Pengeroposan tulang atau osteoporosis tidak boleh kamu anggap sepele. Oleh karena itu, kamu harus mulai memiliki kesadaran betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kepadatan tulang. Untuk mengetahui penyebab osteoporosis, risiko, gejala, pencegahan, hingga pengobatan kondisi kesehatan satu ini, yuk simak artikel Qoala bersama-sama!

Apa Itu Osteoporosis?

Apa Itu Osteoporosis
Sumber Foto: CrispyPork Via Shutterstock

Istilah osteoporosis mungkin sudah tidak asing lagi. Akan tetapi, apa sebenarnya osteoporosi itu? Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang umumnya ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan. Penyakit satu ini juga dikenal sebagai pengeroposan tulang. Meski sudah begitu familiar, tetapi tidak banyak orang yang tahu kalau penyakit satu ini memiliki jenis yang berbeda.

Ada banyak faktor penyebab terjadinya osteoporosis seperti kurangnya kalsium dan vitamin D, hormon yang tidak seimbang, tubuh kurang gerak, dan beberapa kebiasaan buruk seperti merokok. Penyakit tulang satu ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral terutama kalsium dalam tulang.

Kondisi tersebut juga terjadi karena arsitektur tulang yang rusak sehingga menyebabkan penurunan pada kekuatan tulang. Kemudian terjadi pengeroposan tulang yang berisiko terjadinya patah tulang. Karena tidak menunjukkan gejala-gejala fisik, osteoporosis dikenal sebagai silent disease.

Meski demikian, ada beberapa gejala yang mengindikasikan terjadinya osteoporosis pada tubuh seseorang. Salah satunya adalah nyeri yang sering terjadi pada tulang dan otot di bagian punggung. Penyusutan tinggi badan dan kondisi tubuh yang semakin membungkuk juga bisa dikenal sebagai gejala lain dari pengeroposan tulang.

Adapun titik rawan terjadinya osteoporosis atau yang sering dikenal dengan pengeroposan tulang adalah tulang belakang, pergelangan tangan, dan tulang panggul.

Klasifikasi Osteoporosis

Tahukah kamu jika pengeroposan tulang atau osteoporosis memiliki jenis yang berbeda?

Osteoporosis Primer

Salah satu jenis osteoporosis adalah osteoporosis primer yang bisa terjadi pada wanita setelah menopause dan pria berusia lanjut. Jenis pengeroposan tulang satu ini terdiri dari dua, yaitu:

1. Osteoporosis Pasca Menopause

Osteoporosis jenis ini terjadi karena kekurangan hormon estrogen yang penting dalam pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Gejala pada kondisi ini umumnya timbul pada wanita berusia 51 tahun ke atas. Namun, bisa juga gejalanya muncul lebih awal atau sebaliknya.

Meski demikian, tidak semua wanita berisiko terkena osteoporosis jenis ini. Umumnya wanita asia dan berkulit putih lebih rentan terkena penyakit satu ini dibandingkan wanita berkulit hitam.

Salah satu penyebab paling umum dari osteoporosis pascamenopause adalah jumlah kalsium yang rendah. Susu merupakan sumber makanan berkalsium tinggi namun sayangnya sekitar 90 % wanita Asia intoleransi laktosa. Mereka juga menghindari produk makanan olahan susu.

2. Osteoporosis Senilis

Senilis bisa diartikan sebagai keadaan yang terjadi pada usia lanjut. Oleh karena itu, osteoporosis sering terjadi pada pria berusia 70 tahun ke atas. Penyebab osteoporosis jenis ini adalah kalsium dalam tubuh yang kurang seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

Tidak hanya itu, terjadinya ketidakseimbangan kecepatan hancurnya matriks tulang dengan regenerasi sel tulang baru juga turut menyebabkan kondisi kesehatan tulang satu ini. Meski penyebab osteoporosis pada pria masih belum diketahui secara pasti, namun berkaitan dengan penurunan hormon testosteron. Hormon tersebut turut berperan dalam menjaga tulang tetap sehat dan kuat.

