Kehamilan merupakan hal yang menggembirakan sekaligus menjadi sebuah tantangan bagi seorang calon ibu. Pasalnya, saat sedang hamil, asupan nutrisi bagi calon ibu merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Seperti yang telah diketahui, asupan nutrisi yang sehat dan seimbang tentu dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap sehat, termasuk membantu perkembangan janin di dalamnya. Hingga akhirnya, masa kehamilan dapat berlangsung dengan baik hingga proses persalinan nanti. Kira-kira apakah ada makanan pantangan ibu hamil?

Tak hanya mengonsumsi berbagai jenis makanan dengan gizi sehat dan seimbang, ada beberapa pantangan makanan dan minuman yang juga perlu dihindari oleh ibu hamil. Sebab terdapat beberapa makanan yang mempunyai kandungan buruk bagi kesehatan ibu dan juga kandungannya. Dengan demikian, beberapa pantangan makan ibu hamil ini sebaiknya tak dikonsumsi untuk mencegah berbagai kondisi buruk yang dapat membahayakan bayi dan janinnya.

Pantangan makanan dan minuman untuk ibu hamil bisa berupa beberapa jenis ikan yang mengandung merkuri, daging mentah atau setengah matang, telur mentah, atau berbagai makanan yang dimasak setengah matang lainnya dan beberapa minuman yang belum layak untuk dikonsumsi. Selain itu, ibu hamil juga perlu menghindari konsumsi makanan berkalori kosong yang hanya mengandung gula dan lemak tinggi, seperti permen atau keripik.

Selain untuk mengetahui beberapa pantangan makanan dan minuman untuk ibu hamil, kamu juga perlu mengetahui berbagai makanan bernutrisi tinggi yang baik dikonsumsi selama masa kehamilan. Lalu, apa saja pantangan ibu hamil muda? Berikut ini Qoala akan memberikan informasi terkait pantangan untuk ibu hamil yang dapat membantu keberlangsungan masa kehamilan yang sehat dan lancar hingga persalinan kelak.

1. Telur Mentah

pantangan ibu hamil telur mentah
Sumber Foto: MasAnyanka Shutterstock

Telur merupakan salah satu makanan yang mudah diperoleh dan harganya relatif murah. Makanan favorit banyak orang ini bisa diolah dengan berbagai cara, seperti halnya digoreng ceplok, didadar, ataupun direbus. Tentunya tingkat kematangannya pun juga bisa dibuat sesuai selera, bisa matang sempurna atau setengah matang.

Jika ibu hamil 2 bulan sedang ngidam makan telur atau ingin menjadikan telur ke dalam menu makanan harian, sebaiknya hindari menyajikan telur setengah matang atau telur mentah. Hal ini dikarenakan telur yang belum matang sempurna bisa saja mengandung bakteri Salmonella yang dapat membuat ibu hamil akan mengalami keracunan makanan.

Gejala yang biasanya muncul akibat infeksi bakteri ini adalah demam tinggi, muntah, sakit perut, sakit kepala, diare, dan dehidrasi. Pada beberapa kasus, tingkat keparahan gejala bisa sangat berat hingga menyebabkan persalinan prematur atau bahkan keguguran.

Selain itu, perlu juga memperhatikan tingkat kematangan telur, sebaiknya ibu hamil juga segera mengonsumsi telur setelah dimasak untuk menghindari kontaminasi bakteri. Sebab terlalu lama membiarkan makanan, terlebih yang tidak diolah dengan baik, dapat memicu tumbuhnya bakteri penyebab penyakit listeriosis. Jika hal tersebut terjadi pada ibu hamil, infeksi ini dapat berisiko tinggi menyebabkan keguguran atau bahkan bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth.

2. Ikan dan Makanan Laut yang Tinggi Merkuri

Seperti yang diketahui, ibu hamil memerlukan asupan makanan dari berbagai macam makanan sehat. Ikan atau seafood merupakan salah satu makanan yang kaya zat gizi, dan ibu hamil harus menambahkannya ke dalam asupan mereka. Tentunya akan muncul pertanyaan, bolehkah ibu hamil muda mengonsumsi ikan dan makanan laut atau biasa kita kenal seafood?

Ibu hamil ternyata sangat diperbolehkan makan seafood. Meski tak semua seafood aman bagi ibu hamil, tetapi seafood dianggap mengandung zat gizi yang sangat diperlukan oleh ibu hamil. Seafood, seperti halnya ikan dan kerang, sebagai sumber protein, zat besi, dan seng yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan zat besi dan protein wanita akan meningkat saat hamil dibandingkan dengan sebelum hamil untuk mendukung pertumbuhan bayi, perubahan fisik ibu hamil 4 bulan, dan juga untuk membantu mencegah anemia saat hamil.

