Memiliki produk asuransi merupakan salah satu ikhtiar dalam melindungi masa depan diri sendiri dan keluarga. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, oleh sebab itu memproteksi masa depan dengan produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, kecelakaan dan sebagainya penting untuk dilakukan. Jika terjadi risiko di masa depan, pihak asuransi akan memberikan uang pertanggungan asuransi dengan nilai tertentu sesuai kesepakatan untuk mengganti kerugian yang dialami.

Uang pertanggungan asuransi tersebut yang akan digunakan untuk mengcover berbagai keperluan jika kepala keluarga meninggal dunia atau mengalami kecelakaan sehingga tidak mampu lagi mencari nafkah untuk keluarga. Adanya uang pertanggungan asuransi sedikit banyak dapat melegakan pihak keluarga agar tetap dapat melanjutkan hidup.

Lantas, apa itu uang pertanggungan asuransi? Apa saja jenisnya dan bagaimana cara menghitungnya? Untuk tahu lebih jelasnya, yuk simak ulasan Qoala berikut ini!

Apa Itu Uang Pertanggungan Asuransi?

Apa Itu Uang Pertanggungan Asuransi
Sumber Foto: small smiles Via Shutterstock

Uang pertanggungan asuransi merupakan sejumlah uang yang diberikan oleh penanggung (dalam hal ini pihak asuransi) kepada pihak tertanggung (pemilik polis asuransi) ketika terjadi risiko sebagaimana yang tertuang dalam polis asuransi. Hal-hal terkait uang pertanggungan asuransi atau yang dikenal dengan sebutan UP perlu dipahami oleh tertanggung karena berhubungan dengan besaran dana yang akan diterima ketika risiko terjadi, misalnya ketika tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap sehingga uang pertanggungan akan diberikan kepada ahli warisnya.

Mengenai besaran uang pertanggungan asuransi telah disepakati oleh kedua belah pihak pada saat menandatangani perjanjian asuransi. Besaran uang pertanggungan tersebut bisa saja berbeda-beda pada setiap nasabah, tergantung dari besaran premi dan isi dari polis asuransi. Untuk itulah, sebelum membeli produk asuransi, kamu perlu menghitung berapa besaran uang pertanggungan yang akan diterima ketika risiko terjadi.

Jenis-jenis Asuransi yang Memberikan Uang Pertanggungan Asuransi

Perlu kamu ketahui bahwa secara umum, tidak semua jenis asuransi memberikan uang pertanggungan  berupa uang tunai sebagai bentuk dari manfaat yang didapat dari produk asuransi. Nah, berikut merupakan jenis asuransi yang memberikan manfaat berupa uang pertanggungan atau UP:

1. Asuransi Jiwa

Jenis asuransi yang memberikan uang pertanggungan asuransi kepada pemilik polis yang pertama adalah asuransi jiwa. Asuransi jenis ini akan memberikan uang pertanggungan ketika tertanggung meninggal dunia dengan sebab atau alasan apapun. Termasuk bunuh diri, ada juga produk asuransi jiwa yang tetap memberikan uang pertanggungan dengan syarat dan ketentuan tertentu. Meskipun demikian, tidak semua asuransi jiwa memberikan uang pertanggungan pada kasus bunuh diri.

2. Asuransi Kecelakaan

Uang pertanggungan asuransi juga diberikan oleh produk asuransi kecelakaan. Asuransi kecelakaan akan membayarkan UP kepada tertanggung yang meninggal dunia atau mengalami cacat tetap akibat kecelakaan. Khusus asuransi ini, uang pertanggungan hanya akan dibayarkan ketika tertanggung mengalami risiko akibat kecelakaan saja.

3. Asuransi Penyakit Kritis

Jenis asuransi lain yang memberikan uang pertanggungan atau UP adalah asuransi penyakit kritis. Jenis asuransi ini akan memberikan UP sesuai dengan kesepakatan dalam hal tertanggung mengalami penyakit kritis pada stadium yang tertuang pada polis asuransi.

Metode Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi

Selanjutnya mungkin kamu bertanya-tanya mengenai besaran uang pertanggungan asuransi atau UP yang diberikan oleh pihak asuransi. Mengenai hal ini, terdapat beberapa metode atau cara penghitungan UP yang perlu kamu tahu, antara lain:

1. Income Replacement Based Value

Besaran uang pertanggungan asuransi jika dihitung dengan metode ini didasarkan pada rata-rata penghasilan dari tertanggung setiap bulannya ditambah dengan estimasi pertumbuhan dana. Metode ini memasukkan besaran return yang didapat ketika uang pertanggungan disimpan dalam produk perbankan seperti reksa dana, deposito, dan sejenisnya.

2. Human Life Based Value

Metode penghitungan uang pertanggungan asuransi berikutnya adalah dengan menggunakan human life based value. Pada metode ini, uang pertanggungan dihitung dari penghasilan bulanan dikali dengan berapa lama waktu yang ada untuk menopang kebutuhan hidup. Pada metode ini, faktor bunga atau return dari produk perbankan tidak dilihat.

