Investasi dan trading saham saat ini sudah menjamur dimana-mana. Menjadi populer, investasi saham bukan lagi menjadi tabungan aset jangka panjang, bahkan banyak orang yang memanfaatkan hal ini sebagai bisnis atau trading saham.

Pastinya, sebagai seorang investor, keuntungan adalah tujuan utamanya. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui lebih dalam lagi terkait saham yang akan dibeli dengan melakukan analisa seperti halnya analisa teknikal saham.

Tapi, apa itu analisa teknikal saham? Dan bagaimana sistem kerjanya? Berikut ulasan lengkap dari Qoala yang bisa kamu simak dengan baik.

Apa Itu Analisa Teknikal Saham?

Apa Itu Analisa Teknikal Saham
Sumber Foto: G-Stock Studio Via Shutterstock

Sederhananya, analisa teknikal saham merupakan suatu pendekatan analisa harga yang mempelajari aktivitas pasar menggunakan data pasar, harga saham, dan volume transaksi. Analisa ini pastinya membutuhkan data dan grafik harga yang terjadi di masa lalu untuk kemudian dianalisis dengan tujuan untuk melihat adanya suatu trend atau pola tertentu yang terjadi.

Data-data historis yang digunakan dalam analisa teknikal saham terdiri dari banyak hal, mulai dari informasi harga pembukaan, penutupan, tertinggi, terendah, hingga volume perdagangan. Artinya, analisa tidak melihat pada kondisi ekonomi, kesehatan keuangan perusahaan, ataupun prospek bisnis masa depan.

Analisa teknikal tidak hanya dapat digunakan dalam dunia saham saja, tetapi juga instrumen lain. Seperti komoditas dan valuta asing atau forex, jadi tidak hanya bisa digunakan di instrumen saham saja. Pengguna analisa teknikal umumnya disebut dengan trader yang melakukan investasi secara jangka pendek seperti investasi secara harian

Analisis teknikal biasanya digunakan oleh trader yang memang aktif bertransaksi saham dengan jangka pendek, seperti secara harian. Tujuan analisis teknikal ini adalah mengamati pola-pola seperti data pasar, harga saham serta volume transaksi saham. Analisis saham digunakan jika ingin melakukan pembelian.

Pola Analisa Teknikal Saham

Dalam analisa teknikal saham, sebagai investor yang akan jadi pemegang saham juga perlu memahami bagaimana cara membaca chart pattern atau pola. Pola tersebut menggambarkan pergerakan harga dalam periode tertentu. Berikut ini pola-pola yang perlu diketahui.

1. Pola Penerusan (Continuation Pattern)

Continuation pattern adalah chart pattern yang menunjukkan tanda-tanda penerusan harga aset pasar modal ini dari trend sebelumnya. Bentuk pola ini sangat bagus untuk melihat sinyal adanya koreksi harga sementara.

Pada teknik chart pattern ini, kemungkinan harga aset tersebut akan kembali seperti sebelumnya setelah adanya koreksi sementara. Kemampuan membaca chart pattern ini sangat penting untuk strategi trading milikmu.

2. Pola Pembalikan (Reversal Pattern)

Kedua, reversal pattern adalah pola pembalikan, menunjukkan adanya sinyal yang mengindikasikan pembalikan trend. Umumnya, munculnya ada di puncak maupun dasar harga. Jika ingin terjun ke pasar modal, kamu harus mempelajari ini.

3. Bilateral Chart Pattern

Terakhir, jika kamu ingin belajar analisa teknikal saham secara tuntas, pahami juga bilateral chat pattern. Teknik ini lebih rumit karena sinyal harga bisa bergerak ke dua arah sehingga harus lebih jeli.

Selain itu, dalam analisis teknikal, ada beberapa indikator yang harus diketahui oleh trader maupun investor, seperti:

  • Support dan resistance, patokan perkiraan harga terendah dan tertinggi suatu saham
  • Moving average, rata-rata harga suatu saham dalam beberapa waktu terakhir
  • Stop loss, order yang dipasang untuk menjual atau membeli saham ketika mencapai harga yang ditentukan
  • Target imbal hasil, total return yang perlu dicapai sebelum saham akhirnya dilepas

Perbedaan Analisa Teknikal Saham dan Fundamental

Selain analisa teknikal saham, sebenarnya ada satu jenis analisis lagi yang sering digunakan pada invest dan trading saham. Dikenal dengan nama analisa fundamental yang merupakan analisa yang didasarkan dengan kondisi suatu perusahaan, kondisi ekonomi dan industri terkait.

