Seperti yang diketahu, jantung merupakan otot yang terbagi menjadi empat ruang. Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri. Sementara dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik) kanan dan kiri. Di antara ruang kanan dan kiri tersebut, ada dinding otot (septum) yang mencegah darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin oksigen.

Tak hanya itu, jantung juga memiliki katup yang berfungsi mengatur aliran darah antara atrium dan ventrikel. Katup-katup ini akan terbuka dan tertutup bergantian sesuai dengan denyut jantung.

Sementara, fungsi utama dari jantung itu sendiri adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Jika seluruh organ tubuh telah menggunakan oksigen, darah yang miskin oksigen akan kembali ke jantung, kemudian kembali ke paru-paru untuk diisi dengan oksigen.

Setelah diperkaya dengan oksigen di paru-paru, kemudian darah akan kembali ke jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sebagian darah kaya oksigen tersebut juga akan dialirkan ke organ jantung sendiri melalui pembuluh darah koroner yang menyelimuti seluruh bagian jantung. Siklus peredaran darah tersebut terjadi secara berulang-ulang.

Jantung juga memiliki dua selaput yang bernama perikardium. Fungsinya adalah untuk melindungi jantung, menjaga jantung tetap pada tempatnya, dan mencegah terjadinya luka akibat gesekan ketika berdenyut.

Lalu, bagaimana jika jantung mengalami gangguan dan apa yang perlu dilakukan? Berikut ini Qoala akan berikan penjelasan lengkap terkait apa itu sakit jantung, penyebab, dan bagaimana cara pencegahannya. 

Apa Itu Sakit Jantung?

Apa Itu Sakit Jantung
Sumber Foto: P.KASIPAT Via Shutterstock

Secara definisi, penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan dan tidak berfungsi dengan baik. Gangguan tersebut bisa bermacam-macam dan ditangani dengan cara yang berbeda pula.

Sakit jantung umumnya ditandai dengan nyeri dada dan sesak napas saat beraktivitas maupun beristirahat. Namun, ada beberapa jenis penyakit jantung yang gejalanya hampir serupa dengan penyakit lain atau bahkan tidak bergejala.

Sederhananya, penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Beberapa jenis penyakit jantung, antara lain:

  • Penyakit jantung koroner, merupakan suatu penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah di jantung.
  • Penyakit jantung bawaan, merupakan suatu masalah jantung yang ditemukan sejak bayi, yang paling umum ditemukan adalah kebocoran katup jantung.
  • Infeksi jantung (endokarditis), merupakan suatu infeksi pada lapisan dalam jantung.
  • Gagal jantung, merupakan suatu kegagalan otot jantung untuk memompakan darah secara memadai ke seluruh tubuh.
  • Aritmia, merupakan suatu gangguan irama jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak normal.

Penyebab Sakit Jantung yang Harus Diwaspadai

Penyebab sakit jantung biasanya karena ada kerusakan, penyumbatan, peradangan, maupun kelainan pada jantung, otot, maupun pembuluh darah di sekitarnya. Penyumbatan di pembuluh jantung biasanya disebabkan oleh plak. Plak ini menumpuk pada arteri yang rusak. Penumpukan plak pada arteri koroner mungkin mulai di masa kanak-kanak.

Seiring waktu, plak dapat mengeras dan kemudian pecah. Plak yang mengeras akan mempersempit arteri koroner dan mengurangi suplai aliran darah yang kaya oksigen ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada atau ketidaknyamanan yang disebut angina.

Jika plak pecah, kepingan darah yang disebut platelet menempel pada lokasi cedera. Platelet mungkin mengumpul untuk membentuk bekuan darah. Sehingga, gumpalan darah dapat lebih mempersempit arteri koroner dan memperburuk angina. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka dapat menyumbat arteri koroner secara menyeluruh dan menyebabkan serangan jantung.