Selain itu, seafood ternyata juga mengandung asam lemak omega-3, termasuk asam dokosaheksanoik (DHA), yang sangat diperlukan untuk perkembangan otak bayi, apalagi saat trimester ketiga di mana pertumbuhan otak bayi berlangsung sangat cepat. Omega-3 yang terkandung pada seafood juga dapat mengurangi perdarahan dan risiko bayi lahir prematur. Diet kaya ikan juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung dengan mengurangi pembekuan darah dan kadar trigliserida (lemak darah) serta menurunkan tekanan darah jika memiliki tekanan darah tinggi yang sudah ada sebelumnya.

Tetapi ada beberapa jenis seafood, seperti ikan predator, mengandung kadar merkuri yang tinggi. Merkuri di sini dapat menumpuk dalam aliran darah dari waktu ke waktu. Faktanya, terlalu banyak merkuri dalam aliran darah dapat merusak perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Oleh sebab itu, pilihlah jenis seafood yang tidak mengandung merkuri tinggi, terutama saat hamil.

The Food and Drug Administration (FDA) Amerika juga merekomendasikan ibu hamil makan setidaknya 8 -12 ons (340 gram) atau sekitar 2-3 porsi per minggu berbagai jenis makanan laut yang rendah merkuri. Yang perlu dicatat, ikan menjadi makanan yang harus dihindari saat hamil muda hanya apabila ikan tersebut disajikan secara mentah.

3. Daging Mentah

Selanjutnya, selain telur, makanan mentah yang harus dihindari saat hamil adalah daging. Selain perlu menghindari konsumsi daging kambing yang berlebihan, memakan daging mentah juga wajib dihindari. Konsumsi daging mentah juga perlu diperhatikan karena dapat berisiko terkontaminasi parasit toksoplasma. Jika masuk ke tubuh, parasit nantinya akan menyebar ke janin melalui plasenta dan meningkatkan risiko penyakit toksoplasmosis.

Toksoplasmosis merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh infeksi protozoa Toksoplasma gondii. Penyebab utama biasanya faktor makanan, yakni mengonsumsi daging kurang matang serta tercemar parasit, seperti daging kambing, babi, dan rusa.

Penderita toksoplasmosis umumnya tidak merasakan sakit karena tidak menimbulkan gejala. Diagnosis Toksoplasmosis akan ditentukan dengan keberadaan Toksoplasma gondii di tubuh. Pemeriksaan darah, cairan tubuh, ataupun jaringan biasanya diperlukan untuk mendukung diagnosis.

4. Makanan dan Minuman Beralkohol serta Kafein Tinggi

Pantangan untuk ibu hamil lainnya adalah mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol saat hamil. Hal ini ternyata dapat meningkatkan risiko bayi mengalami sindrom alkohol janin atau disebut fetal alcohol syndrome. Bayi yang mengalami sindrom ini biasanya akan memiliki berat badan lahir rendah, mengalami gangguan perilaku, dan tumbuh kembangnya terhambat.

Konsumsi minuman beralkohol pada saat trimester pertama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami cacat lahir, sehingga ibu hamil muda perlu menghentikan kebiasaan ini sejak awal masa kehamilan. Jangan ragu untuk meminta bantuan orang terdekat atau dokter apabila ibu hamil mengalami kecanduan dan sulit menghentikan konsumsi makanan dan minuman beralkohol.

Selain kandungan alkohol, konsumsi kafein juga sangat perlu diperhatikan. Pasalnya, kafein yang berlebihan juga menjadi salah satu pantangan ibu hamil karena dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, bayi lahir secara prematur, hingga bayi yang lahir dengan berat badan rendah.

Perlu dicatat bahwa batas aman konsumsi kafein harian untuk ibu hamil adalah sebesar 200 mg atau setara dengan 300 ml kopi instan. Yang juga tak kalah penting untung diingat adalah kafein tidak hanya terkandung dalam kopi, tetapi juga ada pada cokelat, teh, dan minuman berenergi.

5. Pepaya dan Sayuran Mentah

Ibu hamil nampaknya harus berpikir secara matang sebelum mengonsumsi makanan tertentu karena ada janin yang tumbuh di dalam dirinya. Demikian juga dengan mengonsumi pepaya muda. Pasalnya, beberapa dokter memang mengizinkan ibu hamil mengonsumsi pepaya asal buah itu sudah dalam keadaan matang sempurna sebab ternyata tingkat kematangan pepaya dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin.

Pepaya matang kaya akan sumber vitamin A dan B, beta-carotine dan kalium yang diperlukan tubuh. Selama hamil, pepaya matang juga dapat membantu melancarkan kerja sistem pencernaan. Namun bila yang dikonsumsi pepaya muda, menurut sejumlah dokter ini dianggap tidak aman. Selain mengandung pepsins, pepaya juga mengandung zat aktif papain yang bisa memengaruhi tumbuh kembang janin. Dalam kasus tertentu, papain juga dapat menghentikan pertumbuhan janin.

Seperti yang telah dilaporkan British Journal of Nutrition menyatakan bahwa pepsins yang banyak terkandung dalam getah pepaya mentah dapat merangsang terjadinya kontraksi pada rahim hingga keguguran kandungan. Berbeda halnya dengan pepsins, papain ternyata juga melemahkan membran penting yang memengaruhi kelangsungan hidup janin. Jadi jika ibu hamil memiliki riwayat keguguran atau persalinan prematur karena kontraksi dalam rahim, sebaiknya tidak mengonsumsi pepaya muda atau mentah.