Analisa fundamental pada umumnya menggunakan indikator-indikator perusahaan yang tertera melalui laporan keuangan perusahaan seperti Price to Earning Ratio (P/E), ROE (Return to Equity), dan lain-lainnya. Analisa fundamental kerap digunakan oleh investor jangka panjang.

Sama-sama digunakan pada investasi dan trading saham berikut perbedaan antara analisa fundamental dan analisa teknikal:

Analisa Teknikal Saham

Analisa Fundamental Saham

Berlaku untuk investasi atau trading jangka pendek. Berlaku untuk investasi atau trading jangka panjang.
Membutuhkan data-data mengenai harga histori yang terjadi di pasar saham. Membutuhkan kondisi suatu perusahaan, ekonomi dan industri terkait.
Berfokus pada pola data pasar, volume transaksi dan harga saham. Berfokus kepada keadaan ekonomi makro mikro, keuangan perusahaan, persaingan usaha, serta siklus industri.
Tujuan penggunaan analisa teknikal adalah untuk menentukan kapan harus membeli saham tersebut. Tujuan penggunaan analisa fundamental adalah menentukan dari perusahaan mana yang harus dibeli.

Sudah jelas kan beda analisa fundamental dan teknikal. Umumnya, analisa teknikal lebih sering digunakan oleh para trader saham yang memandang saham layaknya sebuah komoditas.

Mereka akan membeli saham tersebut saat harganya mengalami koreksi dan menjualnya saat rebound. Jika harga saham itu turun lagi, maka mereka akan terus memantau hingga pada titik tertentu, mereka akan membeli saham itu kembali dan menjualnya.

Intinya, ambil untung dalam jangka waktu pendek saja atau hit and run. Meski begitu, investor juga sering menggunakan analisa teknikal saham untuk memaksimalkan keuntungan mereka.

Asumsi Dasar Analisa Teknikal Saham

Bisa dikatakan asumsi dasar dari analisa teknikal saham ini adalah apapun yang mempengaruhi pergerakan pasar sudah tercermin dalam riwayat pergerakan pasar sebelumnya. Beberapa asumsi yang mendasari analisa ini, seperti:

1. Data pasar

Pertama, data pasar merupakan semua informasi yang didapat dari segala transaksi yang ada di BEI. Beberapa komponen yang ada di dalam data pasar ini tentunya adalah:

  • Harga saham

Tren pergerakan harga saham dari sebuah emiten dalam jangka waktu tertentu. Contohnya, harga saham BBRI pada tanggal 16 April 2020 adalah 2750, harga ini bisa bergerak naik turun sesuai dengan posisi demand dan supply yang ada di pasar.

  • Volume transaksi

Data ini akan menyebutkan berapa jumlah lembar saham pada harga tertentu dan pada hari tertentu. Misalkan, telah terjadi transaksi sebanyak 2 juta lembar atas saham BNLI (PT Bank Permata Tbk) di harga Rp 1.200 per lembar (Senin, 13 April 2020).

2. Tren

Selanjutnya, tren. Asumsi yang mendasari prinsip ini adalah bahwa pergerakan harga tidak bergerak secara acak, melainkan berlangsung dalam suatu pola tertentu yang akan terus bergerak sampai akhirnya berhenti dan berbalik arah.

Arah tren disini dapat berupa tren naik, tren turun, dan tren sideways (mendatar). Dimana dengan mengetahui tren tersebut, Anda bisa mengambil keputusan yang tepat dalam bertransaksi.

Di saat yang sama, dalam buku The Dow Theory yang dijelaskan oleh Charles H. Dow, tren dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu primary trend, secondary trend, dan minor trend.

Primary trend merupakan pergerakan harga dalam jangka waktu lama. Sedangkan, secondary trend merupakan pergerakan harga yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Kemudian minor trend atau day-to-day move merupakan fluktuasi harga yang terjadi setiap hari.