Penyebab sakit jantung lainnya adalah perkembangan jantung yang tidak sempurna, infeksi, atau aliran darah kaya oksigen ke jantung yang tidak tersuplai dengan baik. Berikut beberapa penyebab sakit jantung yang harus diwaspadai, antara lain:

1. Usia

Melansir dari Health Line, risiko penyakit jantung meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada umumnya, risiko yang lebih besar terjadi ketika usia seseorang telah mencapai 40 tahun.

2. Keturunan

Dilansir dari American Heart Association, keturunan atau riwayat keluarga dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung yang tak dapat dihindari.

Jadi, sangat penting bagi kamu untuk mengetahui, apakah ayah, ibu, kakek, nenek, atau saudara pernah menderita penyakit berbahaya ini. Mengetahui riwayat kesehatan keluarga dapat membantu kamu menghindari penyakit jantung maupun stroke. Jika kamu ternyata memiliki riwayat keluarga, tentu kamu tak bisa menangkal hal tersebut. Ini berarti kamu harus menurunkan risiko terkena penyakit jantung dengan senantiasa melakukan pola hidup sehat atau meminimalisiri faktor risiko yang dapat dihindari.

3. Jenis Kelamin

Menurut beberapa sumber, pria dilaporkan cenderung memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung dibanding wanita. Namun, setelah memasuki masa usia lanjut, wanita bisa lebih berisiko mengalami penyakit jantung dibanding pria. Hal itu terjadi karena pada fase menopause, estrogen, yakni hormon yang melindungi wanita dari kerusakan dan penyempitan pembuluh darah akan menurun secara drastis.

4. Kurang Gerak

Aktivitas fisik yang kurang adalah salah satu faktor risiko penyebab sakit jantung koroner. Pasalnya, aktivitas fisik yang kurang identik dengan potensi mengalami kegemukan. Obesitas dapat menyebabkan otot jantung tidak bergerak dengan baik, sehingga risiko penyakit jantung koroner pun bisa semakin meningkat.

5. Stress

Melansir Medical News Today, stres yang berkelanjutan dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini disebabkan oleh tungginya produksi hormon andrenalin dan zat katekolamin di dalam tubuh. Nah, stress yang acapkali datang ini perlu diatasi. Anda bisa mencari tahu infonya, salah satunya lewat artikel Qoala cara mengatasi stress ini.

6. Kolestrol Tinggi

Selanjutnya, tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Kandungan kolesterol jahat yang beredar dalam darah lama-kelamaan akan menumpuk di dinding arteri, sehingga menimbulkan plak yang mengakibatkan arteri menjadi kaku dan pembuluh darah kian menyempit.

7. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi memegang peran besar terhadap terjadinya penyakit jantung. Pasalnya, hipertensi dapat memaksa jantung bekerja lebih keras untuk mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, otot jantung kiri membesar, sehingga pemompaan darah di jantung menjadi tidak lagi efisien dan dapat menyebabkan kerusakan organ vital tersebut.

8. Merokok

Ternyata, rokok juga terbukti mengandung nikotin yang apabila masuk ke dalam tubuh dapat mengakibatkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah yang lama-kelamaan berdampak pada pengerasaan pembuluh darah.

9. Diabetes Mellitus

Tingginya kadar gula dalam darah dapat memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah yang merupakan penyebab sakit jantung maupun stroke.

10. Obesitas

Terakhir, obesitas dapat memengaruhi kadar lipid plasma yang cenderung memperberat proses aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.

Selain itu, obesitas juga bisa memperberat kerja jantung secara terus menerus, sehingga kurang baik.

Penyebab Sakit Jantung di Usia Muda

Hal yang menjadikan penyebab sakit jantung di usia muda adalah kasus yang menyerang organ jantung ini, menyumbang banyak kasus kematian terbesar di dunia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Berikut penyebab sakit jantung di usia muda yang wajib diketahui. 

