Tidak semua ibu setelah melahirkan, mampu memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya. Padahal sejak dilahirkan sampai genap berusia enam bulan, ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Umumnya, ketika seorang ibu yang baru saja melahirkan ternyata tidak memproduksi cukup ASI, makan sang ibu akan khawatir apakah bayi mendapatkan cukup ASI atau tidak. Jika ternyata sang Ibu tak banyak memproduksi ASI maka kemudian beralih pada susu formula.

Seperti yang telah diketahui, ASI harus diberikan secara eksklusif pada enam bulan pertama agar manfaat ASI dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan rutin memberikan ASI pada enam bulan pertama kelahiran tentunya akan meminimalisir adanya alerg. Hal ini disebabkan karena ASI juga berperan membantu meningkatkan daya tubuh yang mengandung zat antibodi.

Jika kamu merupakan salah satu dari sekian ibu yang tidak memproduksi ASI dalam jumlah cukup? Jangan khawatir dan tak perlu buru-buru untuk memberikan susu formula pada bayi. Lantas, adakah cara yang bisa dilakukan untuk memperbanyak dan memperlancar produksi ASI? Berikut ini Qoala akan berikan beberapa cara memperlancar ASI setelah melahirkan.

1. Cara Memperbanyak ASI dengan Memijat Payudara

Cara Memperbanyak ASI dengan Memijat Payudara
Sumber Foto: Dari Hananeko_Studio Via Shutterstock

Memijat payudara bisa dilakukan sambil menyusui. Kamu dapat melakukan pijat payudara secara perlahan agar memperlancar produksi ASI. Untuk teknik pijat sendiri dilakukan dengan tujuan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI. Sehingga, pijat payudara bisa dilakukan mulai dari sisi luar payudara ke arah bagian dalam. Berikut cara mudah dalam memijat payudara agar aliran produksi ASI lebih lancar:

  1. Sambil berdiri di hadapan cermin, angkat satu sisi payudara dengan tangan kiri dan tahan bagian atas payudara dengan tangan kanan.
  2. Kemudian letakkan empat jari dari tangan tangan kanan pada bagian atas salah satu payudara, dan empat jari pada tangan kiri di bagian bawahnya.
  3. Gerakkan kedua tangan maju mundur dengan lembut alias secara melingkar. Saat tangan kanan bergerak ke arah kiri, tangan kiri akan bergerak ke kanan.
  4. Pindahkan kedua tangan ke bagian sisi pinggir payudara, dan gerakkan secara melingkar seperti yang sebelumnya dilakukan. Jika memang perlu, beri tekanan pada payudara secara perlahan.
  5. Coba gunakan juga ujung jari-jari untuk memijat dan memberikan sedikit tekanan pada payudara. Ulangi gerakan ini sampai sekitar 20 kali, kemudian ganti ke bagian payudara yang lainnya.
  6. Masih berada di posisi yang sama, angkat satu sisi payudara dengan tangan kiri. Kemudian, gunakan tiga atau empat jemari tangan kanan, lalu buat gerakan melingkar di atas puting susu sebanyak 20 kali. Lakukan langkah ini sembari jari-jari memberikan tekanan lembut pada payudara. Rasakan seperti sedang mendorong ASI mengarah ke puting susu, agar bisa dengan lancar keluar.
  7. Masih dengan kedua jari-jari tangan, urut payudara perlahan-lahan dari bagian luar. Posisikan tangan di bagian bawah ketiak dan belahan dada, kemudian menuju ke arah puting payudara. Ulangi langkah tersebut sebanyak 10 kali dan ganti ke sisi payudara yang lain.
  8. Terakhir, dengan ujung ibu jari dan telunjuk, puntir pelan-pelan puting susu pada masing-masing payudara.

2. Memompa Payudara untuk Merangsang Produksi ASI

Di saat bayi sedang tidak menyusu ataupun sudah kenyang menyusu namun payudara masih terasa kencang, kamu bisa mengeluarkan ASI dengan cara memompanya. Cara memperbanyak ASI dengan pompa ini merupakan salah satu cara yang dianggap efektif. Sebab, rasa kencang dan penuh pada payudara biasanya disebabkan oleh persediaan ASI belum sepenuhnya habis. Sehingga, kamu bisa menggunakan pompa ASI untuk memerahnya. Kemudian simpan ASI perah tersebut untuk jadwal menyusui bayi selanjutnya agar tetap awet.