Tak hanya pepaya mentah, sayuran yang dilarang untuk ibu hamil konsumsi adalah sayur-sayuran mentah. Sayur mayur atau lalapan mentah dapat menimbulkan risiko adanya bakteri penyebab gangguan pencernaan hingga kontaminasi bakteri toksoplasma.

Terlebih lagi, pada sayuran atau lalapan mentah yang tidak dicuci dengan baik dan benar ini juga berisiko membawa bakteri, seperti Listeria, Salmonella, atau E. coli yang dapat menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya bagi bayi dalam kandungan. Untuk itu, hindari konsumsi salad maupun lalapan, baik yang mentah maupun setengah matang untuk sementara waktu.

6. Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Susu juga masuk ke dalam daftar makanan dan minuman yang menjadi pantangan bagi ibu hamil 6 bulan. Hal ini yang menjadi penyebab munculnya susu khusus untuk ibu hamil karena dapat membantu melengkapi kebutuhan nutrisi ibu hamil.

Sebagai informasi, ibu hamil tidak boleh minum sembarang susu. Salah satunya susu hewani yang masih mentah dan belum dipasteurisasi termasuk dalam minuman dan makanan yang dilarang untuk ibu hamil. Pasteurisasi merupakan sebuah proses pemanasan selama beberapa detik untuk membunuh bakteri di dalam susu. Susu mentah tersebut dapat menyebabkan keracunan karena kemungkinan masih terdapat bakteri di dalamnya.

Ibu hamil perlu menghindari minum susu murni mentah yang belum dipasteurisasi, baik itu susu sapi, susu kambing, atau binatang perah lainnya karena dapat membahayakan tubuh ibu hamil. Perlu diketahui, bakteri yang terdapat di dalam susu yang belum dipasteurisasi bisa membahayakan janin di dalam kandungan. Namun, ada susu yang tidak termasuk makanan yang dilarang untuk ibu hamil yakni susu yang sudah melalui proses pasteurisasi sebelumnya sehingga aman untuk diminum ibu hamil.

7. Nanas dan Durian

Salah satu pantangan yang cukup populer adalah menghindari makan nanas hingga durian karena dianggap dapat menyebabkan keguguran. Lalu, apakah nanas dan durian benar-benar menjadi buah yang harus dihindari ibu hamil? Benarkah ibu hamil muda makan nanas maupun durian dapat menyebabkan keguguran?

Faktanya, ibu hamil boleh makan nanas asalkan tidak berlebihan. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi nanas berbahaya selama kehamilan. Buah nanas bahkan termasuk buah yang sehat dan aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Sebab, nanas tinggi akan nutrisi yang baik untuk ibu hamil.

Sebagai informasi dalam secangkir buah nanas, terkandung hampir 100 persen asupan vitamin C harian yang direkomendasikan untuk ibu hamil. Nutrisi lain yang terkandung di dalamnya, yaitu asam folat, besi, magnesium, mangan, tembaga, hingga vitamin B6.

Manfaat lainnya dari buah nanas untuk ibu hamil adalah antara lain:

  • Vitamin B1 yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan sistem saraf
  • Vitamin B6 yang dapat meringankan anemia, morning sickness, dan baik untuk beberapa fungsi tubuh
  • Vitamin C yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh
  • Mangan yang dapat menjaga kesehatan tulang
  • Tembaga yang penting untuk kesehatan rambut dan mata

Selain itu, nanas juga rendah lemak jenuh dan mengandung serat yang dapat meringankan sembelit. Nutrisi-nutrisi tersebut penting untuk kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Meski demikian, pastikan ibu hamil tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

Makan nanas untuk ibu hamil dalam jumlah yang besar nantinya dapat menyebabkan efek tidak nyaman, apalagi jika perut sensitif. Asam dalam nanas bisa membuat perut menjadi mulas atau mengalami refluks. Mengonsumsi terlalu banyak nanas juga dipercaya dapat merangsang usus yang bisa memicu rangsangan rahim untuk kontraksi sehingga menyebabkan persalinan. Namun, tak ada bukti yang menunjukkan bahwa hal ini benar-benar terjadi.

Sebagian besar kalori dalam nanas berasal dari gula. Oleh karena itu, memakannya secara berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah. Jika ibu hamil menderita diabetes gestasional, hal ini tentu bisa membahayakan kondisi ibu hami. Sehingga, untuk menghindari seluruh efek tersebut, makanlah nanas dalam jumlah yang wajar karena apa pun yang berlebihan tidaklah baik.

Sementara, untuk pantangan durian bagi ibu hamil juga bukan tanpa sebab. Pasalnya, buah yang memiliki rasa manis ini mengandung alkohol. Bukan tidak boleh, tapi untuk mengonsumsi durian dalam jumlah banyak tentunya sangat tidak dianjurkan.