3. Sejarah akan terulang

Terakhir, para penganut analisa teknikal saham yakin bahwa pola atau tren harga saham bergerak dalam suatu trend atau pola-pola tertentu. Artinya, pola ini memiliki kecenderungan berulang dari masa ke masa.

Meski harga sahamnya sudah naik atau sebaliknya, namun pola fluktuasi yang sama bisa terjadi. Oleh sebab itu, penganut analisis teknikal sering memperkirakan arah pergerakan harga di masa yang akan datang.

Jenis-jenis Analisa Teknikal Saham

Jenis-jenis Analisa Teknikal Saham
Sumber Foto: HNK Via Shutterstock

Selain paham apa itu analisa teknikal saham, memahami indikator analisa teknikal saham sangat penting untuk diketahui oleh para investor dan trader saham untuk bisa memaksimalkan investasi.

Indikator teknis sering digunakan oleh trader untuk mendapatkan gambaran umum tentang penawaran dan permintaan saham. Selain itu, memberikan gambaran psikologis pasar dan saham. Secara umum, ada dua tipe dasar indikator analisis teknikal yang perlu kalian ketahui, diantaranya:

  • Overlays, yakni garis penentu tren apakah saham tersebut naik atau turun. Overlays bisa dilihat di atas atau di bawah candle atau bar. Moving average (MA) dan Bollinger Bands (BB) adalah contohnya.
  • Oscillators, yang muncul terpisah dari grafik pergerakan harga sekaligus bar penentu awal atau akhir dari sebuah tren. Contohnya ada stochastic oscillator, MACD atau RSI.

Selain 2 indikator dasar di atas, ada juga 7 indikator lainnya pada analisa teknikal saham yang harus diketahui yaitu:

1. On-Balance Volume (OBV)

OBV merupakan analisa teknikal saham yang menggabungkan harga dan volume suatu saham. Singkatnya, indikator ini digunakan untuk mengonfirmasi pergerakan harga saham.

Saat OBV naik, volume pembelian melebihi volume penjualan yang menyebabkan peningkatan harga. Sedangkan ketika OBV turun, penjualan melebihi volume pembelian dan berdampak pada penurunan harga.

2. Accumulation/Distribution Line

Kemudian, untuk Accumulation/Distribution Line dikenal dengan garis A/D. Garis ini merupakan indikator yang paling umum digunakan dan mampu menentukan aliran uang masuk dan keluar dari sekuritas. Hampir mirip dengan OBV, namun garis A/D hanya mempertimbangkan saham untuk periode tertentu.

3. Average Directional Index (ADX)

Ada juga ADX yang mana merupakan indikator tren dan digunakan untuk mengukur kekuatan dan momentum tren. Analisis ADX menggunakan garis atau angka 20 dan 40. Maksudnya, apabila garis di bawah 20, maka kekuatan tren lagi menurun.

Begitupun sebaliknya, garis di atas 40 menunjukkan kekuatan tren meningkat. ADX ditentukan dengan garis berwarna hitam dan berada di tengah-tengah antara angka 20 dan 40.

4. Aroon Indicator

Aroon Oscillator merupakan indikator analisis teknikal saham untuk menunjukkan kekuatan tren dan keakuratan titik masuk atau mengidentifikasi tren baru akan dimulai. Indikator Aroon terdiri dari dua garis, yakni Aroon-up (warna hijau) dan Aroon-down (warna merah).

Saat garis Aroon-up memotong di atas garis Aroon-down, dan sebaliknya, artinya ada kemungkinan perubahan tren. Jika Aroon-down di angka nol dan bersimpangan dengan Aroon-up, artinya itu menunjukkan titik masuk dan kecenderungan tren akan naik dan sebaliknya.

5. Analisis teknikal saham – MACD

Untuk MACD sendiri menjadi indikator andalan para trader karena relatif mudah digunakan dalam rangka menunjukkan kekuatan tren. Indikator jenis ini terdiri dari dua jenis, yaitu garis MACD dan garis sinyal, yang bergerak lebih lambat

Garis sinyal di atas titik nol mengindikasikan up-trend sedang berlangsung. Sebaliknya, ketika garis berada di bawah titik nol, maka down-trend yang sedang berlangsung.