Penggunaan obat tertentu, konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan, dan kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan rendahnya kadar testosteron pada pria.

Osteoporosis Sekunder

Jenis osteoporosis yang kedua adalah osteoporosis sekunder yang dialami kurang dari lima persen penderita kondisi kesehatan tersebut. Keadaan medis atau obat-obatan turut menyebabkan terjadinya osteoporosis sekunder.

Gagal ginjal kronis, hiperparatiroidisme, kelainan hepar, dan hipogonadisme adalah beberapa penyebab dari osteoporosis jenis sekunder. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik serta kebiasaan buruk konsumsi minuman beralkohol juga turut berkontribusi dalam terjadinya pengeroposan tulang. Kafein yang berlebihan serta merokok juga tidak baik bagi kesehatan tulang sehingga turut meningkatkan risiko terjadinya pengeroposan tulang.

Penyebab Osteoporosis

Sudah tahu apa saja penyebab osteoporosis yang banyak terjadi? Sebenarnya, masalah kesehatan satu ini tidak hanya terjadi pada lansia saja. Faktanya, osteoporosis bisa terjadi pada semua orang di segala usia dan jenis kelamin. Namun masalah satu ini banyak dialami oleh wanita yang suda menopause.

Lantas, apa saja faktor penyebab osteoporosis? Berikut adalah uraian lengkapnya untuk kamu!

Ketidakseimbangan Hormon

Salah satu penyebab terjadinya osteoporosis adalah ketidakseimbangan hormon seseorang. Biasanya, masalah satu ini terjadi saat terjadi gangguan keseimbangan hormon terutama ketika tubuh kekurangan hormon tiroid, seks, hingga pertumbuhan. Oleh sebab itu osteoporosis pada wanita setelah menopause menjadi salah satu faktor risiko terjadinya osteoporosis.

Penurunan hormon testosteron yang terjadi seiring bertambahnya usia seorang pria juga bisa memicu osteoporosis terlebih jika ia baru saja menjalani perawatan kanker prostat. Terjadinya gangguan tiroid yang terlalu aktif juga bisa memicu penyakit satu ini. Bahkan saat tubuh kekurangan hormon pertumbuhan yang membuatnya kesulitan dalam meregenerasi tulang juga turut berkontribusi terjadinya osteoporosis.

Tubuh Kekurangan Kalsium

Seperti yang kita tahu kalau kalsium itu penting bagi tubuh. Tulang adalah tempat penyimpanan mineral penting yaitu fosfor dan kalsium. Dengan terpenuhinya kebutuhan kalsium tubuh, maka jantung, otot, dan saraf bisa bekerja dengan optimal dan begitu pula sebaliknya.

Nah, jika terjadi kekurangan kalsium, maka tubuh akan mengambil mineral tersebut dari tulang. Bisa dibayangkan jika hal tersebut terjadi berulang secara terus menerus. Bukan tidak mungkin jika kalsium yang tersimpan dalam tulang akan semakin menipis dan menyebabkan tulang menjadi rapuh. Dengan kata lain, osteoporosis disebabkan oleh kekurangan kalsium dalam tubuh.

Jadi, bukan tidak mungkin jika hal tersebut kemudian menjadi faktor lain yang menyebabkan terjadinya osteoporosis. Untuk menghindari masalah kesehatan ini, pastikan tubuh selalu mendapatkan asupan mineral berupa kalsium yang cukup sehingga tubuh akan tetap bisa menjalankan fungsinya tanpa mengambil kalsium pada tulang.

Kurangnya Vitamin D

Selain kalsium, vitamin D juga ternyata berhubungan dengan penyakit osteoporosis. Kekurangan vitamin penting tubuh satu ini dapat berdampak pada semakin tingginya risiko terkena osteoporosis. Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau vitamin D berperan penting dalam membantu penyerapan dan penggunaan kalsium di dalam tubuh.