1. Kurang Olahraga

Pertama, olahraga bisa membuat seseorang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Memang benar, seseorang yang tak pernah olahraga sama sekali atau kurang olahraga lebih berisiko dengan penyebab sakit jantung di usia muda. Termasuk bagi orang yang bekerja 55 jam per minggu.

Tekanan pekerjaan inilah yang akan menyita waktu olahraga dan menjadi penyebab sakit jantung di usia muda. Tak ada waktu berolahraga, bahkan pikiran semakin kacau. Lebih baik mulai batasi waktu lembur. Mulai relaksasi tubuh dan pikiran dengan berolahraga, termasuk membahagiakan diri.

Selain lembur karena pekerjaan, sebenarnya terlalu sering bermalas-malasan dapat meningkatkan risiko penyebab sakit jantung di usia muda. Lebih banyak waktu menonton televisi, menonton film, bermain game, dan membaca buku memiliki peluang penyakit jantung yang tak jauh berbeda. Jadi, olahraga lah, karena manfaat olahraga secara rutin amat banyak, khususnya mencegah penyakit jantung.

2. Malas Gerak atau Terlalu Sering Duduk

Tak bisa dipungkiri, duduk berlama-lama atau berjam-jam dapat meningkatkan risiko jantung dan stroke. Kondisi penyebab sakit jantung di usia muda ini dapat terjadi pada mereka yang berolahraga secara teratur sekalipun, khusus mereka yang olahraganya terputus-putus.

Hal ini dikarenakan penyebab sakit jantung di usia muda seperti kurangnya gerakan dapat memengaruhi kadar lemak dan gula dalam darah. Reynolds menyarankan untuk berjalan-jalan secara berkala dan menyempatkan berdiri saat terlalu lama duduk.

3. Kegemukan

Obesitas termasuk faktor risiko utama penyebab sakit jantung di usia muda. Penyebab obesitas beragam, meliputi faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, penyakit, dan konsumsi kalori lebih banyak daripada yang digunakan sehari-hari.

Untuk menghindari dan mengatasi penyebab sakit jantung di usia muda seperti obesitas, lakukanlah perubahan gaya hidup untuk mengurangi dan mengendalikan berat badan. Caranya adalah dengan mengatur porsi makan, cermat terhadap makanan dan minuman yang dipilih, batasi camilan apalagi yang tak sehat, dan tingkatkan aktivitas fisik.

4. Tekanan Darah Tinggi

Kemudian, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab penyakit jantung di usia muda. Setiap dua kasus kematian akibat serangan jantung adalah karena tekanan darah tinggi. Di sinilah pentingnya selalu memerhatikan tekanan darah dan selalu mengontrolnya karena bisa menjadi penyebab penyakit jantung di usia muda.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri, sehingga mempersempit pembuluh darah. Tekanan darah tinggi juga memicu jantung bekerja lebih keras. Hal ini membuat sirkulasi darah ke seluruh tubuh tak maksimal hingga menjadi penyebab penyakit jantung di usia muda.

5. Kebiasaan Merokok atau Vape

Tembakau pada rokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Hingga meningkatkan risiko penyakit kritis ini atau menjadi penyebab sakit jantung di usia muda seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Nikotin pada rokok pun dapat meningkatkan tekanan darah dan karbon monoksidanya mengurangi jumlah oksigen dalam darah.

Tak hanya perokok aktif, perokok pasif pun dapat meningkatkan risiko penyebab sakit jantung di usia muda. Nikotin dalam rokok tak hanya meningkatkan tekanan darah. Nikotin rokok selain bisa menjadi penyebab sakit jantung di usia muda pun dapat mengurangi elastisitas pembuluh darah dan membuatnya terus mengeras. Tentu saja kondisi ini memperburuk jantung memompa darah.

6. Kolesterol Tinggi

Selain itu, mengontrol kadar kolesterol adalah kunci terhindar dari masalah kardiovaskuler. Hal ini disebabkan karena kolesterol tinggi termasuk salah satu penyebab sakit jantung di usia mudayang kerap terjadi. Serangan jantung mendadaklah yang biasanya menyerang tubuh berkolesterol tinggi di usia muda.