3. Financial Needs Based Value

Berikutnya, uang pertanggungan asuransi juga dapat dihitung dengan menggunakan metode financial needs based value. Pada metode ini terdapat 2 value yang digunakan, yaitu present value dan future value. Dengan present value, uang pertanggungan asuransi dihitung dari nilai kisaran kebutuhan yang diperlukan pada saat ini. Nilai kisaran tersebut dikalikan 150%. Sedangkan pada future value, uang pertanggungan didapat dari jumlah uang di masa mendatang, yaitu nilai kebutuhan dikalikan 80%.

4. Needs Analysis Approach

Metode penghitungan uang pertanggungan asuransi berikutnya adalah needs analysis approach, yaitu penghitungan yang lebih kompleks dari metode lainnya karena menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan tertanggung serta nilai asuransi yang dimilikinya. Pada metode ini tidak hanya melihat kebutuhan tertanggung saja, tetapi juga dilakukan pendekatan yang melibatkan kebutuhan finansial yang diasuransikan.

Berapa Nilai Uang Pertanggungan Asuransi yang Ideal?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, besaran uang pertanggungan atau UP dari produk asuransi bisa berbeda-beda. Setiap perusahaan, atau bahkan setiap produk, memiliki besaran UP masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi tertanggung. Besarannya bisa puluhan juta, namun juga bisa miliaran hingga triliunan rupiah. Besaran tersebut sangat baik jika disesuaikan dengan kebutuhan serta biaya biaya hidup harian dari tertanggung.

Namun ingat, semakin besar UP yang dibayarkan, maka semakin besar juga premi asuransi yang harus dibayarkan. Jadi untuk menghitung berapa angka ideal dari UP tersebut, perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan juga kemampuan dari tertanggung.

Karakteristik Uang Pertanggungan Asuransi yang Bermanfaat

Sebelum membeli produk asuransi yang memberikan nilai manfaat berupa uang pertanggungan asuransi, kamu perlu menghitung terlebih dahulu berapa uang pertanggungan yang dibutuhkan. Pasalnya, jika salah dalam menentukan besarnya uang pertanggungan tersebut, maka manfaat dari asuransi tidak dapat dirasakan dengan optimal. Untuk itulah kamu perlu tahu karakteristik dari uang pertanggungan asuransi yang bermanfaat sebagai berikut:

1. Liabilities

Karakteristik uang pertanggungan asuransi yang pertama adalah liabilities. Artinya, uang pertanggungan tersebut harus bisa digunakan untuk membayar hutang tertanggung agar tidak memberatkan ahli waris.

2. Income

Karakteristik berikutnya adalah uang pertanggungan tersebut juga harus dapat menjadi income atau pemasukan bagi keluarga yang ditinggalkan supaya tetap dapat menlanjtkan hidup meskipun ditinggal oleh kepala keluarga.

3. Final Expenses

Selanjutnya, uang pertanggungan asuransi tersebut harus bisa membiayai berbagai pengeluaran akhir, seperti biaya rumah sakit, biaya pemakaman, rumah duka, dan lainnya.

4. Education Fund or Estate

Karakteristik uang pertanggungan asuransi yang terakhir adalah education fund or estate, yaitu uang tersebut sebaiknya juga bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak hingga selesai sekolah.

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Menentukan Uang Pertanggungan Asuransi

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Menentukan Uang Pertanggungan Asuransi
Sumber Foto: sattahipbeach Via Shutterstock

Dalam menentukan besaran uang pertanggungan asuransi, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

1. Nilai Ekonomis

Hal pertama yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan uang pertanggungan asuransi adalah nilai ekonomis. Nilai ekonomis ini menggambarkan keadaan finansial serta kemampuan ekonomimu. Untuk dapat mengetahui seperti apa keadaan ekonomimu, kamu perlu menghitung cash flow setiap bulannya dengan menghitung jumlah pendapatan dan pengeluaran bulanan. Nilai ekonomis ini dipakai dalam menentukan seberapa besar uang pertanggungan asuransi yang hendak dibeli.

2. Ahli Waris

Sebelum menentukan besaran uang pertanggungan, kamu juga perlu melihat dan  menentukan ahli waris. Ahli waris merupakan orang yang akan mendapatkan uang pertanggungan ketika risiko atau kerugian terjadi. Kamu perlu melihat apakah ahli waris tersebut juga memiliki tanggungan lain seperti anak, istri, orang tua, dan lain-lain.

3. Hubungan dengan Pihak Lain

Berikutnya, hubungan atau sangkut paut pihak lain juga perlu diperhatikan dalam menentukan besaran UP. Sangkut paut dengan pihak lain ini terkait dengan hutang piutang tertanggung dengan pihak lain yang juga menentukan besaran uang pertanggungan. Pasalnya, uang pertanggungan tersebut haruslah dapat mengcover hutang dari tertanggung.

Nah, itulah ulasan lengkap perlindungan diri tentang uang pertanggungan asuransi serta cara menghitunganya yang penting untuk diketahui. Untuk tahu informasi lainnya mengenai keuangan dan klaim asuransi, yuk kunjungi Qoala Blog!