Hidup dengan minim risiko penyakit dan gangguan kesehatan adalah dambaan semua orang. Sayangnya, tidak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Beberapa orang lebih sensitif terhadap zat penyebab alergi sehingga mereka lebih mudah dan rentan terkena reaksi alergi. Sudah tahu macam-macam alergi?

Ada berbagai macam alergi yang dapat menyerang setiap orang tanpa pandang usia. Apabila kamu tiba-tiba merasakan kondisi menyerupai gejala dan ciri alergi jenis tertentu, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Di kesempatan kali ini, Qoala akan membahas sedikit tentang macam-macam alergi pada anak dan orang dewasa. Dengan begitu, kamu bisa lebih berhati-hati dan tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, kamu juga bisa lebih berhati-hati saat memilih makanan yang hendak dikonsumsi karena makanan tertentu dan pengawetnya bisa menyebabkan reaksi alergi.

Sekilas Tentang Alergi

Sekilas Tentang Alergi
Sumber Foto: Prostock-studio Via Shutterstock

Alergi merupakan istilah yang sangat akrab di telinga kita di belahan bumi manapun kita tinggal. Tetapi, kamu tahu gak sih apa itu alergi dan apa saja macam-macam alergi? Alergi adalah respon sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang nampak berbahaya bagi tubuh dan kemudian mengeluarkan reaksi berlebihan terhadapnya.

Zat asing inilah yang disebut alergen atau pemicu alergi. Alergen bisa berasal dari makanan, serbuk sari, debu, bulu hewan, dan lain sebagainya. Sistem kekebalan tubuh bertugas untuk melawan berbagai patogen berbahaya agar tubuh tetap sehat. Mereka akan menyerang apapun yang menurutnya akan membahayakan tubuh.

Respon alergi bisa berbeda dari satu penderita ke penderita lainnya tergantung dari sumber alergi itu sendiri. Namun, pada umumnya reaksi tersebut berupa bersin, peradangan, gatal, dan lain sebagainya.

Macam-macam Alergi

Macam-macam Alergi
Sumber Foto: Velimir Zeland Via Shutterstock

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, respon alergi bervariasi tergantung dari sumber alergi. Hal tersebut yang menyebabkan adanya berbagai macam alergi yang diderita oleh individu yang berbeda. Seseorang yang alergi terhadap makanan belum tentu menderita alergi lainnya.

Apa saja macam-macam alergi dan apakah ada bahaya tertentu yang disebabkan oleh alergi dalam jangka waktu panjang?

1. Alergi Serbuk Sari

Bunga bisa mewakili perasaan tanpa harus berkata-kata. Akan tetapi, tidak semua orang suka bunga terlebih mereka yang alergi terhadap serbuk sari pada bunga tentu akan sebisa mungkin tidak berkontak dengan alergen tersebut. Alergi serbuk sari juga dikenal sebagai rhinitis.

Penyebab

Penyebab dari alergi serbuk sari adalah reaksi tubuh terhadap serbuk sari yang kemudian akan memicu reaksi hingga berbagai gejala.

Gejala

Meski setiap penderita alergi serbuk sari mengalami gejala yang berbeda, ada beberapa gejala umum yang dapat dengan mudah dikenali. Biasanya gejala tersebut timbul setelah penderita berkontak dengan alergen dalam hal ini serbuk sari. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin timbul pada penderita alergi serbuk sari:

  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Bersin-bersin
  • Mata terasa gatal, berair, dan bengkak
  • Ruam di bagian kulit
  • Batuk-batuk
  • Sakit kepala
  • Merasa lemas

Diagnosis

Sebagian orang mungkin mengalami gejala ringan namun sebagian penderita alergi serbuk sari lainnya tidak dapat beristirahat karena gejalanya yang cukup parah. Terlepas dari gejala apapun yang dialami, sebaiknya penderita alergi ini segera memeriksakan diri ke dokter. diagnosis yang tepat akan membantu mereka mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga gejala alergi bisa segera diredakan.

Selain mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala dan kemungkinan penyebab alergi, dokter juga akan melakukan tes apabila diperlukan. Dengan begitu, hasil diagnosis akan semakin jelas.

2. Alergi Makanan

Alergi makanan merupakan salah satu jenis alergi yang banyak diketahui dan diderita oleh orang dari berbagai usia. Alergi jenis ini merupakan reaksi yang muncul setelah seseorang mengonsumsi makanan tertentu. Mengapa bisa terjadi? Apabila sistem kekebalan tubuh menganggap protein yang terkandung di dalam makanan menjadi ancaman bagi tubuh, maka terjadilah alergi. Alhasil, tubuh meresponnya dengan cara melepaskan senyawa kimia yang menjadi pemicu alergi.

