertentu sebelum membeli produk keuangan yang ditawarkan, seperti deposito. Pilih perbankan yang menjadi peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Dengan begitu, investasi deposito akan dijamin LPS bila sewaktu-waktu bank bangkrut atau dilikuidasi. Nilai deposito yang dijamin tidak lebih dari Rp 2 miliar.

Coba hitung jumlah keuntungannya

Setiap bank menawarkan suku bunga deposito yang berbeda. Ada yang 5,25% per bulan, 5,50%, 6%, hingga 7%. Pilih bank yang menawarkan suku bunga tertinggi karena ini sangat berpengaruh pada besarnya keuntungan yang diperoleh saat deposito jatuh tempo.

Perhitungan tidak berhenti sampai disitu. Perlu juga dilakukan perhitungan keuntungan untuk setiap jangka waktu yang ditawarkan oleh perbankan.

Apabila jangka waktu deposito 12 bulan lebih besar daripada 6 bulan, lebih baik pilih yang 12 bulan. Tentu dengan catatan, kalau uangnya tidak akan dipakai dalam kurun waktu 1 tahun mendatang.

Pertimbangkan biaya lainnya

Dalam memilih deposito perbankan, penting juga untuk mempertimbangkan biaya lain-lain. Sebut saja biaya pajak, materai, atau penalti kalau terjadi penarikan deposito sebelum jatuh tempo.

Ambil contohnya biaya pajak. Untuk jumlah deposito di atas Rp 7,5 juta biasanya dibebankan pajak sebesar 20% yang akan dipotong dari bunga keuntungan deposito saat jatuh tempo. Sedangkan di bawah Rp 7,5 juta tidak dikenakan pajak apapun.

Bank mempunyai kebijakan masing-masing mengenai besarnya biaya yang dibebankan kepada nasabah. Jadi, cari tahu agar kamu tidak merasa dirugikan pada saat mengambil keputusan atas uang yang didepositokan.

Cari tahu soal fitur deposito

Fitur yang ditawarkan oleh setiap bank berbeda-beda. Ada bank yang menawarkan fitur Automatic Roll Over (ARO) atau perpanjangan otomatis dan suku bunganya dapat ditarik atau ditransfer ke rekening lain. Tapi, ada juga bank yang hanya menawarkan fitur ARO saja.

Perbedaan inilah yang harus dicermati baik-baik. Fitur yang lengkap tentu akan membuat kamu semakin untung saat membuka deposito meskipun sifatnya bukan material.

Bijak dalam mengelola arus kas

Sebelum membuka deposito, disarankan untuk mengkaji ulang kondisi finansial masing-masing. Jangan terlalu memaksakan diri untuk membuka deposito dalam jumlah besar kalau nantinya kamu jadi tidak punya simpanan lain, seperti dana darurat.

Di sisi lain, belajar juga mengesampingkan biaya-biaya yang ada kaitannya dengan gaya hidup konsumtif. Misalnya, belanja, nongkrong, atau jajan. Daripada uang habis untuk kesenangan sesaat, lebih baik dikumpulkan, lalu masukkan deposito untuk kesenangan jangka panjang.

Investasi memang erat kaitannya dengan risiko, termasuk deposito. Tapi, risiko bukanlah faktor penghambat untuk memulai investasi. Apalagi di balik risiko tersebut, terdapat sejumlah keuntungan yang bisa dinikmati, baik untuk hari ini maupun di masa mendatang. Selain investasi dalam bentuk deposito, kamu juga bisa berinvestasi dalam bentuk asuransi. Sebab hal ini dapat melindungi finansialmu di masa mendatang. Pastinya, ada banyak produk asuransi yang bisa kamu pilih dan bandingkan di Qoala Apps atau blog Qoala.