Seperti yang telah diketahui, semakin banyak permintaan akan semakin banyak pula persediaannya. Oleh sebab itu, rutinlah menyusui si kecil dan memompa ASI ketika payudara mulai terasa kencang. Cara ini bisa membantumu agar produksi ASI lebih banyak sebab payudara yang kosong akan terus memproduksi ASI terus-menerus.

Selain itu, memompa ASI juga bisa dilakukan kapan pun. Jika produksi ASI di payudara terlalu penuh, kamu bisa memompa dan menerapkan cara menyimpan ASI sebagai persediaan.

3. Usahakan Jangan Berhenti atau Jeda Menyusui

Cara memperbanyak ASI kembali lainnya adalah tak ada jeda untuk waktu menyusui. Jika, kamu sempat mengalami hal tersebut, kamu bisa melakukan relaktasi. Sebagai informasi, relaktasi biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui, namun memutuskan untuk memulai lagi. Seorang ibu bisa saja berhenti menyusui karena alasan sakit atau karena sejak awal memang kesulitan untuk menyusui.

Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk menyusui lagi setelah berhenti:

  1. Sebelum memulai relaktasi, ada baiknya mengkonsultasikan terlebih dahulu ke konselor laktasi untuk mengatasi masalah yang menyebabkan proses menyusui sebelumnya terhenti. Pendampingan konselor dalam proses laktasi ini juga merupakan hal yang penting untuk mendukung keberhasilan relaktasi.
  2. Mulai membuat jadwal untuk waktu memompa atau menyusui langsung kira-kira 8-12 kali sehari (sekitar 2-3 jam sekali), dan setidaknya satu kali di malam hari.
  3. Bila hanya ada satu atau dua tetes ASI yang dihasilkan, terus lanjutkan sampai produksi ASI kembali normal. Biarkan bayi menyusu langsung sebanyak yang diinginkan.
  4. Pastikan posisi perlekatannya sempurna, yaitu seluruh bagian puting dan areola masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi.
  5. Selanjutnya, lakukan kegiatan relaktasi di ruangan yang mendukung, yaitu yang tidak bising dan nyaman.
  6. Lakukan kontak kulit (skin-to-skin) dengan bayi, yang terbukti efektif untuk meningkatkan perasaan nyaman sekaligus meningkatkan kadar prolaktin di dalam tubuh.
  7. Jangan lupa untuk cukupi kebutuhan nutrisi dengan gizi seimbang, serta banyak makan sayuran dan buah segar.
  8. Obat-obatan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI harus atas saran dokter atau pakar laktasi.

4. Cara Memperbanyak ASI dengan Skin to Skin Nurse

Ketika menyusui, usahakan sesering mungkin kulit ibu bertemu dengan kulit bayi, atau kulit ibu dan bayi saling bersentuhan. Hal ini biasa disebut skin-to-skin. Jangan menghalangi kulit dengan kain, baik itu kaos maupun bra. Demikian juga bayi, biarkan bayi hanya dalam keadaan memakai popok. Selain merangsang produksi ASI, hal ini akan meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan anak.

Sebagai informasi, skin to skin merupakan suatu metode saat bayi baru lahir diletakkan langsung di dada ibu tanpa dihalangi pakaian sehingga kulitnya langsung bersentuhan dengan kulit ibu. Tubuh bayi baru lahir dan sang ibu sama-sama ditutupi selimut hangat dan dibiarkan setidaknya selama satu jam hingga proses inisiasi menyusui dini (IMD) selesai. Aktivitas ini dikenal pula dengan metode kanguru. Biasanya, dilakukan sesaat setelah bayi dibersihkan atau belum dibersihkan sama sekali oleh perawat. Bahkan, bisa juga sebelum bayi ditimbang atau tali pusarnya dipotong. Hal ini bertujuan untuk membantu menumbuhkan ikatan batin antara ibu dan bayi.

