Butuh investasi yang aman dan terpercaya? Membeli reksadana BNI mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat. Pilihan produk reksadana dari bank BNI juga beragam sehingga kamu bisa memilih sesuai dengan kebutuhan. Tidak heran jika produk reksadana dari bank BNI menjadi salah satu pilihan investasi masyarakat Indonesia saat ini.

Bank BNI tidak hanya menawarkan layanan perbankan saja seperti tabungan dan deposito. Akan tetapi, saat ini bank BNI juga menyediakan layanan investasi untuk nasabah setianya salah satunya melalui produk reksadana. Untuk lebih jelasnya tentang produk investasi reksadana BNI, mulai dari jenis hingga keuntungannya, yuk simak penjelasan Qoala berikut ini.

Sekilas Tentang Reksadana BNI

Sekilas Tentang Reksadana BNI
Sumber Foto: garagestock Via Shutterstock

Reksadana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi. Salah satu pilihan terbaik dan terpercaya untuk membeli reksadana adalah reksadana BNI.

Reksadana BNI merupakan wadah pengelolaan dana yang digunakan oleh masyarakat untuk berinvestasi di instrumen pasar uang dan pasar saham. Jenis reksadana yang ditawarkan oleh BNI ini merupakan hasil kerjasama dengan delapan manajer investasi terkemuka di Indonesia sehingga kualitas dan keamanannya tidak perlu diragukan lagi. Reksadana dari BNI ini juga merupakan produk dari BNI Asset Management (BNI-AM).

Investasi reksadana dari BNI bisa melindungi aset kamu dari risiko inflasi. Agar aset yang kamu miliki bisa tumbuh dengan positif khususnya aset dana likuid, maka pemilihan instrumen simpanan yang tepat sangat diperlukan demi menjaga dari risiko inflasi. Berikut ini info dari Qoala tentang beberapa manfaat investasi reksadana BNI syariah maupun konvensional yang akan kamu dapatkan:

  • Nilai investasi yang terjangkau
  • Diversifikasi investasi dalam surat berharga
  • Kemudahan akses dan transparansi dalam berinvestasi
  • Pengelolaan secara profesional

Reksadana bisa menjadi salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula. Tujuan dari reksadana adalah untuk membantu masyarakat yang memiliki modal serta keinginan untuk melakukan investasi akan tetapi tidak memiliki waktu dan pengetahuan tentang hal tersebut.

Cara kerja reksadana adalah investor akan membeli reksadana, selanjutnya akan menerima informasi unit Investasi yang hitungannya berdasarkan pada jumlah yang dibeli dan juga nilai aktiva bersih per unit terkini.

Jenis-jenis Reksadana BNI

Bank BNI menawarkan beberapa pilihan reksadana yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis reksadana BNI sekuritas memiliki keunggulan dan keunggulan masing-masing yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.

Secara umum, reksadana dari BNI terdiri dari empat jenis kategori yaitu pasar uang, pendapatan tetap, saham dan juga campuran. Akan tetapi untuk jenis reksadana pendapatan tetap dan saham, terdapat pilihan syariah. Untuk penjelasan dan perbedaan keempat jenis reksadana dari BNI ini, simak penjelasan berikut :

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)

Investasi reksadana pasar uang atau money market funds ditempatkan 100 persen pada instrumen pasar uang, seperti obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, deposito hingga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Simulasi reksadana BNI jenis ini bertujuan untuk memberikan keuntungan yang menarik melalui investasi pada instrumen pasar uang.

Perlu kamu ketahui bahwa reksadana pasar uang merupakan jenis investasi jangka pendek yang paling menguntungkan. Tidak hanya itu, reksadana jenis ini juga menjadi investasi paling aman jika dibandingkan dengan jenis investasi reksadana lainnya. Hal ini karena penempatan instrumen pasar uang yang dipilih secara selektif akan menurunkan tingkat risikonya.