Kolesterol tinggi yang menjadi penyebab penyakit jantung di usia muda memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Plak ini pada akhirnya akan mengganggu pasokan darah normal untuk tubuh dan menyebabkan gagal jantung. Kadar kolesterol tinggi dalam darah pun bisa meningkatkan risiko terbentuknya plak dan aterosklerosis.

Gejala Serangan Jantung

Gejala Serangan Jantung
Sumber Foto: lovelyday12 Via Shutterstock

Pada dasarnya, ciri awal dari serangan jantung ini bisa bervariasi pada setiap orang. Maka dari itu, percayai diri kamu sendiri, karena tidak ada yang lebih mengenal tubuhmu lebih dari siapapun. Jika kamu merasa ada yang salah pada tubuhmu, jangan menundanya. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Lalu, apa saja gejala serangan jantung?

1. Nyeri Dada

Pertama, nyeri di bagian dada merupakan salah satu gejala umum dari serangan jantung. Gejala ini memang yang paling sering dialami saat seseorang terkena serangan jantung. Rasa nyeri atau sakit yang dialami seperti dada sedang ditekan atau diremas kuat-kuat.

Rasa sakit bertahan hingga beberapa menit, sebelum akhirnya hilang dan muncul kembali. Selain itu, rasa nyeri juga sering muncul saat kamu sedang beristirahat. Rasa nyeri ini muncul karena aliran darah menuju otot jantung berkurang.

Jika dibandingkan dengan wanita, gejala ini memang lebih sering dialami oleh pria. Namun, bukan berarti wanita tidak ada yang mengalami gejala ini. Meski begitu, saat mengalami serangan jantung, wanita sering mengalami gejala selain nyeri pada dada ini.

Jangan lupa juga untuk selalu membedakan rasa nyeri dada karena serangan jantung dengan heartburn. Meski cukup berbeda, masih banyak orang yang salah paham mengenai nyeri dada yang disebabkan oleh kedua kondisi tersebut.

2. Sesak Napas atau Napas Terasa Berat

Tidak semua sesak napas dan berkeringat menjadi pertanda dari serangan jantung. Akan tetapi, kamu patut curiga jika mengalami beberapa hal di bawah ini:

  • Tiba-tiba berkeringat atau sesak napas, padahal tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.
  • Tidak bisa bernapas dan bertambah semakin parah seiring berjalannya waktu, padahal tidak melakukan aktivitas berat.
  • Sesak napas menjadi semakin parah saat sedang berbaring dan membaik saat bangun atau dalam posisi duduk.
  • Keringat dingin dan lembap, padahal tidak sedang merasa stres atau tertekan.
  • Berkeringat atau sesak napas yang juga disertai gejala seperti lelah yang berlebihan atau nyeri dada.

Apabila sesak napas dan berkeringat yang dirasakan seperti yang telah disebutkan di atas, kamu memang patut curiga terhadap kondisi kesehatan jantung. Pasalnya, ciri-ciri tersebut merupakan gejala serangan jantung yang mungkin muncul.

3. Pusing

Selanjutnya, pusing adalah kondisi yang dirasakan seseorang ketika diserang sensasi seperti akan pingsan, kepala terasa berat (atau justru melayang), badan lemas, dan penglihatan yang semakin kabur.

Terkadang pusing berkaitan dengan gejala awal penyakit jantung. Misalnya penyakit aritmia jantung, gagal jantung, jantung koroner, dan lain sebagainya.

Itu sebabnya, kamu disarankan untuk tidak menyepelekan pusing yang dialami. Terutama jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang cukup lama. Ada baiknya untuk segera lakukan pemeriksaan lanjutan dengan doktermu.

