Berbeda dari mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar sebagai tenaga penggerak, mobil listrik mendapatkan energi dari baterai untuk bergerak. Penasaran dengan semua hal tentang baterai mobil listrik? Yuk simak rangkuman informasi yang Qoala sediakan melalui artikel ini!

Sekilas Tentang Baterai Mobil Listrik

Sekilas Tentang Baterai Mobil Listrik
Sumber Foto: Sergii Chernov Via Shutterstock

Dalam mobil listrik, baterai menjadi komponen yang penting. Bahkan baterai EV adalah satu-satunya sumber kehidupan karena energi listrik pada baterai menjadi satu-satunya sumber energi yang akan menggerakan mobil. Adapun jenis baterai, biasanya tergantung pada sistem mobil. Sebelum masuk ke pembahasan berikutnya, cek topik terkait di Qoala, seperti cara kerja mobil listrik ya!

Jenis-jenis Baterai Mobil Listrik

Berbicara tentang baterai EV, mungkin kamu juga penasaran dengan berbagai jenis baterai yang ada. Jika demikian, berikut adalah informasinya:

1. Lithium-ion (Li-ion)

Lithium-ion (Li-ion) merupakan jenis baterai EV yang paling populer karena banyak digunakan. Jadi, tidak heran apabila kamu tidak lagi asing dengan jenis baterai satu ini. Pasalnya, jenis baterai tersebut banyak digunakan untuk berbagai perangkat elektronik seperti laptop dan smartphone. Namun, pada mobil listrik, skala kapasitas fisik dan ukurannya lebih besar dibandingkan pada peralatan elektronik.

Baterai jenis ini memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi. Selain itu, efisiensi baterai juga sangat tinggi. Pada suhu tinggi sekalipun, performa baterai akan tetap bagus.

Beberapa kelebihan dari jenis baterai EV satu ini adalah daya lebih cepat, tahan lama, dan hadir dengan kepadatan daya yang tinggi. Bobot baterai yang semakin kecil memungkinkan kendaraan bisa menempuh lebih jauh jarak yang dilalui kendaraan bahkan hanya dengan sekali mengisi daya baterai. Yang terpenting, baterai jenis ini tidak memiliki kandungan unsur atau zat yang berbahaya bagi manusia.

2. Nickel-metal Hydride (NiMH)

Mobil listrik juga ada yang dilengkapi dengan baterai jenis Nickel-metal hydride (NiMH) yang tentunya memiliki bahan penyimpan daya berbeda dari jenis baterai yang pertama yaitu Li-ion. Hidrogen berfungsi sebagai tempat menyimpan energi dan nikel serta logam lainnya akan bekerja untuk menjaga tutup ion hidrogen.

Jenis baterai satu ini banyak digunakan pada mobil listrik hybrid yang tidak mendapatkan tenaga dari sumber eksternal. Artinya, mobil hanya mendapatkan tenaga dari sumber internal atau baterai saja. Pengisian ulang baterai bergantung pada kecepatan mesin, roda, serta pengereman regeneratif mobil.

Selain tahan lama, usia pakan yang panjang menjadi kelebihan dari baterai EV satu ini. Bahkan, baterai jenis ini bisa didaur ulang dengan mudah dengan minimnya kandungan beracun bagi lingkungan. Sayangnya, harganya relatif mahal dengan tingkat self-discharge yang tinggi. Panas yang dihasilkan juga cukup signifikan.

3. Lead-acid

Meski Li-ion adalah yang terpopuler, namun Lead-acid merupakan jenis baterai yang paling tua. Artinya, baterai jenis ini sudah lama eksis dan sudah malang melintang di dunia. Tidak punya kapasitas yang bisa bersaing dengan jenis baterai lainnya dan tergolong lebih berat. Meski demikian, harganya terjangkau sehingga tidak akan menguras isi kantong apabila penggunanya harus mengganti baterai lama dengan yang baru.

Apabila dibandingkan dengan dua jenis baterai sebelumnya, lead-acid lebih aman. Pada umumnya, penggunaan baterai satu ini banyak diterapkan dalam kendaraan komersial atau niaga untuk menyimpan energi sekunder. Tetapi, baterai berkapasitas besar sedang dikembangkan agar bisa cocok untuk mobil listrik dan penggunaannya.