Kurang Gerak atau Aktivitas Fisik

Dengan semakin banyaknya kemudahan yang ditawarkan dewasa ini, semakin banyak orang yang justru malas untuk bergerak. Padahal, hal tersebut sangat baik dalam menjaga kesehatan tubuh. Kurang gerak dapat memicu rapuh pada tulang. Jadi, tidak heran jika orang-orang yang kurang gerak pada akhirnya terkena osteoporosis.

Keseringan duduk dan minim gerak merupakan kebiasaan yang tidak sehat. Oleh karena itu, kamu harus mulai aktif bergerak minimal setiap 30 menit. Jadi, meski harus bekerja duduk di depan laptop atau pekerjaan apapun yang mengharuskan kamu duduk dalam jangka waktu lama, coba sesekali berjalan-jalan ringan. Kamu juga bisa menyiasatinya dengan sekedar mengambil minum atau pergi ke kamar kecil.

Merokok

Sudah merupakan rahasia umum kalau merokok memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tetapi, tahukah kamu kalau merokok menjadi faktor penyebab osteoporosis lainnya? Berdasarkan studi, para perokok cenderung lebih berisiko terkena osteoporosis. Mereka juga lebih mudah mengalami patah tulang dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Efek buruk tersebut berasal dari kandungan nikotin pada rokok yang dapat menghalangi kemampuan tubuh dalam menggunakan hormon estrogen, kalsium, serta vitamin D.

Efek Samping Penggunaan obat Tertentu

Kondisi kesehatan tertentu mengharuskan seseorang mengonsumsi obat dalam jangka waktu panjang. Sayangnya, hal tersebut dapat berdampak buruk bagi tubuh termasuk memicu keropos dan patah pada tulang. Hal tersebut sangat mungkin terjadi pada mereka yang mengonsumsi obat anti kejang serta obat lain seperti glukokortikoid, prednison, dan lainnya.

Agar terhindar dari risiko tersebut, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu soal dampak dan efek samping penggunaan obat yang harus kamu konsumsi.

Masalah atau Kondisi Kesehatan Tertentu

Apabila seseorang mengalami kondisi kesehatan tertentu seperti terserang penyakit pencernaan, fibrosis kistik, atau tumor multiple myeloma yang menyusup ke tulang, ia berisiko terkena osteoporosis. Untuk informasi lebih lengkap seputar masalah kesehatan yang bisa berdampak pada osteoporosis, kamu bisa berkonsultasi dengan tim medis atau dokter kepercayaan.

Faktor Risiko Osteoporosis

Potensi seseorang mengalami osteoporosis juga disebabkan oleh beberapa faktor termasuk yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Apa saja?

Setelah mengetahui apa saja penyebab osteoporosis, kamu juga tentunya harus tahu faktor risiko yang bisa terjadi.

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikendalikan

Ada beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan yang berkaitan erat dengan osteoporosis, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Jenis kelamin wanita
  • Bertambahnya usia
  • Riwayat kesehatan keluarga yang mengalami osteoporosis
  • Ukuran tubuh yang kecil baik pria maupun wanita

Faktor Risiko yang Dapat Dikendalikan

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa faktor risiko terjadinya osteoporosis tidak hanya berupa faktor yang tidak dapat dikendalikan. Tetapi juga mencakup beberapa faktor yang dapat dikendalikan termasuk terjadinya:

  • Ketidakseimbangan hormon
  • Rendahnya kadar kalsium dalam tubuh
  • Operasi yang berkaitan dengan sistem pencernaan
  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Kondisi kesehatan atau penyakit tertentu
  • Kurangnya gerak atau aktivitas fisik
  • Kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi minuman beralkohol