4. Gelisah

Jika kamu sering merasa lelah tiba-tiba dan tanpa sebab yang berarti, hati-hati. Bisa jadi itu pertanda kamu memiliki masalah dengan jantung. Terutama jika sebelumnya kamu tidak merasakan kelelahan ini setelah melakukan aktivitas yang sama, misalnya naik tangga atau membawa barang belanjaan.

Dalam beberapa kasus, kelelahan yang tidak biasa ini dapat berlangsung beberapa minggu menjelang munculnya penyakit jantung. Kondisi tubuh yang lemas, lemah, dan terus gemetar ini bisa disertai dengan beberapa gejala lainnya. Mulai dari mudah gelisah, pusing terus-menerus, dan sering pingsan.

5. Keringat Dingin

Terakhir, keringat dingin dapat menjadi tanda serangan jantung. Segera cari pertolongan dokter bila keringat dingin disertai sesak napas, nyeri dada yang terasa seperti tertekan, nyeri atau rasa tidak nyaman di leher, rahang, perut dan punggung, serta pusing dan merasa akan pingsan.

Komplikasi Sakit Jantung yang Sering Dialami

Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit di jantung yang paling sering terjadi. Kondisi ini merupakan hasil dari penumpukan plak di arteri koroner. Di sisi lain, kondisi ini juga bisa menghambat aliran darah ke jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung. Komplikasi lainnya pun bisa terjadi, antara lain:  

1. Aritmia

Aritmia terjadi ketika jantung berdetak secara tidak beraturan akibat adanya gangguan aliran listrik di saraf yang mengatur irama jantung. Kondisi ini menyebabkan detak jantung terlalu lambat atau terlalu cepat, sehingga tidak dapat memompa darah dengan baik. Gangguan irama jantung biasanya disertai dengan gejala berikut ini:

  • Jantung berdebar atau palpitasi
  • Nyeri di dada
  • Pusing
  • Lemas
  • Napas pendek
  • Penurunan kesadaran atau pingsan

2. Gagal jantung

Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan lancar ke seluruh tubuh. Beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah, dapat menyebabkan otot jantung melemah dan memicu terjadinya gagal jantung.

Gejala dari gagal jantung dapat berlangsung terus-menerus atau terjadi secara mendadak. Berikut ini adalah tanda dan gejala gagal jantung:

  • Sesak napas saat beristirahat atau berbaring
  • Batuk
  • Pembengkakan di area perut, kaki, dan pergelangan kaki
  • Pusing
  • Letih dan lemas
  • Sulit berkonsentrasi
  • Nafsu makan berkurang

3. Jantung robek

Diseksi aorta atau jantung robek adalah kondisi yang wajib diwaspadai, terutama pada orang lanjut usia (lansia) yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Bila tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa memicu sejumlah komplikasi yang berbahaya.

Aorta sendiri adalah pembuluh darah arteri besar berdinding tebal yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Jadi, aliran darah yang melewati aorta sangatlah cepat. Jika terjadi diseksi, dinding yang menahan aliran darah ini menjadi semakin tipis dan rentan pecah.

Secara lokasi, aorta terbagi menjadi 3 bagian. Yang pertama adalah aorta yang menerima darah langsung dari jantung. Darah kemudian diteruskan ke bawah, yaitu aorta yang terletak di dada dan di perut.

Gejala diseksi aorta sering sulit dikenali karena mirip dengan gangguan jantung yang lain. Pada banyak kasus, umumnya gejala dimulai dengan nyeri dada yang parah secara tiba-tiba, lalu disertai dengan gejala lain berupa:

  • Sesak napas
  • Kesulitan berbicara
  • Merasa gelisah atau linglung
  • Keringat dingin
  • Hilang kesadaran
  • Denyut nadi lebih lemah pada satu sisi tangan
  • Kelemahan anggota badan satu sisi tubuh, seperti pada stroke

4. Syok kardiogenik

Termasuk dalam kondisi darurat, henti jantung atau syok kardiogenik perlu diwaspadai. Jika tidak ditangani dengan baik dan segera, kondisi ini dapat menyebabkan kematian mendadak. Kondisi ini merupakan sebuah komplikasi akibat jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Gangguan irama jantung tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kehilangan kesadaran.