8. Biji Adas, Fenugreek, dan Wijen

pantangan ibu hamil wijen
Sumber Foto: Elena Schweitzer Via Shutterstock

Banyak yang berpendapat bahwa konsumsi biji adas, fenugreek dan wijen juga masuk ke dalam daftar larangan makanan untuk ibu hamil. Pasalnya, banyak anggapan yang beredar tentang ketiga jenis biji ini yang bisa merangsang kontraksi rahim yang menyebabkan kelahiran prematur atau keguguran.

Namun, tak ada yang perlu dipermasalahkan untuk mengonsumsi bahan-bahan makanan ini dalam jumlah yang sedikit. Meski belum ada penelitian yang membuktikan kebenerannya. Maka dari itu, sebaiknya jangan mengonsumsinya terlalu banyak atau bisa untuk menghindarinya. Lagipula, konsumsi suatu makanan yang secara berlebihan memang tidaklah sehat, tak hanya bagi ibu hamil, tapi juga pada orang secara umum.

9. Monosodium Glutamat (MSG)

Saat hamil, tentunya ibu hamil harus cermat soal memilih makanan sehat. Pasalnya, makanan yang biasanya aman dikonsumsi, dalam kadar tertentu bisa saja membahayakan kehamilan dan janin. Namun tak perlu khawatir, sebab MSG tergolong aman untuk ibu hamil dan tidak membahayakan janin, asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Akan tetapi, lebih baik Ibu hamil mengurangi atau menghindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung MSG saat hamil. Agar kondisi kehamilan tetap terjaga dan terhindar dari risiko gangguan kesehatan akibat mengonsumsi MSG. Ada beberapa hal yang perlu ibu hamil trimester 1 waspadai saat mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, antara lain:

• Kandungan Natrium dalam MSG

Biasanya, makanan yang mengandung MSG juga memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau setiap orang, termasuk kepada ibu hamil, untuk membatasi asupan sodium atau natrium, yaitu tidak melebihi 2.000 mg per hari. Asupan natrium yang berlebihan saat hamil dapat meningkatkan penumpukan cairan tubuh dan tekanan darah.

• Kenali MSG dalam Produk Makanan Kemasan

Sebelum ibu hamil membeli dan mengonsumsi makanan kemasan, perlu diperhatikan kembali kandungan MSG yang terkandung di dalamnya. Beberapa produk kemasan juga mengandung bahan lain yang dapat mengandung MSG, seperti hydrolyzed soy protein, glutamic acid, yeast extract, sodium caseinate, dan autolyzed yeast.

• Perhatikan Apabila Mempunyai Riwayat Alergi MSG

Hal lain yang patut diwaspadai adalah hindari konsumsi makanan yang mengandung MSG, jika sebelumnya ibu hamil pernah mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsinya.

Meski dianggap aman, konsumsi MSG selama hamil sebaiknya perlu dibatasi. Agar lebih aman, ibu hamil disarankan untuk menjalani pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti sayur dan buah serta aneka hidangan yang tidak banyak mengandung garam, gula, dan lemak jenuh.

10. Pemanis Buatan

Sebagai informasi, ternyata tidak semua pemanis buatan aman dikonsumsi oleh ibu hamil trimester 3. Jika terlalu sering dan banyak dikonsumsi, pemanis buatan jenis dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Ini salah satu penyebab mengapa ibu hamil perlu lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman saat hamil.

Tak bisa dihindari, sebagian ibu hamil memang akan mengalami fase ngidam makanan manis dan kerap sulit untuk tak dituruti. Meski sebenarnya boleh saja, ibu hamil juga perlu lebih hati-hati jika makanan atau minuman manis yang Bumil konsumsi mengandung pemanis buatan. Pasalnya, ada beberapa jenis pemanis buatan yang justru bisa menimbulkan masalah kesehatan, tidak hanya pada ibu hamil, tapi juga janis yang masih berada di dalam kandungan.

Berikut ini adalah beberapa minuman dengan pemanis buatan yang sebaiknya dilarang atau dihindari untuk ibu hamil konsumsi. Kandungannya, antara lain:

• Sakarin

Umumnya, pemanis buatan jenis sakarin sebenarnya masih dianggap aman untuk dikonsumsi selama jumlahnya tidak berlebihan. Namun, bagi ibu hamil, hal ini perlu pertimbangan dengan cukup matang. Karena, sejumlah penelitian menemukan bahwa sakarin dapat masuk ke dalam plasenta dan meningkatkan risiko janin menderita kanker kandung kemih.

• Siklamat

Sampai saat ini, masih belum ada penelitian yang menyatakan atau bisa membuktikan bahwa pemanis buatan jenis siklamat aman bagi ibu hamil atau janin di dalam kandungan. Oleh sebab itu, ibu hamil disarankan untuk tidak mengonsumsi pemanis buatan siklamat tanpa anjuran dokter.