Alergi bisa terjadi kepada siapa saja. Adapun faktor yang dapat memengaruhi peningkatan risiko kondisi ini di antaranya adalah riwayat keluarga, riwayat alergi makanan lainnya, usia, dan bakteri usus.

Penyebab Alergi Makanan

Saat mempelajari atau sekedar mencari informasi seputar jenis-jenis alergi, kamu mungkin akan menemukan alergi makanan sebagai salah satu jenisnya. Tetapi, apa sebenarnya penyebab alergi makanan? Umumnya, ada beberapa penyebab mengapa kondisi seperti ini terjadi kepada seseorang, di antaranya adalah sebagai berikut:

Sistem Kekebalan Tubuh

Alergi merupakan respon alami tubuh terhadap ancaman. Seperti yang kita tahu bahwa tubuh memiliki sistem kekebalan yang terdiri dari sel darah putih dan antibodi. Sistem tersebut akan melawan ancaman yang bisa menginfeksi tubuh. Alergi terjadi apabila tubuh menganggap bahwa protein dan beberapa jenis makanan turunannya sebagai sebuah ancaman baginya.

Alhasil, antibodi immunoglobulin E atau IgE akan memberikan perintah kepada sistem kekebalan untuk mengeluarkan bahan kimia tertentu seperti histamin.

Histamin

Histamin menjadi penyebab hampir sebagian besar gejala yang alergi yang muncul. Zat satu ini bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga kulit memerah dan membengkak. Selain itu, histamin juga dapat memengaruhi saraf di bagian kulit. Oleh karena itu, orang yang alergi terhadap makanan akan mudah merasa gatal saat mengonsumsi makanan tertentu.

Jika kamu pernah merasa gatal dan sensasi terbakar setelah mengonsumsi jenis makanan tertentu, hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah lendir yang diproduksi di lapisan hidung. Histamin menjadi penyebab dibalik kondisi ini.

Makanan Tertentu

Salah satu macam-macam alergi pada anak adalah alergi terhadap makanan tertentu. Ada beberapa makanan yang sering menyebabkan reaksi alergi pada anak-anak seperti telur, kedelai, gandum, susu dan produk turunannya, serta kacang-kacangan. Sementara makanan yang menjadi penyebab alergi pada orang dewasa umumnya adalah ikan, seafood, dan kacang-kacangan.

Gejala

Saat seseorang mengalami kondisi semacam ini, mereka mungkin menemukan berbagai gejala pada tubuhnya yang tentunya membuatnya merasa tidak nyaman, seperti gatal-gatal, ruam kemerahan pada permukaan kulit, mual dan muntah, bengkak pada mulut atau bagian tubuh lain, sesak nafas, pusing, bersin, dan masih banyak lagi.

Dalam beberapa kasus tertentu, alergi makanan juga bisa menyebabkan gejala yang tidak biasa seperti jantung berdebar cepat, tekanan darah menurun, pingsan, dan merasa cemas.

Diagnosis

Bagaimana seseorang bisa tahu kalau ia terkena alergi makanan? Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, ia harus menemui dokter yang nantinya akan mengajukan beberapa pertanyaan serta melakukan tes. Tes yang dilakukan biasanya berupa tes tusuk kulit, tes darah, dan tes eliminasi makanan.

Pengobatan

Alergi makanan sebenarnya tidak akan terjadi apabila kita sudah melakukan pencegahan apabila dokter sudah mendiagnosis bahwa tubuh kita alergi terhadap makanan tertentu. Untuk melakukan pencegahan, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan, seperti:

  • Menghindari makanan penyebab alergi dan makanan bermasalah
  • Membaca label makanan sebelum membeli dan mengonsumsinya agar tahu kandungan dalam makanan tersebut
  • Beritahu orang terdekat alergi yang kamu derita guna mencegah kambuh di kemudian hari karena makanan yang mereka hidangkan

Untuk pengobatan, kamu bisa mengonsumsi obat sesuai resep dokter atau melakukan serangkain pengobatan lain selain obat minum. Ikuti semua arahan dokter agar reaksi alergi bisa hilang lebih cepat dan tidak menyebabkan gejala yang lebih serius.

3. Alergi Pergantian Musim

Banyaknya orang yang tiba-tiba sakit saat pergantian musim nampaknya bukan merupakan hal baru. Pernah menderita alergi pergantian musim sebelumnya? Seperti namanya, alergi jenis ini menjadi reaksi yang orang-orang alami karena terjadinya pergantian musim.

Penyebab Alergi Pergantian Musim

Alergi pergantian musim dapat terjadi karena adanya kelainan pada sistem imun terhadap alergen atau zat pemicu reaksi alergi. Jika dilihat dari namanya, alergi ini terjadi saat pergantian musim. Penyebab yang sering menjadi pemicu kondisi kesehatan satu ini adalah debu, serbuk sari, bulu atau kulit hewan, serbuk gergaji, dan lain sebagainya.