Secara umum, reksadana pasar uang dapat memberikan keuntungan atau return sekitar 6 hingga 8 persen setiap tahunnya dari minimal top up reksadana BNI. Tidak hanya itu, reksadana pasar uang juga bertujuan memberikan tingkat likuiditas yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat. Hal ini karena nasabah tidak perlu menunggu hingga jatuh tempo karena dana bisa ditarik kapan saja.

Reksadana pasar uang juga tidak memungut biaya pembelian dan penjualan kembali. Selain itu, investasi reksadana jenis ini juga menawarkan risiko yang lebih rendah sehingga sangat cocok untuk kamu yang baru belajar investasi. Reksadana pasar uang juga bisa menjadi solusi terbaik untuk kamu yang belum memiliki pendapatan tetap akan tetapi ingin berinvestasi.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

Reksadana pendapatan tetap atau fixed income funds merupakan jenis investasi reksadana yang alokasi pendapatan tetap ditempatkan pada surat utang atau obligasi. Simulasi reksadana BNI jenis ini bertujuan untuk memberikan suatu tingkat pengembalian yang menarik dengan penekanan pada stabilitas modal. Saat nasabah membeli reksadana obligasi, maka sebagian besar dana masyarakat yang terkumpul akan dibelikan surat utang jangka panjang oleh manajer investasi reksadana.

Prinsip kerja reksadana pendapatan tetap didorong oleh perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia. Jika terjadi penurunan BI rate, maka akan mendorong kenaikan pada harga obligasi yang merupakan instrumen penempatan dana.

Perlu kamu ketahui, bahwa reksadana BNI mobile banking untuk jenis reksadana pendapatan tetap ini bisa mencapai 5 – 10 persen per tahun. Hal ini berarti risikonya lebih rendah jika dibandingkan dengan reksadana saham atau campuran. Akan tetapi jenis reksadana ini memiliki risiko yang lebih kecil selama suku bunga tidak naik dan harga obligasi cenderung stabil.

3. Reksadana Saham (Equity Funds)

Untuk reksadana BNI jenis ini, sebagian besar alokasi investasinya ditempatkan pada saham. Biasanya sebesar 80% dari total dana yang diinvestasikan akan dialokasikan ke saham. Sedangkan sisanya sebesar 20% akan dialokasikan ke surat utang atau pasar uang.

Jika dibandingkan reksadana jenis lainnya, reksadana saham menawarkan keuntungan yang paling besar. Meskipun begitu, risiko yang ditanggung nasabah juga cukup tinggi karena fluktuasi harga saham yang tajam, khususnya jika dilakukan dalam jangka pendek. Akan tetapi untuk pergerakan saham dalam jangka panjang, peluangnya masih cukup positif. Maka dari itu, berdasarkan review reksadana BNI untuk jenis reksadana saham sebaiknya dilakukan dalam jangka panjang, yaitu di atas 5 tahun.

Dalam mengelola reksadana saham, manajer investasi akan menempatkan dana investor ke instrumen saham demi meningkatkan keuntungan yang menarik dalam jangka panjang. Caranya adalah dengan kapitalisasi pasar modal Indonesia.

Secara umum, keuntungan atau return reksadana saham dalam waktu panjang bisa mencapai di atas 10 – 20 persen per tahun. Akan tetapi, hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai patokan tetap karena reksadana saham sangat fluktuatif setiap tahunnya tergantung dari kinerja IHSG.

4. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)

Seperti namanya, reksadana campuran menawarkan kombinasi investasi antara saham dan utang, pasar uang, obligasi dan lain sebagainya. Tujuan dari kombinasi ini adalah untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang dengan risiko yang lebih rendah. Akan tetapi jika dibandingkan dengan reksadana saham, keuntungan reksadana campuran tidak lebih tinggi.

Salah satu keunggulan yang ditawarkan dari cara investasi di bank BNI melalui produk reksadana campuran ini adalah komposisi portofolio yang lebih fleksibel. Dalam reksadana jenis ini, manajer investasi dapat meracik dengan berbagai instrumen untuk mendapatkan portofolio yang terbaik.