11. Keju Lunak

Keju merupakan salah satu produk olahan susu yang difermentasi. Proses fermentasi ini juga melibatkan bakteri seperti Lactobacillus dan Lactococcus. Tak perlu khawatir, bakteri di sini merupakan bakteri baik. Bakteri ini bersifat asam sehingga dapat mematikan bakteri yang jahat karena ia tidak bisa hidup dalam kondisi yang asam.

Dilansir dari situs Harvard Health Publishing, makan keju saat hamil justru aman untuk dilakukan. Bakteri baik dari proses fermentasi justru dibutuhkan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Beberapa manfaat makan keju lainnya saat hamil seperti membantu pertumbuhan tulang pada janin dan mencegah ibu dari osteoporosis. Sebab keju kaya akan kalsium yang berasal dari susu yang menjadi bahan utamanya.

Akan tetapi, tak semua jenis keju bebas dari risiko penyakit. Pasalnya, ada beberapa jenis keju dapat berbahaya bagi kehamilan karena mudah terkontaminasi oleh bakteri jahat. Salah satunya keju lunak. Jenis keju ini memiliki tekstur yang sangat lunak sehingga sulit diparut atau bahkan berupa krim.

Keju jenis ini disebut dengan soft cheese. Contohnya yaitu cream cheese, cottage cheese, camembert, feta, Neufchatel, dan quark.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Assiut Veterinary Medical Journal, soft cheese lebih berisiko terkontaminasi bakteri jahat seperti Salmonella. Dalam hal ini, keju tersebut mengandung air sebanyak 50% atau lebih sehingga bersifat sangat lembap. Makanan yang lembap dan basah sangat disukai oleh bakteri penyebab penyakit.

12. Makanan Kemasan yang Tinggi Natrium

Salah satu pantangan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi adalah menghindari makanan kemasan dengan kandungan natriut yang tinggi. Sebab natrium adalah zat yang dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah ibu hamil, salah satu bentuk natrium adalah garam.

Kebanyakan sumber natrium yang bisa konsumsi berasal dari makanan olahan atau industri, yang diproduksi dengan cara diasinkan, diasap, diawetkan, dikeringkan, dibekukan, dikalengkan, dan lain sebagainya. Contohnya kornet, sosis, nugget, daging asap, bakso, daging burger (patty) kemasan, cemilan kemasan yang rasanya gurih, sup bubuk kemasan dan sup kalengan, mie instan, saus instan (seperti saos tomat sachet, botolan, saus marinara siap saji, dan lain sebagainya), makanan kemasan beku (frozen food), dan acar.

Selain garam, bentuk natrium lain yang juga umum ditambahkan dalam makanan adalah MSG (monosodium glutamat), alias micin atau vetsin. Penambahan garam dapur dan/atau MSG pada waktu memasak atau saat makan dapat menambah asupan natrium.

Terlalu banyak natrium juga dapat menyebabkan retensi air yang meningkatkan tekanan pada jantung dan pembuluh darah. Maka, tak heran jika makanan tinggi garam menjadi salah satu pantangan makanan bagi ibu hamil dengan hipertensi. Selain makanan asin tinggi garam, pantangan makanan bagi ibu hamil yang hipertensi juga meliputi makanan dengan lemak trans dan tinggi gula.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan orang-orang yang memiliki hipertensi untuk mengurangi konsumsi garam, yaitu menjadi 1,5 gram per hari atau 3,5 – 4 gram per hari. Ini sama halnya atau setara dengan setengah sendok teh kecil garam dapur, atau bahkan mungkin kurang dari itu.

13. Sayuran Mentah dan Kecambah

Tauge adalah salah satu sayuran yang baik untuk kesehatan tubuh. Kecambah ini punya beragam manfaat jika diolah dan dimasak dengan benar. Selain memiliki kandungan rendah kalori, tauge juga merupakan sumber nutrisi. Kandungan vitamin dan mineralnya pun beraneka ragam.

Umumnya, proses bertunas tauge meningkatkan kadar nutrisinya. Hal ini membuat tauge lebih kaya protein, folat, magnesium, fosfor, mangan, serta vitamin C dan K dibanding tanaman yang tidak bertunas. Sayuran tauge juga lebih mudah dicerna dan mengandung antioksidan penting. Oleh sebab itu, tauge sangat bermanfaat termasuk bagi ibu hamil. Tapi, ternyata makan tauge mentah juga memiliki risiko yang berbahaya untuk ibu hamil.

Beberapa jenis makanan yang menggunakan tauge mentah sebagai campuran, misalnya sambal tauge mentah, harus dihindari ibu hamil. Dalam hal ini, sangat tidak disarankan untuk makan tauge mentah untuk ibu hamil.

Tauge mentah jelas tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh bakteri seperti Listeria, Salmonella, dan E. coli dapat berpindah ke dalam biji kecambah melalui celah pada cangkang. Begitu ada di dalam benih, bakteri tumbuh dalam kondisi lembap dan hangat. Bakteri ini akan memicu kondisi yang sangat berisiko bagi ibu hamil.