Pengobatan Sakit Jantung

Terdapat beberapa cara yang akan dilakukan dokter untuk menganani atau mengobati serangan jantung. Contohnya:

  1. Operasi dan prosedur penanganan serangan jantung.
  2. Obat-obatan yang digunakan.
  3. Pemulihan setelah mengalami serangan jantung.

Lama pemulihan dari serangan jantung akan disesuikan dengan kondisi kerusakan yang terjadi pada bagian jantung. Umumnya, pengidap serangan jantung akan kembali pulih setelah perawatan dan pengobatan selama 2 minggu. Namun, pada beberapa orang lainnya membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Pencegahan Sakit Jantung

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan jantung, seperti:

  1. Perubahan gaya hidup yang sehat agar tehindar dari diabetes dan hipertensi.
  2. Memilih makanan yang sehat.
  3. Menghentikan kebiasaan merokok.
  4. Menjaga tekanan darah.

Sebagai informais, ada beragam tindakan pembedahan untuk penyakit jantung. Jika dokter menentukan bahwa masalahnya adalah satu atau beberapa katup tidak berfungsi, maka kamu perlu menjalani bedah perbaikan atau penggantian katup. Ini dapat dilakukan dengan bedah terbuka atau teknik bedah minim sayatan.

Penyakit jantung yang melibatkan penyumbatan arteri ke jantung, dapat diatasi dengan berbagai cara berbeda. Jika penyumbatannya tidak parah, obat-obatan dapat membantu membuka arteri, sehingga lebih banyak aliran darah ke jantung. Namun, jika arteri benar-benar tersumbat, kamu perlu menjalani angiogram koroner dengan cincin, untuk menghilangkan penyumbatan dengan memperlebar arteri dan menempatkan cincin untuk mencegah jantung berhenti berfungsi.

Jika kerusakan pada jantung terlalu parah dan tidak dapat diperbaiki, kamu akan dimasukkan ke dalam daftar kandidat penerima donor jantung. Dalam artian, kamu perlu menunggu untuk donor jantung. Saat kamu menunggu, kamu akan disambungkan ke jantung artifisial, yaitu sebuah alat yang dikoneksikan ke pembuluh darah utama yang memompa darah ke seluruh tubuh.

Jika kamu didiagnosa dengan penyakit jantung atau a ingin mencegah perkembangannya, kamu perlu memiliki gaya hidup sehat termasuk pola makan yang tepat. Menjauhi makanan dengan berkolesterol tinggi, berhenti merokok, mengurangi minuman beralkohol, berolahraga paling tidak 30 menit sehari. Jika kamu kegemukkan, maka kamu perlu mengurangi berat badan, karena obseitas adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung.

Kamu juga perlu mengetahui bahwa stres dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung. Kamu dapat mencoba teknik manajemen stres, atau menghindari situasi stres. Depresi juga menyebabkan penyakit jantung. Jika kamu seringkali merasa depresi, berkonsultasi dengan dokter. Bukan hanya menyebabkan masalah jantung, tapi juga masalah psikologis.

Selalu ingat, bahwa penyakit jantung adalah penyebab kematian utama di seluruh dunia. Namun, dapat diobati, jika diketahui lebih awal. Menjalani gaya hidup sehat dan melakukan olahraga cukup, setiap harinya juga dapat mencegah penyakit jantung. 

Selain itu, kamu juga perlu memiliki asuransi kesehatan sebagai perlindungan apabila nanti saat terjadi hal yang tidak diinginkan, kamu tak perlu pusing dengan biaya yang cukup besar. Untuk asuransi sendiri, banyak pilihan yang bisa digunakan. Kamu bisa melihat informasi lengkapnya dia Qoala Apps atau Blog Qoala.