Risiko dapat meningkat karena beberapa faktor seperti faktor keturunan, alergi jenis lain yang sudah diderita sebelumnya, dan paparan asap rokok.

Gejala

Alergi pergantian musim dapat terjadi karena adanya kontak dengan beberapa jenis alergen atau penyebab timbulnya reaksi yang diberikan oleh tubuh. Gejala dari alergi ini bisa berupa gatal di bagian kulit, hidung dan mata berair, bersin-bersin, serta kesulitan mencium sesuatu.

Diagnosis

Meski sering mengalami gejala di atas, bukan berarti kamu akan melakukan diagnosis sendiri, bukan? Jadi, lebih baik untuk melibatkan orang yang memiliki pengetahuan dan memang bekerja di bidangnya seperti dokter. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan diagnosis tepat sehingga bisa tahu apakah gejala yang dirasakan memang reaksi tubuh terhadap alergen tertentu.

Selain mengajukan berbagai pertanyaan terkait gejala yang dirasakan oleh penderita, dokter juga mungkin perlu melakukan tes fisik untuk mendapatkan diagnosis.

4. Alergi Terhadap Poison Ivy

Zat yang ada pada dedaunan, batang, dan akar tanaman Ivy dapat menyebabkan alergi. Meski terdengar aneh, tetapi ada kondisi dimana seseorang alergi terhadap Poison Ivy. Ivi merupakan tumbuhan sejenis semak yang bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Kulit dari penderita jenis alergi ini dengan kontak langsung dengan Poison Ivy akan kering, merah, hingga terasa terbakar.

Pembakaran pohon Ivy juga berdampak negatif pada kesehatan karena dapat memengaruhi paru-paru manusia.

Penyebab

Alergi terhadap Poison Ivy adalah kontak langsung dengan bagian tanaman tersebut. Apabila kamu terkena minyak dalam getah (urushiol) pohon tersebut, bukan tidak mungkin kulit akan ruam sebagai reaksi alergi. Bahkan, alergi juga bisa muncul meskipun kamu tidak menyentuh tanaman tersebut secara langsung. Mengapa demikian?

Tanaman Ivy yang sudah mati pun masih memiliki getah yang bisa menempel pada pakaian atau benda lain. Sentuhan pertama getah tersebut tidak langsung memicu alergi. Namun, alergen tersebut akan menyerap ke dalam kulit dan kekebalan tubuh akan bereaksi untuk bisa bertahan dari alergen tersebut.

Pada sentuhan kedua, tubuh akan mempertahankan diri. Itulah kenapa akan muncul reaksi seperti ruam pada kulit.

Gejala

Lalu, seperti apa gejala alergi Poison Ivy? Dermatitis kontak merupakan salah satu jenis alergi kulit yang juga merupakan reaksi akibat tanaman Ivy ini. Gesekan dengan tanaman atau bekasnya di benda lain dapat menimbulkan garis kemerahan. Gejala lain yang mungkin juga muncul saat seseorang terkena alergi ivy adalah bengkak, kemerahan, gatal, luka terasa nyeri, demam, sakit kepala, dan sulit bernapas.

Diagnosis

Dengan beberapa gejala di atas, kamu bisa segera mendatangi dokter terdekat. Saat memeriksa dengan melihat area kulit yang kamu keluhkan, dokter bisa dengan mudah mendiagnosis apakah kamu terkena poison ivy atau tidak. Dengan kata lain, pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi mungkin tidak diperlukan.

5. Alergi Antibiotik

Antibiotik bertujuan untuk mengatasi infeksi bakteri dengan cara menghambat pertumbuhan, perkembangbiakan, dan bahkan membunuh sel bakteri. Namun, beberapa orang memiliki respon berbeda terhadap antibiotik. Ini yang menyebabkan orang-orang alergi terhadap antibiotik.

Sebenarnya, jenis alergi satu ini bukan lagi hal asing. Tetapi, seperti apa alergi antibiotik itu? Alergi dapat terjadi saat sistem imun memberikan respon terhadap golongan antibiotik tertentu yang dianggap sebagai sesuatu yang dapat membahayakan tubuh. 1 banding 15 orang alergi terhadap antibiotik terutama golongan penisilin dan cephalosporin. Golongan antibiotik dengan kandungan yang mirip dengan kedua antibiotik tersebut juga dapat menyebabkan reaksi serupa.