Listeriosis sendiri dapat menyebabkan bayi lahir mati (stillbirth), keguguran, infeksi berbahaya, dan kelahiran prematur pada bayi baru lahir. Sementara, untuk Salmonella dan E. coli dapat menyebabkan penyakit yang juga bisa berakibat fatal. Begitu juga dengan sayuran mentah lainnya.

14. Tomat Kaleng

Buah yang seringkali disebut sayur memanga sangatlah menyehatkan. Namun, ketika sedang hamil, lebih baik menghindari tomat apalagi dalam bentuk kaleng. Terlebih lagi ibu hamil biasanya mencampurkan tomat kalengan saat membuat sambal. Hal ini dikarenakan bisa saja tomat yang dikemas dalam kaleng sudah mengandung bahan pengawet yang cukup tinggi. Pengawet inilah yang ditakutkan dapat membahayakan kesehatan dan juga janin yang ada di dalam rahim.

15. Anggur

Anggur merupakan buah yang memiliki kandungan resveratrol. Biasanya resveratrol dapat menyebabkan ketidakstabilan hormon selama masa kehamilan. Anggur juga dianggap bisa menaikkan temperatur tubuh, sehingga dapat merugikan bumil dan janinnya. Selain itu, saat mengonsumsi anggur yang tidak dicuci dan dikupas juga berbahaya untuk ibu hamil. Dan keasaman yang ada pada anggur dapat meningkatkan rasa mual bahkan diare untuk ibu hamil di pagi hari. Tak hanya itu, beberapa ibu hamil juga mengalami kesulitan mencerna kulit anggur hitam karena sistem pencernaannya melemah.

Pantangan Lainnya bagi Ibu Hamil

Selain makanan, tentunya ada berbagai pantangan lainnya untuk orang saat hamil. Larangan-larangan untuk ibu hamil berikut ini perlu diperhatikan agar tidak keguguran, tidak mengganggu kesehatan pertumbuhan janin, maupun untuk meminimalisasi risiko-risiko buruk lainnya yang mungkin terjadi serta dapat mengganggu masa kehamilan.

a. Merokok

Bagi ibu yang tidak hamil sekalipun, merokok memang sebuah hal yang tidak sehat bagi tubuh. Terlebih bagi seseorang yang sedang mengandung, kebiasaan merokok saat hamil bisa menimbulkan risiko bayi yang terlahir dengan berat badan rendah. Selain itu, ada pula risiko terjadi berbagai masalah kesehatan pada bayi, mulai dari infeksi janin, Intrauterine Growth Restriction (IUGR), hingga permasalahan tumbuh kembang.

Tak hanya bagi sang ibu, kebiasaan merokok juga patut diberlakukan pada suami maupun orang-orang yang tinggal serumah atau kerap beraktivitas bersama ibu hamil. Pasalnya, paparan asap rokok yang terhirup oleh ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada kehamilan.

b. Berendam Air Panas atau Sauna yang Terlalu Lama

Berendam air panas memang dapat membantu ibu hamil untuk relaksasi. Apalagi saat masa kehamilan, seseorang cenderung mudah merasa pegal-pegal hingga cepat lelah. Meski bermanfaat juga untuk melancarkan peredaran darah, berendam air panas bagi ibu hamil perlu diberi batasan waktu agar tidak terlalu lama. Pasalnya, hal ini dapat berpotensi menyebabkan overheating atau suhu tubuh yang terlalu panas. Lebih buruknya lagi, berendam air panas maupun sauna yang terlalu lama juga bisa menimbulkan dehidrasi hingga menyebabkan ibu hamil pingsan.

Namun demikian, apabila ingin tetap berendam di air panas, ibu hamil dapat mengatur suhu air supaya tidak melebihi temperatur 32 derajat Celsius. Ibu hamil juga perlu membatasi waktu berendam air panas selama 15 hingga 20 menit saja.

c. Obesitas atau Memiliki Berat Badan Berlebih

Berat badan yang berlebih saat hamil juga memiliki berbagai risiko, seperti meningkatnya risiko tekanan darah tinggi, penyakit diabetes gestasional, hingga obesitas pada anak yang dikandung. Oleh sebab itu, ibu hamil harus mengatur asupan kalori harian yang dikonsumsi agar tidak berlebih.

Saat trimester pertama kehamilan, ibu hamil perlu menambah 100 kalori per hari dari porsi makan sebelum hamil. Sementara pada trimester ketiga, ibu hamil perlu menambah 300 hingga 500 kalori per hari. Menjaga asupan makanan dan kesehatan kondisi tubuh ini tak hanya dapat membuat ibu hamil tetap bugar dan lebih mudah bergerak maupun beraktivitas, tapi juga menjadi sebuah pantangan untuk ibu hamil muda agar tidak menimbulkan risiko keguguran.

d. Olahraga Berlebihan

Bagi seseorang yang sangat suka berolahraga, ibu hamil juga perlu menyesuaikan intensitas olahraga selama masa kehamilan untuk tidak dilakukan seberat sebelumnya. Bahkan, hal ini juga perlu diperhatikan bagi seseorang yang sedang mempersiapkan kehamilan. Pasalnya, olahraga berlebih dapat mengganggu kesuburan dalam jangka panjang karena bisa menurunkan produksi estrogen dan progesteron dalam tubuh. Dampaknya, ovarium bisa berhenti memproduksi telur sehingga menjadi kurang aktif dan dapat mengganggu kesuburan.