Reksadana campuran menawarkan return sebesar 10 – 12 persen per tahun atau berada di atas return pendapatan tetap tetapi masih di bawah return reksadana saham. Akan tetapi karena memiliki unsur saham, maka kinerja reksadana campuran ini bisa ikut fluktuatif mengikuti kinerja IHSG kecuali jika kamu memilih reksadana campuran dengan porsi saham yang kecil.

Melihat return yang cukup menjanjikan, produk reksadana BNI ini bisa menjadi investasi jangka panjang dan menarik. Tidak hanya itu, reksadana campuran juga aman untuk risiko jangka panjang saat pasar saham dan obligasi naik turun tanpa kepastian. Jadi reksadana jenis ini cocok untuk pilihan investasi yang aman.

Keempat jenis reksadana di BNI di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan. Selain mempertimbangkan keunggulan, sangat penting juga untuk mengetahui risiko dari produk reksadana yang kamu pilih. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, kamu bisa mendapatkan jenis produk reksadana yang tepat sehingga akan lebih banyak manfaat yang bisa didapatkan.

Keuntungan Membeli Reksadana BNI

Keuntungan Membeli Reksadana BNI
Sumber Foto: Mila Supinskaya Glashchenko Via Shutterstock

Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi pemiliknya. Dengan memilih jenis reksadana yang terbaik seperti reksadana BNI maka keuntungan yang bisa kamu dapatkan pastinya juga akan semakin banyak.

Di bawah ini beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika membeli reksadana dari BNI:

1. Dikelola Secara Profesional

Reksadana dari BNI merupakan salah satu produk reksadana yang dikelola secara profesional. Pengelolaan portofolio investasi di BNI meliputi banyak hal mulai dari pemilihan instrumen, pemilihan pihak-pihak yang terkait, hingga administrasi investasinya membutuhkan analisa yang sistematis, monitoring yang konsisten serta keputusan investasi yang tepat.

Tidak hanya itu, untuk mengelola investasi reksadana ini juga diperlukan keahlian khusus serta hubungan dengan berbagai pihak untuk bisa melakukan pengelolaan suatu portofolio investasi yang baik. Reksadana dari BNI dikelola oleh manajer investasi yang profesional sehingga nasabah tidak perlu pusing mengelolanya sendiri.

2. Manfaat Skala Ekonomis

Keuntungan reksadana BNI yang selanjutnya adalah manfaat skala ekonomis. Dalam hal ini, proses akumulasi dana dari pemodal, membuat BNI-AM memiliki kekuatan dalam hal penawaran, hasil investasi yang lebih tinggi, biaya investasi yang rendah hingga akses kepada instrumen investasi yang sulit jika dilakukan secara individu.

Dengan keuntungan tersebut, mampu memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pemegang unit penyertaan untuk mendapatkan hasil investasi yang relatif baik sesuai dengan tingkat risikonya.

3. Menikmati Pertumbuhan Nilai Investasi

Dengan membeli reksadana BNI, kamu bisa ikut menjadi pemegang unit penyertaan dan memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan hasil investasi yang kompetitif. Hal ini karena BNI memiliki kekuatan dana dalam membeli portofolio investasi agar bisa menghasilkan keuntungan bagi nasabahnya.

4. Kemudahan Pencairan Investasi

Membeli produk reksadana di BNI juga membuat kamu tidak perlu khawatir dalam hal pencairan untuk mendapatkan dana tunai hasil investasi. BNI menyediakan fasilitas pencairan investasi yang bisa diakses setiap hari. Tidak hanya itu, BNI juga menjamin tingkat likuiditas yang tinggi atas reksadana yang dibeli oleh nasabahnya.