Selain dilakukan saat bayi baru lahir, hal ini dapat dilakukan kapan pun jika dirasa perlu melakukannya. Meski lebih baik dilakukan bersama orang tua, kontak kulit ke kulit juga dapat dilakukan dengan anggota keluarga lain yang merawat bayi, termasuk dengan pengasuhnya.

5. Menyusui Setiap 2 – 3 Jam

Mungkin selama ini ada beberapa ibu yang merasa bahwa produksi ASI tidak terlalu banyak atau tidak keluar setelah melahirkan. Namun, tak perlu menyerah untuk terus berusaha memberikan ASI. Sebab, semakin sering menyusui, akan semakin banyak pula pasokan ASI di dalam payudara.

Salah satu caranya untuk memperlancar produksi ASI dan membuatnya lebih banyak adalah dengan meningkatkan frekuensi menyusui. Proses ini biasa disebut dengan nama let down reflex yang bertujuan untuk membantu merangsang kontraksi pada otot-otot payudara. Sehingga, ASI bisa mengalir dengan lancar sehingga bisa menjadi cara memperbanyak dan memperlancar produksi ASI.

Prinsip ini sama seperti hukum penawaran dan permintaan (supply and demand). Dalam artian, semakin banyak permintaan jumlah persediaan juga akan mengikuti sehingga semakin meningkat pula. Misalnya, jadwal menyusui bayi yakni setiap 2-3 jam terhitung dari awal menyusu sampai waktu menyusu berikutnya.

Selanjutnya, bisa mencoba memberikan sedikit ASI sebagai “camilan” di rentang waktu tersebut. Jadi, total waktu menyusui bayi bisa mencapai sekitar 12 kali selama 24 jam. Sebaliknya, bila bayi terlihat kurang puas dan senang setelah selesai menyusu sebaiknya biarkan ia beristirahat sejenak dan berikan ASI lagi sekitar 20-30 menit kemudian. Seiring dengan banyak ASI yang dikeluarkan, nantinya payudara akan terpancing untuk mengeluarkan lebih banyak ASI.

Bukan hanya di pagi, siang, dan sore hari saja, sebaiknya biarkan bayi menyusu di malam hari bila ia menginginkannya. Terutama ketika bayi sedang tidur padahal ini saatnya ia menyusu, kamu bisa membangunkannya sebentar. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), seorang ibu dianjurkan untuk membangunkan bayi jika sedang tidur dan belum menyusui selama 4 jam.

6. Ciptakan Suasana yang Tenang Saat Menyusui

Bayi memang sangat sensitif sebab mereka memiliki indera pendengaran yang matang. Bayi akan terganggu ketika menyusui ada suara bising yang terdengar. Dengan suasana yang tenang, bayi akan rileks sehingga dapat menyusu dalam waktu yang lama atau bahkan menyusu hingga tertidur.

Selain itu, sebisa mungkin, hindari merasa terlalu cemas, stres, bahkan depresi selama masa menyusui. Karena tanpa disadari, berbagai kondisi tersebut bisa mempengaruhi produksi ASI sehingga menggagalkan caramu untuk membuat produksi ASI agar lebih banyak. Coba lebih diusahakan untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan santai saat menyusui agar tubuh dan pikiran lebih nyaman.

Kamu bisa menyempatkan diri untuk melakukan meditasi, menonton film favorit, maupun melakukan teknik pernapasan dalam. Bukan hanya kamu yang merasa senang, hal ini juga akan berdampak pada kemampuan menyusu bayi sebagai cara memperbanyak produksi ASI.

7. Biarkan Bayi Menyusui Selama yang Ia Inginkan

Jangan pernah sekalipun ibu menghentikan bayi yang sedang menyusui. Jika memang ada keadaan yang mengharuskan bayi untuk berhenti menyusu, seperti ada tamu, kamu cukup tutupi bayi dengan kain lalu sambut tamu. Selain itu, Ibu sebaiknya tidak panik dan tergesa-gesa ketika ada keadaan genting dan bayi masih menyusui agar tidak mengganggu bayi. Ketika bayi sudah kenyang, ia akan berhenti menyusu dengan sendirinya.

