Selain bitcoin, salah satu jenis mata uang kripto yang menggunakan skema mining ialah Litecoin atau LTC. Jika kamu tertarik untuk menambang mata uang kripto yang satu ini, kamu perlu memahami terkait mekanisme mining, tipe mining, perangkat lunak, dan aplikasinya.

Seperti yang diketahui, mining adalah proses menambang mata uang kripto secara umum. Proses mining biasanya menggunakan perangkat komputer untuk memecahkan kode matematika tertentu dengan imbalan kripto. Proses mining kripto juga bisa melalui aplikasi tertentu, seperti Droid Miner dan AA Miner. Untuk tahu lebih dalam, berikut ini Qoala berikan ulasan lengkap terkait Litecoin Mining.

Sekilas Tentang Litecoin Mining

Sekilas Tentang Litecoin Mining
Sumber Foto: Lukasz Stefanski Via Shutterstock

Secara definisi, Litecoin Mining merupakan salah satu jenis mata uang kripto dengan mekanisme mining atau menambang. Litecoin mining atau pada cryptocurrency adalah berkode LTC merupakan aset mata uang digital peer-to-peer di mana kamu dapat melakukan pembayaran kepada siapa saja secara instan.

Selain itu, jaringan pembayaran Litecoin mining juga terbuka tanpa otoritas pusat atau terdesentralisasi. Inilah yang membedakannya dengan mata uang konvensional di mana memerlukan pihak ketiga seperti bank untuk melakukan pembayaran antar sesama.

Biasanya, mining atau menambang ini tidak hanya untuk Litecoin, namun juga ada mata uang kripto lain yang lebih dulu dikenal seperti Bitcoin dan Dogecoin. Namun faktanya, Litecoin mining adalah hasil modifikasi dari Bitcoin namun mempunyai harga lebih murah.

Sebagai informasi, litecoin pertama kali ditemukan oleh Charlie Lee, seorang lulusan MIT (Massachusetts Institute of Technology) pada tahun 2011 lalu. Selain murah, kecepatan transaksi juga lebih cepat dibanding mata uang kripto lainnya.

Sejarah Litecoin

Tak banyak orang yang tahu tentang Litecoin meski mata uang ini sudah diluncurkan sejak tahun 2011. Developer Litecoin adalah Charlie Lee, seorang mantan pegawai Google yang kemudian menjadi Direktur Teknis di Coinbase. Jaringan Litecoin pertama kali live pada tanggal 13 Oktober 2011.

Litecoin sering dianggap sebagai perak, sementara Bitcoin adalah emasnya. Alasannya karena mayoritas Litecoin menggunakan basis Bitcoin, tetapi tetap berkembang menjadi rantai terpisah dan semakin populer. Selama bulan November 2013, nilai agregat Litecoin berhasil mencapai pertumbuhan besar hingga 100% dalam 24 jam.

Memang benar, kepopulerannya belum seperti Bitcoin yang hingga kini masih menduduki peringkat atas. Tetapi bukan berarti Litecoin selalu berada di bawah Bitcoin. Contohnya saja, dalam hal kecepatan transaksi Litecoin lebih cepat. Waktu memblok Litecoin hanya 2.5 menit. Protokol konsensus dalam mata uang kripto yang dinamakan skrip juga dikenal lebih adil dan aman dibandingkan dengan SHA 256, bukti kerja para penambang yang digunakan Bitcoin.

Pada bulan Mei 2017, Litecoin menjadi yang pertama dari top 5 mata uang kripto di pasar yang mengadopsi Segregated Witness. Di bulan yang sama, transaksi Lightning Network pertama dilakukan dengan menggunakan Litecoin. Transaksi ini mentransfer 0.00000001 LTC dari Zurich ke San Francisco dalam waktu sangat cepat, yaitu kurang dari 1 detik.

Misi Litecoin

Sebagai salah satu “mata uang di era internet”, Litecoin dirancang oleh Charlie Lee dengan misi yang sang sangat spesifik. Misinya yaitu untuk menjadi mata uang peer to peer di internet yang mampu menyelesaikan pembayaran instan dengan biaya hampir nol, berlaku di seluruh dunia. Litecoin juga mendukun tujuan Bitcoin untuk mengatasi kebutuhan pembayaran secara global yang terus berkembang.

Pemikiran yang maju dan pendekatan unik inilah yang membuat Litecoin bisa menjadi mainstream. Namun tentu saja dalam perkembangannya Litecoin juga menghadapi masalah. Jaringan Litecoin sempat dihampiri bugs yang memblok kemajuan. Bugs ini akhirnya berpengaruh pada kepercayaan investor pada komunitas Litecoin.