Cara Membeli Reksadana BNI

Produk reksadana dari BNI bisa dibeli di seluruh kantor cabang bank BNI yang ada di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, produk BNI-AM juga bisa dibeli melalui manajer investasi yang bekerjasama tanpa ada minimal reksadana BNI, antara lain:

  • PT Schroder Investment Management Indonesia
  • PT Danareksa Investment Management
  • PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
  • PT BNI Securities
  • PT BNP Paribas Investment Partners
  • PT Bahana TCW Investment Management
  • PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
  • PT Trimegah Asset Management

Ada beragam jenis reksadana yang bisa kamu pilih untuk dibeli. Selain bisa membeli salah satu, kamu juga bisa membeli seluruh produk reksadana BNI yang ada, seperti:

  • Reksadana pasar uang
  • Reksadana pendapatan tetap
  • Reksadana saham
  • Reksadana campuran
  • Reksadana terproteksi

Sebelum membeli produk reksadana terbaik di BNI, ada beberapa persyaratan yang perlu kamu siapkan terlebih dahulu. Setiap jenis reksadana biasanya memiliki persyaratan pembelian yang berbeda-beda. Akan tetapi untuk nominal pembelian, dalam prospektus BNI-AMM Dana Likuid dijelaskan bahwa minimum pembelian awal bagi setiap investor adalah Rp 10 ribu

Sedangkan untuk persyaratan umum pembelian pengalaman reksadana BNI, antara lain:

  • Menjadi nasabah BNI
  • Memahami prospektus instrumen reksadana
  • Mengisi formulir pembelian reksadana di kantor cabang BNI
  • Fotocopy identitas diri (KTP/SIM)
  • Melakukan setoran awal sebelum pukul 11.30 WIB

Dalam pembelian reksadana di BNI, nasabah ditawarkan dengan dua pilihan metode yang berbeda. Berikut ini dua jenis metode pembelian reksadana di BNI yang bisa kamu pilih:

  • Lump Sum

Lumpsum merupakan penempatan dana yang diinvestasikan sekaligus dengan dana yang ditempatkan pada umumnya dalam jumlah besar. Keunggulan dari metode pembelian ini adalah bisa mendapatkan return lebih optimal dan transparansi transaksi bisa terpantau secara periodic.

  • Berkala atau Reguler Investing

Penempatan dana rutin setiap bulan dengan cara atau sistem autodebet. Pendebetan bisa dilakukan dalam jangka waktu sesuai kebutuhan seperti 3, 6, 12, 24, 36, 48, 60. 120, dan 180 bulan setiap tanggal 1 sampai 28. Sumber pendebetan bisa berasal dari rekening Taplus dan Giro Perorangan. Metode pembelian reksadana mandiri BNI ini menawarkan berbagai keunggulan seperti meminimalisir risiko fluktuasi harga hingga transparansi transaksi terpantau secara periodic.

Sedangkan untuk melakukan top up reksadana, bisa dilakukan melalui BNI Mobile banking. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

  • Login ke aplikasi mobile banking BNI
  • Masukkan user ID dan MPIN kamu
  • Pilih menu “Produk dan Jasa Lainnya”
  • Pilih opsi “Reksadana”
  • Baca surat pernyataan nasabah
  • Centang pada “Saya setuju dengan syarat dan ketentuan di atas”
  • Klik “Lanjut”
  • Lakukan top up pembelian untuk produk reksadana yang diinginkan
  • Masukkan nominal yang diinginkan
  • Isi password transaksi kamu
  • Tunggu notifikasi yang menyatakan “Transaksi sedang diproses” hingga selesai

Biaya Transaksi dan Fee untuk Membeli Reksadana BNI

Dalam transaksi dan pembelian reksadana di BNI, ada beberapa biaya yang dibebankan kepada nasabah, seperti:

  • Setiap pembelian atau subscription 1%, pengalihan 0,5% dan penjualan kembali 0,25% dari nilai total transaksi pembelian, pengalihan atau penjualan kembali kecuali untuk produk yang ditentukan dalam prospectus.
  • Bebas biaya administrasi untuk pembelian reksadana melalui e-channel.

Risiko Investasi Reksadana

Tidak bisa dipungkiri jika investasi simulasi reksadana BNI menawarkan banyak keuntungan bagi nasabahnya. Meskipun demikian, sebagaimana instrument investasi lainnya, reksadana juga memiliki risiko yang perlu diwaspadai. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli, pastikan kamu sudah tahu kelebihan dan risiko dari reksadana yang kamu pilih.