Olahraga berlebihan juga dapat mencetut sinyal stres yang ditangkap oleh tubuh. Hal ini juga bisa menyebabkan kegagalan ovulasi. Pada masa kehamilan, olahraga berlebih bisa membuat berat badan menjadi kurang dari semestinya.

Gerakan yang harus dihindari ibu hamil terkait olahraga ini adalah latihan berat, seperti latihan interval dan angkat beban. Cobalah beralih ke olahraga yang baik untuk ibu hamil lainnya, mulai dari yoga, pilates, dan berenang. Selain itu, ada beragam gerakan senam bagi ibu hamil yang bisa dicoba yang pastinya bermanfaat bagi kesehatan selama masa kehamilan.

e. Tidak Memperhatikan Posisi Tidur yang Baik

Salah satu permasalahan pada ibu hamil terutama bagi yang sudah hamil besar adalah sulit tidur yang diakibatkan oleh posisi tidur yang salah. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menerapkan posisi tidur yang baik untuk ibu hamil, termasuk pada kehamilan trimester 1 hingga 3.

Selain bisa menyebabkan pembengkakan kaki, posisi tidur yang salah pada ibu hamil juga bisa mencetus berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti nyeri otot, mendengkur, nyeri dada, nyeri ulu hati, penurunan tekanan darah, hingga justru peningkatan tekanan darah.

f. Kurang Tidur dan Stres Berlebih

Masih terkait dengan sulit tidur, pantangan lainnya yang wajib diperhatikan adalah seorang ibu hamil harus memiliki waktu istirahat yang cukup. Kurang tidur tak hanya menjadi pantangan pantangan ibu hamil trimester 1 atau 3 bulan (termasuk masa 2 bulan), tapi juga berlaku sebagai pantangan ibu hamil 4 bulan, bahkan hingga trimester 3. Sebab faktanya, tidak sedikit ibu hamil yang mengalami susah tidur, terutama pada masa trimester ketiga kehamilan.

Kurang tidur menjadi pantangan ibu hamil karena bisa meningkatkan berbagai risiko kesehatan, seperti terkena hipertensi, diabetes gestasional, preeklamsia, dan postpartum depression. Untuk mengatasinya, ibu hamil dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, disiplin dalam menetapkan jadwal tidur yang teratur, menciptakan suasana kamar yang nyaman, serta mengelola tingkat stres.

g. Membersihkan Kotoran Hewan

Apakah kamu pernah mendengar pantangan ibu hamil untuk tidak memelihara kucing? Sejatinya, menghindari hewan peliharaan adalah sebuah mitos pantangan ibu hamil. Pasalnya, apabila hewan peliharaan yang dimiliki sudah dicek terlebih dahulu dan dinyatakan sehat (bebas penyakit, parasit, virus, dan lain sebagainya), memelihara binatang kesayangan tetaplah aman. Justru, dengan adanya hewan kesayangan, hal ini dapat memberikan perasaan bahagia tersendiri yang juga bisa menekan stres.

Namun, mitos pantangan ibu hamil satu ini sebenarnya juga berkaitan dengan kekhawatiran lainnya yang tetap masuk akal. Selama hamil, ibu hamil sebaiknya menghindari untuk membersihkan kotoran hewan, terutama kucing. Hal ini juga kembali lagi ke kekhawatiran di awal tadi, yaitu dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami toksoplasmosis akibat parasit toksoplasma.

Toksoplasmosis amat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, bahkan kematian bayi. Apalagi, gejala penyakit ini sering kali tidak dirasakan atau disadari oleh ibu hamil. Kondisi ini juga bisa menyebabkan bayi mengalami kejang atau menderita gangguan mental. Oleh sebab itu, selalu cek kondisi kesehatan hewan peliharaan, kesehatan diri dan orang-orang yang tinggal serumah, hingga jaga kebersihan lingkungan rumah. Mintalah bantuan suami atau anggota keluarga lainnya untuk merawat sementara hewan peliharaan kesayanganmu.

h. Pantangan Ibu Hamil Menurut Agama Islam

Tak bisa dipungkiri bahwa ada juga berbagai larangan bagi ibu hamil menurut agama Islam. Pantangan-pantangan tersebut meliputi meninggalkan shalat wajib, konsumsi makanan dan minuman haram, durhaka pada suami, bergunjing atau berkata buruk, melakukan syirik kecil, berzina, mengumbar aurat, hingga keluar rumah tanpa mahram.

i. Pantangan Ibu Hamil Menurut Adat Cina

Bagi seseorang dengan keturunan Tionghoa, budaya adat Cina juga penuh dengan pantangan makanan bagi ibu yang sedang hamil. Beberapa larangan maupun anjuran menurut kepercayaan orang Tionghoa meliputi tidak boleh mengonsumsi makanan terlalu dingin atau terlalu panas, menghindari kecap dan kopi, tidak boleh melakukan renovasi atau mengubah dekorasi rumah, tidak boleh meletakkan gunting atau jarum di tempat tidur, meletakkan pisau di bawah tempat tidur, pergi ke kuburan atau menghadiri pemakaman, menghadiri pernikahan, menyentuh bahu, mengelus perut hamil, hingga mengumpat atau berbicara kotor.