Untungnya keraguan investor ini akhirnya bisa dipatahkan dengan dirilisnya Litecoin versi 0.8.5.1 di bulan November 2013. Versi terbaru ini berhasil mengatasi bugs dan popularitas Litecoin pun meroket! Aset LTC digital bahkan mencapai $1 miliar di pasar pada tahun 2013. Hanya 2 tahun setelah Litecoin diluncurkan pertama kali.

Perbedaan Litecoin dan Bitcoin

Seperti yang telah dijelaskan di atas, terdapat perbedaan antara Bitcoin dan Litecoin dari segi harga dan kecepatan transaksi. Lebih jelasnya mengenai perbedaan Bitcoin dan Litecoin mining adalah sebagai berikut.

1. Kecepatan Transaksi

Dari segi kecepatan transaksi, Bitcoin memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikan suatu transaksi. Sedangkan Litecoin hanya perlu 2,5 menit saja. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa orang-orang lebih menyukai Litecoin.

2. Kapitalisasi Pasar

Jika dalam segi kecepatan transaksi Litecoin lebih unggul, maka dalam segi kapitalisasi pasar Bitcoin yang memimpin. Di tahun 2020, kapitalisasi pasar Bitcoin sebesar US$128 miliar dan US$3 miliar untuk Litecoin.

3. Algoritma PoW (proof-of-work)

Sejauh ini perbedaan teknis paling mendasar antara Bitcoin dan Litecoin adalah perbedaan algoritma kriptografi yang mereka gunakan. Bitcoin menggunakan algoritma SHA-256 yang sudah lama ada, sedangkan Litecoin menggunakan algoritma yang relatif baru yang dikenal sebagai Scrypt.

SHA-256 umumnya dianggap sebagai algoritma yang lebih kompleks daripada Scrypt, sementara pada saat yang sama memungkinkan tingkat pemrosesan paralel yang lebih besar.

Akibatnya, penambang Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir telah menggunakan metode yang semakin canggih untuk menambang bitcoin seefisien mungkin. Metode yang paling umum untuk penambangan Bitcoin terdiri dari penggunaan Sirkuit Terpadu Khusus Aplikasi (ASIC).

Scrypt, sebaliknya, dirancang agar tidak terlalu rentan terhadap jenis solusi perangkat keras khusus yang digunakan dalam penambangan berbasis ASIC.Hal ini telah menyebabkan banyak komentator untuk melihat cryptocurrency berbasis Scrypt seperti Litecoin sebagai lebih mudah diakses oleh pengguna yang juga ingin berpartisipasi dalam jaringan sebagai penambang.

4. Limit Koin

Saat berhasil melakukan verifikasi, para penambang atau miner akan mendapat imbalan berupa cryptocurrency yang mana dari setiap jenisnya punya limit persedian koin tersendiri. Persediaan koin Litecoin sudah mencapai 84 juta sedangkan Bitcoin masih 21 juta.

Kalau diperhatikan sekilas saja, keduanya memang tampak sama. Pada dasarnya, Litecoin maupun Bitcoin adalah mata uang kripto yang terdesentralisasi. Tidak seperti aset berupa mata uang seperti Dollar, Yen, Won, Euro, dan lain-lain yang tunduk pada peraturan tertentu. Litecoin dan Bitcoin hanya bergantung ada integritas jaringan kriptografi.

Selain itu, Charlie Lee mengumumkan debut Litecoin melalui forum Bitcoin. Karena inilah dirilisnya Litecoin dianggap sebagai reaksi atas kesuksesan Bitcoin. Litecoin memang mengadopsi beberapa fitur dari Bitcoin yang dianggap baik untuk mata uang kripto. Meski demikian, ada beberapa aspek yang diubah dan dikembangkan dengan cara berbeda.

Cara Kerja Litecoin Mining

Cara Kerja Litecoin Mining
Sumber Foto: Wit Olszewski Via Shutterstock

Seperti penjelasan di awal, pada cryptocurrency termasuk Litecoin mining, jaringan pembayarannya terdesentralisasi dan terbuka. Hal ini dikarenakan tidak menggunakan pihak ketiga, maka konfirmasi transaksinya terjadi sebab ada distributed ledger dimana semua penambang dapat mengontrolnya.