4. Solid-state

Jika dilihat dari struktur secara menyeluruh, jenis baterai solid-state ternyata mirip dengan baterai Li-ion tradisional. Namun, baterai bisa lebih padat dan kompak tanpa cairan. Energi dan pengisian ulang juga tidak jauh berbeda dengan Li-ion tradisional.

Meski baru-baru ini digunakan di industri mobil, tetapi jenis baterai ini sudah ada sejak lama terutama pada alat pacu jantung, RFID, dan perangkat lainnya. Baterai satu ini juga diharapkan memiliki kemampuan yang baik untuk penggunaan pada mobil listrik.

Jika dibandingkan dengan cairan tradisional, penggunaan elektrolit padat pada baterai ini bisa menghemat kapasitas melalui jejak yang lebih kecil. Bahkan kapasitasnya bisa mencapai 2 hingga 10 kali lipat lebih besar dari baterai solid-state.

5. Nickel-cadmium

Jenis baterai selanjutnya yang juga digunakan pada mobil listrik adalah nickel-cadmium yang hadir dengan banyak kelebihan. Seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan. Selain itu, masa pakai baterai juga 500 hingga 1000 siklus pengisian daya.

Namun, bobot baterai cukup berat dan mudah terkena efek memori. Yaitu, penurunan kinerja baterai apabila terjadi pengosongan sebagian. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau mobil listrik tahun 90-an menggunakan jenis baterai ini. Dan dilarang digunakan saat ini karena toksisitas kadmium.

6. Ultracapacitor

Cairan terpolarisasi pada baterai mobil satu ini ada diantara elektroda dan elektrolit. Kapasitas penyimpanan energi baterai akan meningkat seiring dengan meningkatnya luas permukaan cairan. Ultracapacitor adalah jenis baterai yang cocok untuk memberikan tenaga tambahan pada kendaraan listrik selama akselerasi dan pengereman regeneratif. Oh iya, sebelum ke penjelasan selanjutnya, cek artikel Qoala lainnya yang setopik, seperti mobil listrik wuling ya!

Cara Isi Ulang Daya Baterai Mobil Listrik

Jika mobil biasanya menggunakan bahan bakar agar bisa berjalan, berbeda halnya dengan mobil listrik. Seperti namanya, mobil satu ini membutuhkan tenaga listrik yang bisa didapatkan dari baterai EV. Akan tetapi, yang namanya baterai tidak selamanya bisa digunakan. Artinya, kamu harus melakukan pengisian ulang daya agar mobil bisa kembali beroperasi.

Bagi kamu yang berencana untuk membeli mobil listrik, tentunya cara isi ulang daya baterai EV yang tepat menjadi salah satu hal yang penting. Ada baiknya mengetahui bagaimana melakukan pengisian daya baterai agar tidak menyebabkan dampak atau hal yang tidak diinginkan.

Memiliki mobil listrik berarti kamu memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa daya sudah terisi penuh sebelum mengemudikan kendaraan tersebut. Seperti apa kira-kira ya caranya? Sebenarnya, ada beberapa cara yang bisa pengguna mobil listrik lakukan, seperti:

1. Quick Charging

Quick charging atau fast charging adalah cara mengisi daya baterai EV Indonesia maupun mobil serupa buatan negara lain yang tentunya paling cepat. Biasanya, dengan daya listrik yang cukup besar atau sekitar 20 kW hingga 150 kW tergantung kebutuhan masing-masing mobil. Tersedia alat charging khusus yang banyak tersedia di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

Untuk mengisi hingga 80 persen dari 0 persen, umumnya memerlukan waktu sekitar 15 hingga 45 menit. Jadi, cukup cepat, bukan? Sehingga kamu bisa segera menggunakan kembali mobil kesayanganmu untuk melaju di jalanan.

2. Home Charging

Apakah baterai EV Tesla perlu diisi ulang? Untuk mendapatkan daya agar mobil bisa melaju tentunya pengemudi harus memastikan mobil tersebut memiliki daya baterai yang cukup. Untuk pengisian, bisa juga kamu lakukan dengan cara home charging atau mengisi ulang daya di rumah sebelum berkendara.

Wall charger terhubung dengan meteran listrik rumah dengan arus listrik AC. Namun, home charging membutuhkan sekitar 7 jam agar baterai terisi penuh menggunakan daya listrik 6,6 hingga 7,4 kW. Nah, arus listrik AC dari charger akan dikonversi inverter mobil listrik agar menjadi arus DC yang nantinya menambah proses waktu.