Berikut ini beberapa risiko investasi reksadana yang perlu kamu waspadai:

  • Risiko fluktuasi harga efek
  • Risiko pasar, akibat perubahan kondisi makro ekonomi seperti perubahan nilai tukar dan suku bunga tingkat
  • Risiko kredit, akibat adanya kegagalan pembayaran dari pihak emiten atau penerbit efek
  • Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik yang diakibatkan adanya perubahan peraturan pemerintah seperti terkait ketentuan perpajakan

Risiko investasi reksadana bisa berbeda-beda tergantung dari jenis produk yang kamu pilih. Maka dari itu, penting sekali untuk memilih jenis reksadana yang sesuai dengan kebutuhan kamu dengan mempertimbangkan keuntungan dan risiko yang ditawarkan. Dengan cara seperti ini, manfaat dari investasi reksadana di BNI ini akan lebih maksimal.

Perbedaan Reksadana dan Saham

Tidak bisa dipungkiri, saat ini produk investasi jenisnya semakin banyak dan beragam. Setiap orang biasanya memiliki ketertarikan dengan jenis instrumen investasi yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan. Meskipun demikian, beberapa waktu belakangan ini, reksadana dan saham menjadi salah satu instrumen investasi yang paling banyak diminati.

Sebelum memutuskan untuk memilih antara reksadana atau saham, simak dulu perbedaan kedua jenis instrumen investasi seperti di bawah ini.

1. Risiko

Perbedaan reksadana dan saham yang pertama bisa kamu lihat dari risikonya. Reksadana biasanya memiliki risiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan saham. Hal ini karena reksadana merupakan produk investasi yang terdiri dari beberapa jenis aset yang sudah terdiversifikasi.

Setiap jenis produk reksadana juga memiliki diversifikasi yang berbeda. Contoh saja untuk reksadana saham, terdiri dari beberapa saham yang dikelola oleh manajer investasi. Sedangkan untuk reksadana pendapatan tetap, terdiri dari beberapa produk obligasi atau surat. Sementara untuk reksadana campuran terdiri dari beberapa saham dan surat utangg yang dikelola dengan baik sehingga bisa memberikan return bagi investor.

2. Potensi Keuntungan

Perbedaan antara reksadana BNI dan saham yang selanjutnya adalah dari potensi keuntungannya. Karena memiliki risiko yang lebih rendah, reksadana menawarkan potensi keuntungan yang tidak lebih besar jika dibandingkan dengan investasi saham. Akan tetapi meskipun menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar, tingkat risiko investasi saham juga lebih besar sehingga perlu pengelolaan yang lebih baik.

3. Periode Pencairan

Bisa dikatakan bahwa proses pencairan saham lebih fleksibel jika dibandingkan dengan reksadana. Hal ini karena investor bebas menentukan aksi jual atau beli kapan saja sesuai dengan keinginan. Berbeda dengan reksadana yang periode pencairannya beragam yaitu antara 1 hingga 3 tahun.

Tidak hanya itu, dalam investasi saham investor bebas mengambil keputusan dalam berinvestasi. Hal ini pastinya berbeda dengan reksadana dimana investor harus dibantu oleh manajer investasi saat mengambil keputusan dalam berinvestasi. Akan tetapi dari sisi investasi, saham membutuhkan waktu riset yang lebih lama jika dibandingkan dengan reksadana.

4. Biaya

Satu lagi perbedaan reksadana BNI dan saham adalah terletak pada biayanya. Reksadana dikelola oleh manajer investasi, maka membutuhkan biaya administrasi yang harus dibayarkan oleh investor. Akan tetapi, sisi positifnya reksadana tidak memungut biaya saat ditahan dalam waktu tertentu dan juga satu-satunya jenis investasi yang tidak dikenakan pajak secara langsung.

Sedangkan jika kamu berinvestasi dengan saham, maka akan dikenakan tarif pajak final sesuai peraturan dalam Undang-undang PPh Pasal 4 ayat 2 yaitu sebesar 0.1 persen dari total jumlah bruto nilai transaksi saham. Tidak hanya itu, jika menerima dividen, maka kamu akan diwajibkan membayar pajak pemotongan PPh atas dividen sebesar 10 persen dari total penghasilan bruto.