Mining atau menambang disini maksudnya adalah memecahkan suatu kode matematika yang telah diatur sedemikian rupa agar tidak dapat dikerjakan manusia. Oleh sebab itu, untuk menjadi miner atau penambang, kamu membutuhkan perangkat komputer. Setelah berhasil menambang, blok transaksi akan terverifikasi. Penambang juga akan mendapat imbalan berupa koin. Lalu bagaimana cara menambang Litecoin itu sendiri?

Pertama, kamu disarankan untuk membuat dompet Litecoin pribadimu untuk menyimpan Litecoin hasil mining masing-masing. Lalu pilih perangkat keras yang akan digunakan dengan cara membandingkan masing-masing perangkat keras yang tersedia untuk menambang Litecoin.

Misal, kamu harus memilih apakah kamu akan memasang peralatan dengan berbagai macam GPU atau membeli alat penambang ASIC. Ingatlah untuk mempertimbangkan biaya dari segala pengeluaran yang harus dibayar nantinya dengan setiap peralatan ini. Pertimbangkan juga ventilasi yang cukup untuk peralatanmu agar lebih awet.

Jika kamu menggunakan alat penambang ASIC, perangkat kerasmu biasanya sudah memiliki software yang sudah diinstal sebelumnya untuk menambang Litecoin. Namun jika kamu menggunakan graphic card, kamu harus mengunduh dan menginstal software penambang gratis. Jika ini yang akan dilakukan, maka pastikan kamu sudah melakukan riset terhadap software mana yang akan menjadi pilihanmu.

Setelahnya, kamu bisa memulai penambangan Litecoin dengan mengikuti petunjuk yang ada di paket software milikmu. Pastikan kamu menyimpan semua Litecoin hasil penambangan tersebut di dompet yang aman.

Awasi performa perangkat-perangkat yang digunakan sehingga tidak mempengaruhi proses menambang Litecoin. Pantau juga harga Litecoin di pasar aset kripto untuk memastikan bahwa kegiatan menambang Litecoin yang dilakukan tetap menguntungkan. Sama seperti menambang Litecoin di rumah, kamu disarankan untuk membuat dompet digital untuk menyimpan Litecoin imbalan yang akan didapatkan. Kamu juga akan memilih perangkat keras untuk melakukan mining, mulai dari alat penambang ASIC hingga GPU mining rig.

Setelahnya, kamu juga harus menginstal aplikasi software yang dibutuhkan untuk menambang Litecoin. Seperti menambang di rumah, jika kamu harus menginstal software karena perangkat keras yang dipilih tidak memiliki software bawaan, pastikan kamu memilih software yang terpercaya.

Di sinilah perbedaannya dari menambang Litecoin di rumah. Ketika kamu memilih metode ini, kamu harus memilih mining pool. Bandingkan imbalan yang akan didapatkan dari beberapa mining pool yang berbeda, biaya yang perlu dikeluarkan, pembayaran minimal dan fitur lainnya yang ditawarkan di mining pool tersebut.

Kamu bisa melakukan sampel di masing-masing mining pool untuk menentukan mana pilihan yang terbaik. Beberapa mining pool juga memiliki rekomendasi software sendiri yang harus digunakan jika kamu memilih mining pool tersebut.

Setelah kamu memilih mining pool, kamu bisa memulai menambang Litecoin. Pastikan imbalan yang didapatkan langsung masuk ke dompet pribadimu setelah selesai kamu dapatkan. Perhitungkan biaya mining yang harus dibayarkan sehingga kegiatan menambang Litecoin milikmu tidak melebihi anggaran dan kamu tetap mendapatkan keuntungan.

Jenis-Jenis Litecoin Mining

Secara umum, proses Litecoin mining sama dengan mining mata uang kripto lainnya. Ada beberapa opsi sesuai kebutuhan miner. Berikut jenis-jenis Litecoin mining yang wajib diketahui.

1. Solo Mining

Sesuai namanya, Solo Mining adalah kegiatan menambang sendirian. Untuk proses solo mining, miner menyiapkan perangkat dan mengerjakan semua prosesnya sendiri.

Untuk melakukan solo mining, miner harus memiliki modal yang besar sebelum melakukan penambangan. Seperti untuk membeli perangkat dan biaya listrik. Namun, modal tersebut sepadan dengan hasil karena miner tidak perlu membagi hasil dengan pihak lainnya.

2. Mining Pool

Kebalikan dari solo mining, mining pool oleh beberapa miner yang berbagi sumber daya serta modal untuk melakukan penambangan. Banyaknya miner yang bergabung tentunya akan menambah peluang mendapatkan Litecoin lebih banyak dari pada dengan solo mining.