Meskipun alergi antibiotik tergolong umum, tetapi hal tersebut biasanya berhubungan dengan banyaknya penggunaan antibiotik. Jadi, diperlukan diagnosis akurat guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab

Dari namanya, kamu mungkin dapat menyimpulkan bahwa penyebab alergi ini adalah reaksi sistem imun terhadap kandungan antibiotik yang masuk dalam tubuh. Sistem tubuh menganggap zat tersebut berbahaya sehingga mengirimkan antibodi untuk menghilangkannya.

Alergi ini memang disebabkan oleh reaksi sistem imun terhadap zat yang terkandung dalam antibiotik. Akan tetapi, tidak semua obat antibiotik dapat memicu alergi. Amoxicillin, nafcillin, oxacillin, ampicillin, dan ticarcillin adalah beberapa dari daftar antibiotik yang umum memicu reaksi alergi. Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui lebih lanjut sehingga bisa mendapatkan daftar yang lebih lengkap.

Gejala

Gejala alergi obat mungkin tidak bisa disamakan antara penderita satu dengan lainnya. Dalam beberapa kasus, reaksi muncul satu jam setelah mengonsumsi obat. Namun, dalam kasus langka, reaksi baru muncul setelah beberapa jam, hari, atau minggu setelahnya.

Gejala dan ciri yang umum terjadi pada penderita alergi antibiotik berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, hidung meler, bengkak di bagian wajah tertentu seperti mata dan bibir, demam, napas pendek, dan mata terasa gatal serta berair.

Diagnosis

Seperti jenis-jenis alergi lainnya yang bisa berdampak pada kulit, alergi antibiotik memerlukan diagnosis yang tepat agar penderita mendapatkan pengobatan tepat. Oleh karena itu, penderita harus segera pergi ke dokter dan mengikuti semua yang diperintahkan dokter termasuk melakukan pemeriksaan fisik seperti tes kulit dan tes darah.

Pengobatan

Apabila menemukan beberapa gejala dan ciri di atas setelah mengonsumsi obat antibiotik, segera hentikan. Kemudian, minum obat alergi yang sudah diresepkan dokter apabila sebelumnya kamu pernah berkonsultasi dan mendapatkan diagnosis dari dokter. Pengobatan lanjutan diperlukan seperti suntikan epinefrin yang umumnya menjadi pertolongan pertama bagi penderita dengan reaksi alergi berat atau anafilaksis.

6. Alergi Kulit

Di antara jenis alergi, alergi kulit mungkin yang paling familiar. Saat sistem kekebalan tubuh bereaksi karena adanya alergen penyebab iritasi dan peradangan pada kulit, bukan tidak mungkin seseorang terserang alergi kulit. Ada berbagai faktor yang menyebabkan mengapa seseorang merasakan berbagai gejala dari alergi kulit seperti makanan, gigitan serangga, jenis obat tertentu, dan lain sebagainya.

Jenis Alergi Kulit

Kita tidak bisa menyamaratakan alergi yang terjadi di bagian kulit. Ada beberapa jenis alergi kulit dengan ciri dan gejala berbeda. Dengan demikian, penanganan dan pengobatannya juga bisa jadi berbeda. Berikut adalah beberapa jenis alergi kulit yang juga bisa dialami oleh anak-anak.

Eksim

Sebagian besar dari kamu mungkin pernah mendengar apa itu eksim. Jenis alergi kulit satu ini dapat menyebabkan kulit menjadi kering, gatal, kemerahan, dan bahkan iritasi. Apabila sudah terinfeksi, tidak jarang kulit penderita menjadi melepuh dan menimbulkan benjolan kecil yang berisi cairan bening. Nyatanya, penyakit ini tidak hanya menyerang orang tua saja tetapi juga anak-anak.

Faktor penyebab eksim begitu banyak mulai dari faktor keturunan, rhinitis alergi, hingga alergi terhadap jenis makanan tertentu. Jadi, saat terjadi eksim, pilihan tepat untuk menangani sekaligus mengobatinya adalah dengan pergi ke dokter.

Dermatitis Kontak Alergi

Kulit yang berkontak langsung dengan alergen atau penyebab alergi dapat menyebabkan reaksi alergi yang disebut dermatitis kontak alergi. Gejala yang muncul mungkin bervariasi antara penderita satu dengan penderita lainnya. Akan tetapi, gejala yang umum terjadi adalah berupa ruam, gatal, terbakar, dan kulit melepuh.

Biduran

Jenis penyakit alergi kulit lainnya yang sering terjadi adalah biduran. Dalam istilah medis, biduran disebut urtikaria yaitu radang kulit yang dipacu oleh sistem kekebalan tubuh guna melepaskan histamin yang menjadi penyebab kulit membengkak.