Sementara untuk anjuran bagi ibu hamil menurut adat Cina adalah disarankan untuk melihat foto-foto bayi lucu, hingga dianjurkan mengonsumsi makanan dengan warna terang bagi ibu yang ingin memiliki anak cantik atau tampan serta berkulit bersih.

j. Pantangan Ibu Hamil Menurut Adat Jawa

Indonesia sangat kaya akan ragam ras, suku, dan budaya. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila ada beberapa pantangan bagi ibu hamil yang juga diterapkan sesuai dengan adat yang dianut. Bagi seseorang dengan keturunan Jawa, ada beberapa pantangan yang perlu diperhatikan meski kerap dianggap juga sebagai sebuah mitos.

Pantangan-pantangan tersebut meliputi larangan duduk di depan pintu, merendam pakaian kotor terlalu lama, tidak boleh membatin, tidak diperbolehkan menggaruk perut atau bokong, tidak diperbolehkan membakar-bakar peralatan bayi dan juga peralatan mandinya, tidak boleh menjahit secara manual, hingga suami yang tidak boleh pergi memancing atau berburu hewan.

Larangan lainnya yang juga sebenarnya berlaku pada adat, agama, atau kalangan apapun adalah pantangan ibu hamil untuk bunuh binatang. Bagi sebagian kalangan atau adat lainnya, mengumumkan kabar berita kehamilan terlalu dini, serta membeli barang-barang kebutuhan bayi terlalu cepat juga sebaiknya dihindari.

k. Pola Diet yang Salah

Sebenarnya, diet bukanlah sebuah hal yang buruk. Hanya saja, diet kini memiliki pemahaman yang salah. Padahal, diet sendiri berarti memilih makanan yang sehat dan mengandung gizi seimbang, memperhatikan porsi makanan yang dikonsumsi, hingga mengatur jadwal makan secara teratur agar seseorang tidak melewatkan jam makannya.

Namun demikian, tidak bisa dihindari pula bahwa kehamilan merupakan satu masa yang cukup berpengaruh pada kepercayaan diri bagi kebanyakan perempuan karena dapat mengubah bentuk tubuh mereka dan tidak jarang membuat tubuh menjadi lebih besar serta berisi. Hal ini kerap menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi perempuan yang tadinya sangat menjaga bentuk tubuh.

Oleh karena itu, bagi ibu yang tengah hamil muda, sebaiknya urungkan niat untuk diet, terutama pada masa-masa awal kehamilan. Sebab, dengan pola diet yang ekstrem dapat menyebabkan ibu hamil dan janin kekurangan gizi penting yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan janin di dalam kandungan. Kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan karena pola diet yang salah saat hamil juga bisa membuat janin berisiko mengalami kecacatan.

l. Memakai Sepatu Hak Tinggi

Selama masa kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk tidak memakai sepatu hak tinggi dan sebaiknya menggunakan flat shoes terlebih dahulu.

Tak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, sepatu hak tinggi juga cukup berbahaya karena dapat membuat keluhan kesehatan, seperti pegal-pegal, peregangan otot di daerah pinggang, hingga meningkatkan risiko jatuh yang dapat menyebabkan sang ibu mengalami trauma. Lebih buruknya lagi, memakai sepatu hak tinggi bisa menyebabkan risiko terjadinya cacat janin atau keguguran.

Beberapa pantangan makanan, minuman, dan larangan ibu hamil lainnya di atas amat perlu diperhatikan. Sebab, kesehatan dan keselamatan bayi serta janin menjadi hal utama yang perlu dijaga. Jika memang memasuki fase ngidam dan tak bisa dihindari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter merupakan hal yang penting. Di samping itu, sebagai calon ibu, juga perlu memerhatikan biaya yang akan dikeluarkan selama hamil. Dari biaya konsultasi, biaya USG, biaya persalinan hingga biaya untuk anaknya di masa depan. Tak perlu khawatir apalagi pusing untuk memikirkan hal tersebut. Pasalnya, biaya tersebut bisa terselesaikan dengan satu hal, yakni asuransi.

Saat ini, sudah banyak asuransi yang memberikan jaminan untuk ibu hamil, dari biaya konsultasi hingga biaya persalinan. Bahkan biaya pendidikan untuk sang anak pun juga tersedia. Jika, kamu tertarik untuk memilki dan memakai asuransi sebagai persiapan persalinan dan pendidikan anak nantinya, kamu bisa mendapatkan informasinya melalui Qoala App atau membacanya lebih lanjut di Blog Qoala.