3. Standard Charging

Cara mengisi baterai EV yang selanjutnya adalah standard charging. Tidak jauh berbeda dengan home charging namun memakan waktu yang lebih lama. Meski demikian, cara mengisi baterai EV merek Wuling atau lainnya satu ini bisa dilakukan dimana saja. Yang terpenting adalah alat charger yaitu adaptor akan terhubung ke soket listrik yang banyak tersedia di rumah.

Sayangnya, adaptor tersebut tidak memiliki daya listrik yang besar, hanya berkisar 3,3 kW saja. Oleh sebab itu, pengisiannya juga tergolong lama yaitu hingga 15 jam.

Jika tiba-tiba mobil listrik kehabisan daya, kamu bisa mencari lokasi SPKLJ terdekat kemudian lakukan pengisian daya baterai. Adapun cara untuk mengisi baterai listrik di tempat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Pertama, pastikan aplikasi Charge.IN sudah terpasang di ponsel. Namun, jika belum, kamu bisa segera mengunduhnya.
  • Selanjutnya cari SPKLU terdekat melalui aplikasi tersebut.
  • Datangi SPKLU yang sudah kamu tentukan atau pilih tadi.
  • Mulai isi daya baterai dengan menghubungkan nozzle pengisian baterai ke mobil.
  • Tempelkan kartu NFC mobil listrik pada tempat pengisian yang diperlukan untuk proses otentikasi.
  • Kemudian, scan QR code yang tersedia di SPKLU.
  • Masukkan kWh yang akan kamu isikan ke mobil dan biaya charge atau pengisian daya baterai EV akan terlihat secara otomatis.
  • Bayar biaya pengisian daya baterai menggunakan LinkAja
  • Terakhir, tunggu hingga daya baterai terisi penuh atau sesuai kebutuhan.

Cara Merawat Baterai Mobil Listrik

Cara Merawat Baterai Mobil Listrik
Sumber Foto: Smile Fight Via Shutterstock

Apapun jenis mobil yang kamu gunakan, perawatan sangat diperlukan. Terlebih, mobil listrik memerlukan perawatan yang khusus agar mobil bisa lebih tahan lama. Seperti yang sudah kita ketahui bersama jika baterai menjadi salah satu komponen yang harus mendapatkan perawatan tepat agar bisa tahan lama dan minim kerusakan. Adapun cara merawat baterai EV adalah sebagai berikut:

1. Jaga Kapasitas Baterai

Salah satu hal utama dalam merawat baterai EV adalah memastikan kapasitas baterai tetap terjaga. Pastikan bahwa kapasitas baterai tetap rendah agar baterai tetap bisa memberikan performa yang baik dalam menyuplai arus listrik.

Akan lebih baik untuk selalu memastikan baterai dalam kondisi minimal 40 hingga 60 persen. Jadi, kamu tidak perlu harus menunggu hingga 0 persen untuk mengisi daya baterai EV.

2. Atur Tegangan Arus Masuk

Perawatan yang tepat bisa membuat baterai listrik lebih tahan lama sehingga kamu tidak perlu khawatir akan kerusakan dan penggantian baterai sebelum habis masa pakainya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk merawat baterai EV adalah mengatur tegangan arus masuk.

Cara yang termudah yang bisa pemilik kendaraan listrik lakukan adalah mengatur mode power supply baterai terutama saat mengisi daya baterai. Coba manfaatkan mode home charging atau quick charging tergantung kebutuhan berkendara.

Mode pengisian baterai bisa digunakan hanya dalam dua minggu sekali. Apabila baterai dalam posisi kosong, cek kembali apakah panel meter atau indikator sudah dalam keadaan siap sebelum digunakan.

3. Tentukan Waktu yang Tepat untuk Mengisi Baterai

Hal penting lain dalam merawat baterai EV Hyundai atau jenis lainnya adalah dengan menentukan waktu yang tepat untuk mengisi daya baterai. Guna memastikan tegangan baterai auxiliary tidak mudah drop, sebaiknya lakukan pengisian ulang daya baterai setiap hari. Namun kamu tidak harus selalu melakukannya setiap hari, sesuaikan saja dengan kebutuhan dan kondisi atau persentase baterai mobil.

Mungkin kamu bisa melakukan pengisian daya paling lambat sekitar 2 hari sekali terlebih untuk mobil yang jarang digunakan.