Gejala dan ciri dari biduran umumnya berupa benjolan merah yang disertai rasa gatal di bagian tersebut. Faktor lain yang turut menimbulkan kondisi masalah kulit satu ini adalah suhu panas saat jalankan hobi olahraga Anda, gigitan serangga, atau infeksi lain. Selain menggunakan obat anti gatal, penderita juga harus mengonsumsi resep sesuai anjuran dokter.

Biang Keringat

Macam-macam alergi kulit yang sering terjadi pada anak adalah biang keringat. Akan tetapi, alergi ini juga dapat terjadi kepada siapa saja termasuk orang dewasa. Penyakit kulit satu ini terjadi karena tersumbatnya pori-pori kelenjar dan keringat sehingga tidak dapat keluar dengan baik.

Angioedema

Saat seseorang mengalami pembengkakan di bagian kulit terlebih setelah bersentuhan langsung dengan alergen, bisa jadi ia terkena angioedema. Pasalnya, kondisi ini mirip dengan biduran, namun bisa menyebabkan pembengkaan di bawah lapisan kulit yang lebih dalam. Selain itu, angioedema tidak memunculkan kemerahan atau pun rasa gatal. Tidak ada penyebab pasti dari kondisi kulit ini selain kontak dengan alergen.

Penyebab

Dengan adanya berbagai jenis alergi pada kulit, penyebabnya juga tentu bervariasi. Penyebab alergi juga tergantung pada kondisi dan elergennya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat memicu gatal dan iritasi pada kulit yang diakibatkan oleh alergi:

  • Lateks
  • Suhu dingin maupun panas
  • Penggunaan deterjen atau sabun tertentu
  • Logam atau perhiasan lain
  • Bahan kimia tertentu
  • Bulu hewan
  • Gigitan serangga
  • Kosmetik dan skincare
  • Matahari dan air
  • Jenis makanan tertentu

Diagnosis

Terkadang, penderita alergi merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan setelah gejala dapat diatasi dengan salep atau obat alergi. Jika hal ini terus berlanjut, akan sulit untuk mendiagnosis jenis alergi kulit apa yang mereka derita. Alhasi, mereka tidak bisa sembuh secara total dan gejala bisa terjadi kembali.

diagnosis penyakit alergi kulit juga bisa jadi membutuhkan berbagai tes seperti tes tempel kulit menggunakan tempelan khusus. Tujuannya adalah untuk melihat zat yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Ada juga tes suntik dan tes darah yang mungkin dilakukan sesuai dengan kebutuhan diagnosis yang dokter perlukan.

7. Alergi Debu

Debu memang bukan sesuatu yang baik bagi manusia. Jadi, tidak heran jika partikel kecil tersebut kerap menjadi penyebab masalah pada kesehatan. Salah satunya adalah alergi debu yang bisa terjadi kepada siapa saja.

Alergi debu adalah reaksi dari respon imun terhadap partikel yang ada pada debu. Seseorang bisa terkena jenis alergi satu ini bahkan saat berada di dalam rumah yang disebabkan oleh kotoran tungau debu yang mereka hirup dan menetap di tempat tidur, karpet, dan bahkan bantal serta sprei.

Penyebab Alergi Debu

Kotoran tungau debu dapat memicu respon perlindungan dari tubuh berupa pelepasan histamin. Oleh sebab itu, seseorang yang alergi terhadap debu bisa dengan mudah batuk atau bersin-bersin.

Mungkin tidak banyak yang tahu kalau tungan debu atau dermatophagoides farinae begitu menyukai tempat yang hangat dan lembap. Oleh karena itu, tungau debu dapat hidup di ruang dengan suhu 21°C dengan kelembapan sekitar 75 hingga 80 persen.

Sayangnya, tungau debu bukanlah satu-satunya penyebab seseorang alergi terhadap debu. Faktanya, kecoa, spora jamur, serbuk sari, dan bulu hewan juga menjadi penyebab lain timbulnya gejala alergi debu.

Gejala Alergi Debu

Meski sudah jelas jika debu menjadi penyebab terjadinya alergi debu yang diderita oleh manusia, tidak semua orang mungkin tahu apa saja gejala yang ditimbul. Alhasil, mereka menganggap respon tertentu yang diberikan oleh tubuh bukanlah sesuatu yang serius yang menandakan adanya masalah pada tubuh. Dengan begitu, alergi tidak segera ditangani dengan baik hingga memungkinkan gejala lain yang lebih parah.