Membiarkan bayi menyusu hingga puas sangat penting, sebab hal ini bertujuan agar kemampuan mereka mendapat cukup ASI bertambah. Untuk itu, jangan membatasi waktu tertentu saat bayi menyusu atau mengeluarkan mulutnya dari payudara setelah waktu tertentu. Karena, hal tersebut malah dapat menghalangi kemampuannya mendapatkan ASI yang cukup.

8. Hindari Penggunaan Botol atau Dot

Selama 6 bulan pertama, menyusui harus menjadi satu-satunya cara bayi untuk mendapat asupan makanan dan minumannya. Terutama ketika kamu sudah memompa susu hingga berbotol-botol. Dengan menggunakan dot, tentunya bayi akan mengalami kebingungan manakah yang merupakan puting ibu, apalagi aliran dari dot atau botol lebih lancar dan kencang. Bisa jadi bayi akan menolak disusui langsung oleh ibu.

Selain risiko tersebut, ada bahaya terselubung lainnya dari penggunaan dot. Pertama, menyebabkan produksi ASI menurun. Bagi ibu yang aktif memompa dan menyediakan ASI perah, ditandai dengan hasil perahan yang semakin hari semakin sedikit. Kedua, dalam penggunaan dot juga berisiko anak terkena infeksi. Contohnya, ketika ia ngedot sambil berbaring, maka ASI bisa dengan mudah tumpah dan mengalir ke telinga dan hidungnya. Terakhir, penggunaan dot dalam jangka panjang juga mampu merusak pembentukan struktur rahang dan gigi si kecil. Seperti yang sudah terjadi, rahang atas anak akan lebih maju dan rahang bawahnya akan lebih mundur.

9. Cara Memperbanyak ASI Menjaga Stabilitas Emosi

Sebenarnya ada banyak hal yang menjadi penyebab kenapa ASI seseorang tidak lancar. Hal tersebut mulai dari pola makan atau hidup yang tidak sehat, emosi yang tidak stabil, stres, jarangnya buah hati minum ASI atau waktu istirahat atau tidur yang dimiliki kurang.

Agar ASI tetap lancar, para ahli memberikan saran agar ibu-ibu menyusui memiliki pola hidup sehat. Bahkan, ibu menyusui harus mampu menjaga emosinya agar senantiasa stabil, tenang dan bahagia. Ketika emosi seorang ibu tidak stabil, ini tak hanya berpengaruh besar terhadap produksi ASI tetapi juga berpengaruh besar pada kesehatan fisik serta psikisnya secara menyeluruh.

Pada dasarnya, memiliki bayi memang harus memiliki tenaga ekstra, terutama saat ibu perlu melakukan banyak tugas lainnya, baik tugas sebagai ibu rumah tangga maupun yang harus bekerja. Ketika sudah merasa stres, hal ini akan membuat produksi ASI terganggu karena hormon dalam tubuh terguncang. Lebih baik, kamu meminta tolong pada pasangan atau keluarga untuk mengurus keperluan sehari-hari dan teman kerja untuk mengurus pekerjaan.

Selain itu, memiliki bayi memang akan mengubah kebiasaan sehari-hari seorang ibu. Ini tidak jarang juga akan membuat fisik maupun psikis lelah. Ibu yang baru melahirkan memerlukan tenaga ekstra untuk merawat dan memastikan buah hatinya tumbuh serta berkembang dengan baik. Namun, selelah apapun, seorang ibu harus memastikan bahwa ia akan baik-baik saja, kuat dan tenang.

Emosi yang dapat dijaga dengan baik dipercaya bisa membantu melancarkan produksi ASI. Para ahli bahkan mengungkapkan bahwa emosi ibu yang stabil akan berpengaruh baik bagi tumbuh kembang fisik maupun psikis anak. Jadi, cara memperbanyak ASI kembali adalah pastikan agar emosi selalu stabil, baik dan tenang juga senang.

10. Tidur yang Cukup Membantu Produksi ASI Lebih Banyak

Kurang tidur merupakan salah satu hal yang dikeluhkan oleh ibu menyusui, terutama di saat masa nifas dan awal pemberian ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan seorang ibu masih mengalami nyeri persalinan (punggung, vagina, payudara, dan saat berkemih), beradaptasi dengan hadirnya bayi dan aktivitas menyusui, bayi sering menyusu di malam hari, bayi belum punya pola tidur yang rutin (siang banyak tidur, malam terjaga) sehingga ibu harus ikut bangun dan kurang mendapat bantuan dari orang-orang di sekitarnya.