6. Relative Strength Index (RSI)

Relative Strength Index atau disingkat RSI merupakan garis acuan analisis teknikal saham berupa angka tengah atau nol. Standarnya, RSI berada di angka 30 dan 70.

RSI sendiri nantinya menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold). Overbought diindikasikan jika harga menyentuh atau melebihi angka 70. Sedangkan oversold akan terjadi jika harga menyentuh atau di bawah angka 30. RSI juga bisa menjadi indikator level support dan resistance.

7. Stochastic Oscillator

Terakhir, Stochastic Oscillator untuk mengukur harga relatif saat ini terhadap kisaran harga dalam periode tertentu. Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang berada pada angka 0 dan 100. Dimana biasanya, garisnya berwarna hijau dan merah.

Adapun ketika garis hijau berada di atas garis merah, artinya tren sedang naik. Ketika garis hijau bersimpangan dengan garis merah, maka tren cenderung turun.

Tips Melakukan Analisa Teknikal Saham

Penjelasan lengkap di atas mengenai analisis teknikal saham perlu dipahami dengan baik. Sebab, analisa teknikal saham ini memiliki indikator yang luar biasa banyak, bahkan lebih banyak ketimbang analisa fundamental.

Tiga indikator di atas adalah indikator yang mudah dipahami buat pemula. Masih ada indikator lain seperti BollingerBand, Parabolic SAR, dan lain sebagainya.

Analisa yang satu ini memang terlihat cukup melelahkan. Namun, apapun di dunia ini masih bisa dipelajari asal kamu ada kemauan. Berikut adalah tips melakukan analisa teknikal saham yang bisa kamu terapkan.

1. Coba kuasai dua sampai tiga indikator

Pertama, coba kuasailah dua atau tiga indikator dalam analisa teknikal terlebih dulu. Tak perlu terlalu banyak yang membuatmu justru semakin pusing.

Bruce Lee berkata bahwa, “Aku lebih takut pada orang yang melatih satu tendangan 1.000 kali ketimbang mereka yang melatih 1.000 tendangan tapi cuma satu kali.” Intinya adalah belajar itu yang mudah-mudah terlebih dahulu, setelah kamu pahami baik-baik barulah untuk mempelajari yang lain.

2. Sering mencoba mencari garis support dan resistance

Pastinya, untuk membiasakan diri melakukan analisa teknikal saham ini, sering-seringlah mencari garis support dan resistance pergerakan saham. Saat kamu sedang tak ada kerjaan, coba saja cari garis ini, setidaknya kamu memiliki gambaran untuk harga saham yang paling murah, dan yang tertinggi. Ketika kamu sudah terbiasa, maka analisa teknikal saham selanjutnya tak begitu sulit untuk dilakukan.

3. Jangan bosan untuk terus belajar

Terakhir, sama halnya dengan analisa fundamental, tips agar mudah memahami analisa ini adalah, jangan pernah bosan untuk terus belajar. Sekali bosan atau menyerah, maka kamu tak akan pernah bisa menguasai teknik ini. Salah dalam belajar itu wajar, ulangi lagi sampai kamu bisa melakukannya dengan baik dan sempurna.

Memahami analisa teknikal saham bisa membuat kamu para investor dan trader lebih mudah lagi dalam memaksimalkan profit dari investasi saham. Gunakan indikator analisa teknikal yang paling cocok dengan kebutuhan agar menentukan strategi untuk investasi dan trading saham menjadi lebih cepat dan tepat.

Seperti diketahui, investasi bertujuan untuk mencapai tujuan finansial di masa depan. Artinya, tujuan finansial ini sejatinya juga tidak terlepas dari pengelolaan keuangan yang baik dan benar. Selain investasi saham, kamu juga bisa mengelola keuangan dengan memiliki asuransi.

Sebab, tujuan asuransi itu sendiri tidak lain adalah sebagai investasi juga untuk masa depan. Karena dengan memiliki investasi, bisa membantumu saat membutuhkan keuangan secara mendadak.

Kira-kira asuransi apa saja yang bisa kamu miliki? Kamu bisa melihat dan membandingkan asuransi satu dengan yang lain secara lengkap di Qoala Apps atau Blog Qoala.