Pada umumnya, ada berbagai gejala saat seseorang alergi terhadap debu, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Keluar ingus dalam jumlah banyak namun encer
  • Hidung tersumbat
  • Hidung, langit-langit, dan mulut terasa gatal
  • Mata merah, gatal, dan berair
  • Batuk
  • Sakit kepala

Kasus alergi debu yang parah bisa membuat penderitanya bersin terus menerus. Selain itu, mereka juga mungkin merasakan nyeri di bagian wajah dan tidak jarang terkena asma. Sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Bahkan, mereka kesulitan untuk beristirahat dan menyebabkan masalah kesehatan lain akibat tubuh tidak beristirahat dengan baik.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis alergi debu, dokter akan menanyakan beberapa hal seperti gejala terjadinya alergi. Selain itu, mereka juga akan melakukan pemeriksaaan fisik serta tes yang diperlukan. Adapun tes yang mungkin dijalani oleh pasien dengan diagnosis alergi debu adalah tes tusuk kulit, tes tempel kulit, dan tes darah.

8. Alergi Shiners

Mata panda seolah menjadi masalah bagi mereka yang sangat peduli terhadap kesehatan dan penampilan. Tetapi, tahukah kamu jika bayangan gelap di kedua mata bisa jadi pertanda kalau seseorang terkena alergi shiners?

Alergi jenis ini mungkin terdengar sangat asing namun nyata adanya. Shiner alergi adalah lingkaran hitam di bawah mata akibat hidung yang macet dan sinus. Tidak hanya terlihat gelap tetapi juga bisa menyerupai memar. Alergi shiners juga disebut dengan hiperpigmentasi periorbital.

Penyebab

Hidung tersumbat adalah penyebab alergi shiners. Hal ini terjadi karena jaringan dan pembuluh darah di hidung membengkak dengan kelebihan cairan. Masalah kesehatan seperti ini tidak mengenal usia karena bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak.

Tubuh akan memproduksi antibodi saat mencurigai adanya zat berbahaya atau alergen seperti debu tungau, serbuk sari, dan lain sebagainya. Antibodi dibuat agar tubuh bisa bertahan dari alergen.

Gejala

Jika mata panda saja sudah begitu membuat khawatir, apalagi dengan alergi shiners. Ada beberapa gejala umum dari alergi ini di antaranya adalah bulat dan seperti memar di bawah mata. Apabila bulatan tersebut reaksi dari alergi, seseorang yang terkena alergi tersebut bisa jadi memiliki gejala lain seperti mata gatal, berair, dan merah.

Selain itu, mereka juga tidak merasa nyaman karena tenggorokan atau atap mulut terasa gatal dan mudah bersin. Hidung tersumbat, tekanan sinus, dan ingus juga menjadi gejala alergi shiners.

9. Alergi Kucing

Kucing merupakan hewan berbulu dan berkaki empat yang menggemaskan. Siapa sangka dibalik tingkahnya yang bisa membantu meredakan stres justru bisa menyebabkan seseorang terserang alergi. Pernah mendengar istilah alergi kucing? Kucing menjadi salah satu penyebab alergi yang kerap terjadi. Dengan adanya hewan berbulu satu ini, mungkin agak sulit untuk menyebabkan penyebab alergi pada orang tersayang di rumah.

Penyebab Alergi Kucing

Alergi kucing dua kali lebih umum terjadi dibandingkan dengan alergi anjing. Apakah kamu mengira bahwa bulu atau rambut hewan tersebut merupakan penyebab alaergi satu ini? Menurut Frontiers in Immunology Journal , tidak kurang dari 90 persen alergi kucing disebabkan oleh protein dalam air liur, urin, bulu, dan bahkan ketombe.

Saat tubuh kucing melepaskan sel kulit mati atau saat hewan gemas satu ini menjilati tubuhnya dengan air liur, bakteri dan virus pada air liur dan kulit mati akan berpindah ke bulu mereka. Apabila kamu menyentuh bulu mereka atau bulu mereka terlepas dan kemudian terhirup hidung, bakteri dan virus tadi akan masuk ke dalam tubuh.

Selanjutnya, sistem imun akan mendeteksi adanya bahaya setelah bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh. Sistem imun akan segera memproduksi zat antibodi yang bertujuan untuk melakukan perlawanan. Itulah kenapa terjadi reaksi alergi bulu kucing. Reaksi tersebut bisa terjadi sesegera mungkin atau beberapa jam setelah penderita alergi melakukan kontak langsung dengan hewan kesayangan mereka.

Gejala Alergi Kucing

Hal yang paling menyedihkan adalah mengetahui bahwa hewan kesayangan yang selama ini kamu miliki merupakan penyebab kamu merasakan gejala dari alergi. Ada beberapa gejala yang umum dirasakan dan patut kamu waspadai, antara lain bersin, gatal, bengkak di bagian mata, peradangan, serta sesak napas.