Berdasarkan penelitian pada tahun 1997 di Universitas Pennsylvania, AS, menyebutkan bahwa orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari akan merasakan stres, marah, sedih dan lelah mental. Stres dan kelelahan ini ternyata bisa memperlambat produksi ASI. Sehingga, sebelum bayi lahir, penting bagi seorang untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi selama masa menyusui. Informasi-informasi itu diharap dapat mengurangi risiko stres pada ibu menyusui, sehingga proses menyusui berjalan lancar.

Umumnya, kebutuhan tidur orang dewasa adalah 8 jam sehari. Namun kebutuhan tidur ini juga ditentukan oleh kualitasnya. Salah satu indikatornya adalah kondisi tubuh segar sewaktu bangun. Memiliki waktu tidur yang cukup saat masa menyusui sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, serta untuk kelancaran produksi ASI. Kebutuhan tidur 8 jam sehari bisa dibagi ke waktu tidur malam, pagi (08-00 -10.00), siang (sehabis makan siang), atau sore (16.00 -18.00). Pengaturan jam tidur ini tidak berlaku bagi ibu menyusui yang bekerja, dan sudah habis masa cutinya. Untuk ibu bekerja, ia harus mencukupi tidur di malam hari dengan cara tidur lebih awal.

11. Pastikan untuk Makan Makanan yang Bergizi

Cara memperbanyak ASI kembali adalah zat gizi yang didapatkan dari sumber makanan harian juga harus tercukupi dengan baik. Tak hanya baik bagi kesehatan, seorang ibu juga harus memastikan kebutuhan zat gizi telah tercukupi juga bisa menjadi cara untuk memperbanyak dan memperlancar produksi ASI.

Makanan bergizi yang mengandung vitamin dan mineral penting diantaranya buah-buahan, sayuran hijau, daging, ayam, ikan, telur, dan lainnya penting sebagai memperbanyak ASI Selain itu, ibu menyusui juga memerlukan banyak minum untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya. Agar hasilnya maksimal, disarankan untuk minum setidaknya delapan gelas per hari dan sebaiknya tidak kurang dari jumlah tersebut.

12. Cara Memperbanyak ASI dengan Mengkonsumsi Suplemen

Suplemen dan vitamin juga merupakan salah satu upaya yang biasa digunakan sebagai cara agar ASI lebih banyak. Suplemen penambah atau pelancar ASI di sini bukan seperti obat, tetapi lebih berisi berbagai campuran bahan herbal yang diramu dan dikemas menjadi satu. Sementara untuk asupan vitamin alami sebagai ASI booster alami ibu menyusui sebenarnya bisa diperoleh dari makanan harian, meski ada juga yang berasal dari suplemen.

Untuk herbal yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat suplemen pelancar atau penambah ASI pun tidak sembarangan. Misalnya, seperti fenugreek, blessed thistle, buah kurma, dan daun katuk. Bahan-bahan herbal yang diproses menjadi suplemen ini umumnya sudah dipercaya sejak dulu kala mampu membuat produksi ASI lebih lancar.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Sciences pada tahun 2014 membuktikan bahwa keampuhan suplemen pelancar ASI sebagai ASI booster yang bagus. Apalagi, campuran dari buah kurma dan fenugreek dinilai bermanfaat dalam membantu meningkatkan produksi ASI ibu menyusui. Khususnya selama masa-masa awal setelah melahirkan atau pertama kali menyusui.

Meski demikian, hasil penelitian yang membuktikan khasiat suplemen sebagai penambah ASI belum terbukti seutuhnya. Akan tetapi, penting halnya untuk dipahami terlebih dahulu bahwa upaya menambah atau meningkatkan produksi ASI dengan minum suplemen harus melalui uji coba sebelumnya. Sebab tidak menutup kemungkinan akan timbul efek samping dari penggunaan suplemen yang diolah dari bahan herbal ini ke ibu maupun bayi.