Harga Baterai Mobil Listrik

Mobil yang berjalan dengan tenaga dari daya baterai mobil listrik tentunya menjadi alternatif bagi kamu yang ingin mengemudi tanpa harus melakukan pengisian bahan bakar di SPBU. Jadi, kamu tetap bisa melanjutkan perjalanan agar bisa datang ke titik tujuan sesuai dengan estimasi waktu yang ditentukan.

Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya usia masa pakai dan beberapa faktor lainnya, baterai mobil listrik mungkin harus kamu ganti karena sudah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan. Alhasil, tidak ada cara lain selain membeli dan menggantinya dengan yang baru.

Tetapi, kira-kira berapa sih harga baterai mobil listrik? Harga baterai mobil listrik Hyundai IONIQ 5 adalah mulai dari Rp 718 jutaan hingga Rp 829 jutaan. Akan tetapi, harga tersebut hadir dengan garansi baterai 8 tahun atau sekitar 160 ribu kilometer jarak tempuh.

Tentunya, kamu juga bisa mencari baterai mobil listrik yang harganya lebih terjangkau atau sesuai dengan budget yang ada. Beberapa produk ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 9 jutaan hingga 50 jutaan. Namun, tentunya kamu harus memastikan terlebih dahulu apakah baterai tersebut sesuai dengan kebutuhan mobil listrik milikmu.

Untuk meminimalisir kerusakan atau memperpanjang usia pakai baterai, kamu bisa melakukan cara merawat baterai mobil listrik terlepas dari apapun nama pabrikan mobil.

Untuk mendapatkan informasi seputar harga mobil baterai listrik, tentunya kamu bisa datang langsung ke tempat dimana membeli mobil atau bisa juga datang ke bengkel resmi mobil listrik.

Pertanyaan Seputar Baterai Mobil Listrik

Sudah mulai banyak dilirik oleh konsumen atau pecinta otomotif. Sehingga semakin banyak orang yang penasaran dengan mobil listrik. Jadi, tidak heran jika mereka akhirnya mencari sebanyak mungkin informasi terkait. Termasuk beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan baterai mobil listrik dan penggunaannya. Misalnya, kapasitas baterai listrik dan apa saja komponen yang ada pada baterai.

Berikut adalah beberapa pertanyaan seputar baterai mobil listrik yang banyak orang tanyakan, terlebih mereka yang belum begitu paham seluk beluk mobil listrik dan penggunaan baterainya:

Berapa Kapasitas Baterai Mobil Listrik?

Baterai mobil listrik memiliki andil besar dalam hal jarak tempuh. Itulah kenapa calon konsumen harus mempertimbangkan hal tersebut sebelum memutuskan membeli mobil listrik brand tertentu. Semakin besar kapasitas baterai, semakin jauh jarak tempuhnya.

Kapasitas baterai untuk masing-masing mobil listrik berbeda. Misalnya, untuk mobil Blade K.U adalah 26,7 kWh. Sementara mobil keluaran Wuling yaitu Wuling Air ev baterainya berkapasitas 36,7 kW dengan jarak tempuh hingga 300 km. Berbeda dengan kapasitas mobil Tesla model X yang mencapai hingga 75 kWh. Untuk mobil Hyundai IONIQ Electric yang dijual di Indonesia, kapasitas baterainya adalah 38,3 kWh.

Kapasitas baterai mobil listrik adalah informasi penting seperti jarak tempuh kendaraan. Biasanya, kamu bisa mendapatkan informasi tersebut dari website resmi pabrikan mobil atau dari sales person yang menawarkan mobil listrik.

Apa Saja Komponen Baterai Mobil Listrik?

Pada umumnya, baterai terdiri dari beberapa komponen seperti elektrolit, kotak, plat, separator, sel, penghubung sel, pemisah sel, terminal, dan tutup baterai.

Jadi, apa pendapatmu tentang baterai mobil listrik? Terlepas dari apapun jenis baterai yang ditanamkan pada mobil listrik saat ini, penggunaan dan perawatan yang tepat akan sangat bermanfaat. Terutama untuk mempertahankan daya tahan serta usia pakai baterai.

Mulai tertarik untuk membeli mobil listrik atau ingin mencari informasi lain seputar dunia otomotif? Jangan sungkan untuk selalu mengunjungi dan mengakses Qoala blog yang tentunya menghadirkan informasi yang kamu butuhkan. Cek juga asuransi mobil terbaik di Qoala App ya!