Diagnosis Alergi Kucing

Apabila anggota keluarga memiliki riwayat alergi kucing dan kamu khawatir terkena masalah kesehatan tersebut, jangan terburu-buru memutuskan untuk memelihara kucing meskipun kamu begitu menyukai tingkah lakunya. diagnosis dapat dilakukan dengan bantuan dokter dan mengambil beberapa tes medical check up seperti tes tusuk kulit, tes kulit intradermal, dan tes darah.

Mengatasi Alergi

Saat muncul gejala dan ciri-ciri yang disebutkan di atas dan kamu memang didiagnosis menderita alergi kucing, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Sebelum pergi ke dokter, kamu bisa mengambil beberapa obat seperti antihistamin dan dekongestan. Keduanya bisa kamu beli di apotek tanpa resep dokter.

Selain itu kamu juga bisa mencoba leukotriene modifiers yang dapat menghambat kerja leukotrien yang merupakan zat kimia pada reaksi alergi. Namun, obat ini memiliki beberapa efek samping seperti demam, sakit kepala, atau perubahan suasana hati (mood). Semprotan steroid hidung juga bisa membantu mengatasi alergi.

10. Alergi Gigitan Serangga

Memang wajar jika banyak orang takut pada serangga. Nyatanya, gigitan serangga bisa menyebabkan masalah kesehatan termasuk alergi. Reaksinya juga sangat beragam mulai dari gejala ringan hingga reaksi alergi serius. Alergi jenis ini adalah respon sistem imun terhadap racun yang keluar dari bagian tubuh serangga saat menggigit tubuh manusia.

Sebenarnya, reaksi gigitan serangga akan hilang dalam hitungan jam atau hari. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku bagi mereka yang menderita alergi gigitan serangga. Ya, alergi ini merupakan satu dari sekian banyak macam-macam alergi yang bisa terjadi kepada siapa saja.

Penyebab

Salah satu hewan yang sering menggigit manusia adalah serangga. Jadi, tidak heran jika tubuh memberikan suatu respon setelah terjadi gigitan di bagian tubuh tertentu. Tujuan serangga menggigit manusia adalah untuk mendapatkan darah. Namun, di saat yang bersamaan, mereka juga bisa menyebarkan penyakit.

Apabila tubuh manusia memberikan respon yang berlebihan setelah digigit serangga, hal tersebut bisa menyebabkan alergi. Alergen bisa berasal dari racun, enzim, atau air liur yang dihasilkan oleh serangga. Pada umumnya, alergen dari serangga tidak membahayakan tubuh.

Akan tetapi, tubuh yang alergi terhadap gigitan serangga menganggap zat yang dikeluarkan oleh serangga sebagai ancaman. Oleh karena itu, sel-sel di dalam sistem imun mengirimkan antibodi serta zat-zat kimia yang dapat melawannya. Itulah kenapa penderita alergi kemudian merasakan berbagai gejala seperti ruam, gatal, dan kemerahan.

Adapun serangga yang dapat memicu reaksi alergi adalah serangga penyengat, serangga penggigit, dan hama rumah. Mereka yang memiliki berat badan berlebih dan sering berkegiatan di luar rumah umumnya lebih rentan terhadap reaksi alergi dari gigitan serangga. Kondisi tersebut akan semakin diperkuat apabila mereka memiliki masalah sistem imun.

Gejala

Apa saja gejala yang mungkin penderita rasakan setelah terkena gigitan serangga? Alergi terhadap gigitan serangga bisa menimbulkan berbagai reaksi. Gejala yang umum terjadi adalah rasa gatal di area sekitar bekas gigitan serangga dan nyeri atau bengkak.

Selain itu, penderita juga mungkin merasa adanya memar di area gigitan atau gatal-gatal dan ruam. Karena tingkat keparahan gejala berbeda antara satu dan penderita lainnya, beberapa orang mungkin merasakan gejala lain. Apabila reaksi yang dirasakan berupa nyeri, bengkak, dan kemerahan, segera atasi dengan membersihkan bagian yang terkena gigitan serangga. Kamu juga bisa mengompresnya menggunakan es.

Diagnosis

Seperti macam-macam alergi lainnya, alergi serangga juga memerlukan diagnosis yang melibatkan tim medis atau dokter. Artinya, kamu tidak bisa sembarangan mendiagnosis bahwa dirimu atau seseorang terkena alergi gigitan serangga tanpa melakukan pemeriksaaan dan melakukan beberapa tes.

Cara diagnosis paling tepat adalah dengan mendatangi dokter di rumah sakit dan berikan keterangan yang jelas. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan agar membantu diagnosis. Pemeriksaaan lanjutan mungkin melibatkan tes alergi berupa tes tusuk kulit, tes darah, dan tes intradermal.