3. Cloud Mining

Jika kamu tidak ingin mengeluarkan modal yang banyak untuk menambang Litecoin, kamu dapat mencoba Cloud mining. Untuk melakukan Cloud mining, kamu hanya perlu mengeluarkan biaya untuk mining rig Litecoin. Mining rig adalah seperangkat komputer untuk menambang mata uang kripto.

Perlengkapan dan Software yang Diperlukan untuk Litecoin Mining

Di awal kemunculannya, cara mining Litecoin dapat dilakukan hanya dengan menggunakan CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphics Processing Unit). Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kini ada perangkat yang jauh lebih kuat dan meningkatkan potensi mendapat koin, yaitu dengan ASICs (Application-Specific Integrated Circuit).

Selain itu, jika kamu mulai serius ingin melakukan Litecoin mining akan lebih baik jika kamu juga mempelajari perangkat Antminer L3+. Perangkat ini dinilai paling kuat dan mutakhir dalam mendapat koin. Hasil produksi BitMain tersebut pun mempunyai kinerja yang tidak tersaingi.

Antminer L3+ dapat menyelesaikan persamaan matematika dengan cepat karena memiliki hash rate sampai 504 MH/detik. Hash rate merupakan jumlah kalkulasi atau perhitungan yang bisa dilakukan perangkat setiap detiknya. Kecepatan tersebut membuatnya unggul jika dibandingkan perangkat lain di pasaran.

Rekomendasi Aplikasi Litecoin Mining

Setelah memulai proses Litecoin mining, kamu dapat melakukan memonitor penambangan Litecoin melalui smartphone Android milikmu. Berikut beberapa aplikasi untuk melakukan pemantauan Litecoin Mining.

1. MinerGate

Pada mulanya, MinerGate hanya berupa website untuk penambangan mata uang kripto . Namun saat ini, sudah tersedia berupa aplikasi MinerGate Control untuk ponsel Android.

MinerGate Control memungkinkan pengguna untuk memantau proses penambangan pengguna di situs MinerGate. Selain untuk memantau proses penambangan mata uang kripto, MinerGate Control juga memiliki fitur untuk berkomunikasi antar sesama penambang di MinerGate.

2. Crypto Miner

Rekomendasi aplikasi Litecoin mining selanjutnya adalah Crypto Miner. Dengan tampilan operasional sederhana, aplikasi ini akan cocok digunakan oleh para miner pemula.

Kekurangannya, tidak semua algoritma pada Crypto Miner dapat digunakan secara gratis. Kamu perlu mengeluarkan sekitar US$2.28 untuk algoritma favorit jika ingin mengaksesnya.

3. NeonNeon Miner

Aplikasi ketiga yaitu NeonNeon Miner yang cara kerjanya hampir sama dengan Crypto Miner, yaitu dengan membawamu ke kolam pertambangan. Selain untuk Litecoin, aplikasi ini juga dapat dilakukan guna menambang banyak jenis cryptocurrency seperti Bitcoin, Feathercoin, Vertcoin, dan lain-lain.

4. Droid Miner

Terakhir, ada Droid Miner, sebagai solusi terbaik bagimu yang ingin menambang tanpa terganggu iklan. Aplikasi ini juga memungkinkanmu untuk mining cryptocurrency lain seperti Bitcoin dan Dogecoin. Fitur menarik lainnya dari Droid Miner adalah dapat menjalankan program di background sekaligus menonaktifkan program saat HP di-charge secara otomatis.

Cara Membeli Litecoin 

Untuk melakukan transaksi cryptocurrency, secara umum kamu harus mendaftarkan diri dulu di broker kripto. Setelah terdaftar, kamu dapat membayar minimal deposit dengan jumlah berbeda-beda tergantung broker atau situs yang dipilih setelah itu barulah kamu dapat bertransaksi Litecoin. Maka dari itu, ada baiknya untuk melakukan riset dan pengecekan dulu perihal situs Litecoin mining yang akan dipilih.

Selain investasi menggunakan aset digital, kamu juga bisa melakukan investasi masa depan dengan asuransi. Sebab, asuransi bisa juga menjadi tempat menabung untuk keperluan di masa depan, seperti pendidikan anak dan lain sebagainya. Bagi kamu yang tertarik untuk membeli asuransi, kamu bisa langsung mencari informasinya lebih lanjut di Qoala Apps. Cari ulasan menarik lainnya dari topik keuangan & investasi seperti cara investasi reksadana modal kecil.