Sementara suplemen vitamin yang membuat produksi ASI lebih lancar, mungkin lebih dibutuhkan beberapa ibu menyusui untuk membantu mencukupi kebutuhan nutrisi. Penting untuk dimengerti bahwa suplemen vitamin tidak dapat menggantikan asupan makanan harian saat menyusui. Pastikan kembali ibu telah berkonsultasi dan mendapatkan rekomendasi dari dokter, sebelum memutuskan untuk minum suplemen vitamin tambahan selama masa menyusui.

13. Hindari Penggunaan Obat-obatan Selain Suplemen ASI

Pada umumnya, dokter kandungan maupun akan menyarankan pada ibu untuk tidak mengonsumsi obat-obatan baik selama masa hamil maupun menyusui. Sebab, hal ini dapat mempengaruhi atau berdampak buruk bagi bayi sebagai akibat dari bahan-bahan kimia yang ada dalam obat. Jika memang ibu dalam keadaan darurat untuk mengonsumsi obat maupun pil KB dalam masa menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter ataupun bidan.

Sebagai solusinya, kamu bisa minum susu ibu menyusui atau pelancar ASI yang merupakan salah satu dari cara untuk meningkatkan produksi ASI. Dalam hal ini, susu penambah ASI masuk ke dalam lactogogue. Jika dilihat dari bahan utama yang kerap dijadikan andalan dalam susu pelancar ASI alami, ada beberapa komposisi utama.

Sebagai informasi, susu ibu menyusui yang terbuat dari kacang-kacangan dan olahan sapi, sering disebut susu pelancar ASI alami atau ASI booster. Sebab, sebuah penelitian di tahun 2018 dalam Jurnal Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang menjelaskan mengenai hal ini.

Penelitian yang telah dilakukan pada 40 peserta ibu menyusui tersebut mendapatkan hasil bahwa pemberian susu kedelai ternyata bisa membantu meningkatkan produksi ASI. Dari hal inilah susu kedelai dijadikan salah satu kandungan di dalam susu pelancar ASI. Penyebabnya diperkirakan karena kacang kedelai memiliki kandungan isoflavon di dalamnya.

14. Banyak Mengonsumsi Air Putih

Selama menyusui, ibu disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan. Dikarenakan produksi ASI mungkin berkurang jika tubuh kekurangan air. Sediakan air putih di dekatmu saat beraktivitas, agar selalu ingat untuk minum. Minumlah sebelum kamu merasa haus. Jika urine sudah mulai berwarna kuning tua, berarti tandanya kamu butuh minum air putih lebih banyak. Kamu juga bisa menambah asupan cairan dari susu dan jus buah segar.

Setidaknya minum 8 gelas air per hari agar cairan tubuh tetap terjaga. Jumlah ini tidak selalu sama setiap orang, jadi sesuaikan dengan kondisi tubuh. Dan mulai hindari terlalu banyak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi. Batasi asupannya, tidak lebih dari 3 cangkir per hari. Kandungan kafein pada ASI dapat menyebabkan bayi susah tidur.

Kebutuhan ASI eksklusif dimulai dari bayi dilahirkan hingga ia berusia 6 bulan. Saat lahir, seorang ibu juga dianjurkan untuk dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) terhadap bayinya. Hal ini dapat menjadikan ASI sang ibu semakin banyak memproduksi ASI. Namun, dalam beberapa kasus, ada pihak rumah sakit yang tidak melakukan hal ini. Sebab beberapa rumah sakit masih melihat status pendanaan. Apakah pasien yang ditanggung BPJS Kesehatan, pasien asuransi swasta atau pasien umum dan melihat kelas perawatan 1, 2, atau 3. Padahal seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi.

IMD wajib dilakukan oleh siapapun. Untuk meminimalisir hal tersebut, seorang calon ibu perlu memperhatikan sumber biaya atau pendanaannya saat lahiran. Jika ditanggung oleh asuransi, ibu harus memilih asuransi yang tepat. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan mencari tahu lebih dalam soal asuransi, seperti asuransi jiwa, yang ingin dibeli melalui Qoala App atau Blog Qoala. Anda juga bisa mencari tahu informasi umum lainnya seperti olahraga untuk ibu hamil di sini.