Reksadana dan saham bisa menjadi instrumen invest yang sama-sama bisa mendatangkan keuntungan. Kamu hanya perlu mempertimbangkan sisi positif dan negatif dari kedua jenis instrumen investasi tersebut agar bisa mengelolanya dengan benar. Dengan begitu, peluang mendapatkan keuntungan pastinya akan semakin besar.

Pertanyaan Umum Seputar Reksadana BNI

Berikut ini merupakan beberapa pertanyaan umum seputar reksadana BNI yang paling banyak dipertanyakan.

1. Berapa Minimal Dana untuk Membeli Reksadana BNI?

Sebagaimana dijelaskan dalam prospektus reksadana BNI online bahwa minimal pembelian awal dan selanjutnya untuk unit penyertaan bagi setiap investor adalah Rp 10 ribu.

2. Kapan Waktu Terbaik untuk Menjual Reksadana?

BNI menawarkan pelayanan transaksi reksadana yang bisa kamu lakukan setiap hari. Akan tetapi jika ingin lebih cepat dalam menjual atau mencairkan reksadana, maka waktu yang terbaik dan paling tepat adalah pada hari kerja sebelum pukul 13.00 WIB. Hal ini juga telah menjadi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika kamu menjual reksadana BNI mobile banking maka akan diproses pada hari yang sama. Sedangkan jika melewati waktu tersebut, maka akan diproses pada hari berikutnya.

3. Asuransi yang Cocok untuk Investor Reksadana?

Untuk investor pemula yang memiliki bujet terbatas, ada baiknya memproteksi dan melengkapi investasi reksadana dengan manfaat BPJS Kesehatan khususnya untuk asuransi penyakit kritis. Hal ini demi memberikan jaminan atas biaya perawatan penyakit kritis hingga ke luar negeri. Dengan melengkapi reksadana BNI-AM dana lancar syariah dengan asuransi BPJS kesehatan, kamu akan mendapatkan proteksi lebih maksimal.

3. Bagaimana Cara Mencairkan Reksadana BNI?

Untuk mencairkan reksadana di BNI ini, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, antara lain:

  • Datang ke kantor cabang BNI dimana kamu membuka reksadana
  • Bawa buku tabungan BNI dan KTP
  • Sampaikan ke customer service tentang keinginan kamu untuk mencairkan reksadana BNI-AM idx30
  • Customer service akan membantu kamu untuk menjual reksadana melalui sistem
  • Tandatangani surat pernyataan yang diberikan oleh pihak customer service reksadana

Proses pencairan reksadana biasanya membutuhkan waktu 3 hingga 7 hari kerja. Selanjutnya uang pencairan reksadana akan masuk ke dalam rekening tabungan kamu. Jika sudah dicairkan, kamu bisa memilih untuk langsung menggunakannya atau memindahkan ke jenis reksadana lainnya.

Reksadana adalah salah satu pilihan instrumen investasi terbaik khususnya bagi pemula karena prosesnya yang mudah namun tetap menawarkan keuntungan. Meskipun demikian, reksadana tetap memiliki risiko seperti halnya instrumen investasi jenis lainnya. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk membeli reksadana, pastikan pertimbangkan berbagai hal untuk meminimalisir risikonya, termasuk memilih jenis atau produk reksadana yang sesuai dengan kebutuhan kamu.

Itulah ulasan menarik seputar reksadana BNI yang perlu kamu pahami. Sebagai salah satu produk reksadana yang berada di bawah naungan bank nasional, reksadana di BNI ini pastinya menawarkan jaminan lebih baik untuk nasabah. Meskipun demikian, hal tersebut bukan berarti reksadana jenis ini tidak memiliki risiko. Jadi pastikan sebelum memutuskan untuk membeli, perhatikan baik-baik kelebihan dan kekurangan dari jenis produk reksadana di BNI yang kamu pilih agar bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dan terhindar dari risiko kerugian.