Pengobatan

Penderita alergi gigitan serangga tentu tidak akan diam saja dan membiarkan gejala semakin parah. Di kondisi yang paling parah, penderita mungkin merasakan gejala yang jauh lebih buruk seperti sesak napas. Oleh karena itu, penanganan dan pengobatan diperlukan. Ada dua langkah untuk mengobati alergi ini.

Pertama, tangani gejala termasuk reaksi parah. Kedua, lakukan pencegahan agar tidak kambuh yang dapat dilakukan melalui imunoterapi untuk alergi yaitu prosedur pengobatan untuk mencegah reaksi alergi terhadap berbagai penyebab alergi termasuk gigitan serangga.

Untuk pengobatan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti memberikan suntikan epinefrin sebagai pertolongan pertama pada penderita yang mengalami gejala alergi parah. Mengobati luka tidak kalah penting apabila sengat serangga tertinggal di kulit menggunakan kuku.

Sementara untuk meredakan gejala ringan seperti gatal atau nyeri di bagian yang terkena gigitan, obat alergi akan sangat membantu. Biasanya obat tersebut berupa tablet antihistamin dan salep kortikosteroid sesuai anjuran dokter.

11. Alergi Sulfit

Selain makanan, pengawet pada makanan juga dapat menyebabkan alergi. Beberapa individu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai hal dan zat termasuk pengawet yang digunakan pada makanan. Apabila tubuh memberikan reaksi terhadap makanan yang menggunakan pengawet sulfit, kondisi tersebut bisa disebut sebagai alergi sulfit.

Sulfit merupakan bahan pengawet kimia yang banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman kemasan. Dengan begitu, makanan dan minuman akan tahan lebih lama. Mungkin kamu belum tahu jika beberapa obat bahkan menggunakan sulfit agar warna obat tersebut tidak mudah pudar.

Sulfit akan melepaskan gas sulfur dioksida agar dapat memperlambat pembusukan, menghambat pertumbuhan bakteri, dan mempertahankan kondisi makanan & minuman (Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy).

Penyebab

Ada begitu banyak makanan yang mengandung sulfit diantaranya adalah sirup jagung, kentang beku, aneka keju, sosis, minuman ringan impor, kerang kalengan, biskuit, agar-agar, dan masih banyak lagi. Karena sulfit merupakan zat pengawet, makanan yang mengandung zat tersebut tentu bukan merupakan makanan segar. Umumnya, makanan tersebut dibuat melalui proses tertentu sehingga dapat disimpan dan dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.

Selain makanan, ada juga obat-obatan yang mengandung sulfit seperti obat bronkodilator, salep dan obat tetes mata, obat suntik, dan lain sebagainya.

Gejala

Reaksi dari alergi sulfit mirip dengan reaksi tubuh yang alergi terhadap jenis makanan tertentu, terutama pada penderita asma. Mereka yang memiliki penyakit bawaaan seperti asma harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan berpengawet. Adapun gejala umum yang dapat terjadi sebagai reaksi terhadap sulfit yang masuk ke dalam tubuh adalah:

  • Gatal, ruam, dan kemerahan pada kulit
  • Masalah pencernaan seperti diare, mual, muntah, dan kram perut
  • Sulit bernapas, batuk, dan dada terasa sesak
  • Lemas berkepanjangan
  • Wajah pucat

Sekadar informasi, gas yang sulfit hasilkan bisa memicu kejang otot pada bagian paru-paru. Tidak hanya itu, alergi sulfit juga dapat memicu anafilaksis atau syok yang dapat mengancam keselamatan penderitanya. Namun, kasus tersebut sangat jarang terjadi.

Diagnosis

Seperti apa diagnosis alergi sulfit? Jika mengalami berbagai gejala yang disebutkan namun tidak memiliki alergi terhadap jenis makanan apapun, segera periksakan diri ke dokter.

Apabila dokter merasa kamu alergi terhadap zat tertentu, ia akan melakukan tes untuk mendapatkan hasil diagnosis yang tepat. Dokter mungkin akan melakukan tes kulit dan kemudian mengujinya lewat makanan yang dicurigai sebagai alergen. Tes ini juga bisa menguji sensitivitas kulit.

Terlepas dari adanya macam-macam alergi, menjaga kesehatan adalah hal yang penting. Kamu bisa memulainya dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Selain itu, jangan lupa untuk berhati-hati dan bijak dalam memilih makanan terutama yang dijual dalam kemasan. Bagaimana pun juga, kita tidak tahu apa saja yang terkandung dalam makanan tersebut.

Apabila merasakan kondisi tubuh yang berbeda dari biasanya atau merasa ada beberapa gejala dari salah satu atau beberapa jenis alergi, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan serta penanganan yang tepat.

Jika butuh informasi lainnya seputar kesehatan dan asuransi kesehatan, kamu bisa mengakses Qoala blog kapan saja dan di mana saja.