Gejala Osteoporosis

Sebagian besar dari kamu mungkin sudah tahu apa itu osteoporosis dan apa saja penyebabnya. Namun, bagaimana cara mengenali gejala masalah kesehatan satu ini? Pengeroposan pada tulang tentunya terjadi di dalam sehingga sulit untuk dilihat oleh kasat mata. Namun, kamu bisa mengenali terjadinya osteoporosis melalui beberapa gejala, seperti:

Pipi Kempot

Di bagian mulut, gejala osteoporosis bisa kamu kenali yaitu melalui pipi yang kempot. Penyebab dari kondisi tersebut adalah gusi yang menyusut. Meski terdengar aneh, tapi tulang rahang yang keropos dapat memicu penyusutan pada gusi. Hingga akhirnya membuat pipi kempot.

Tubuh Bungkuk

Tulang keropos bisa dikenali melalui berbagai gejala termasuk tubuh yang bungkuk. Apakah kamu pernah memperhatikan tubuh seseorang yang semakin lama semakin membungkuk? Kondisi ini terjadi karena tulang belakang yang patah. Sehingga punggung akan cenderung melengkung atau membungkuk ke arah depan yang terjadi secara perlahan tanpa penderitanya sadari.

Jadi, jika melihat atau menemukan gejala ini terjadi pada diri kamu atau orang-orang tercinta, periksakan kondisi kesehatan tulang sedini mungkin agar dokter bisa membantu meminimalisir terjadinya risiko osteoporosis.

Lemah dalam Menggenggam

Semakin tidak punya kekuatan dalam menggenggam? Hati-hati karena bisa jadi hal tersebut merupakan gejala terjadinya osteoporosis! Sebuah studi menemukan kekuatan genggaman yang berhubungan dengan kepadatan mineral pada tulang. Genggamanan yang lemah mengindisikasi kepadatan mineral tulang yang semakin rendah.

Kekuatan genggaman yang semakin melemah juga bisa menyebabkan patah tulang pada mereka yang terkena osteoporosis. Kemudian, bukan tidak mungkin tubuh akan rentan jatuh.

Tinggi Badan yang Menyusut

Memiliki tinggi badan yang ideal adalah dambaan semua orang. Tetapi sayangnya tinggi badan juga ternyata bisa menyusut karena beberapa hal termasuk risiko osteoporosis. Tulang belakang yang melemah serta mudah patah bisa membuat seseorang kehilangan tinggi badannya. Kondisi semacam ini bisa terjadi meski tubuh tidak membungkuk.

Pertambahan usia memungkinkan terjadinya penyusutan tinggi badan. Namun, jika terjadi lebih cepat, bisa jadi merupakan gejala osteoporosis yang perlu diwaspadai. Penting untuk selalu memeriksa tinggi badan secara rutin.

Sering Sakit Punggung Tanpa Sebab

Gejala osteoporosis atau pengeroposan tulang lainnya adalah sering sakit di bagian punggung meski tanpa sebab. Jika rasa sakit datang tiba-tiba dan terasa sangat sakit, akan lebih baik jika segera menghubungi dokter.

Hal tersebut bisa menjadi gejala sakit punggung yang tidak biasa dimana menjadi tanda terjadinya patah tulang belakang. Kondisi tersebut bahkan dapat terjadi secara tiba-tiba akibat hal sepele seperti mengambil benda yang jatuh, bersin, atau membungkuk.

Apabila kamu merasa sakit di bagian punggung bahkan membuatmu sulit untuk bergerak karena sakitnya begitu luar biasanya, bukan tidak mungkin ini merupakan gejala dari osteoporosis.

Kuku Rapuh dan Mudah Patah

Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau kuku rapuh dan mudah patah merupakan salah satu gejala osteoporosis awal. Kondisi kuku yang melemah menjadi pertanda adanya masalah pada kesehatan tulang. Akan tetapi, kamu tentu harus memperhatikan apa sebenarnya penyebab kondisi tersebut. Bisa saja karena terjadi cedera atau karena berenang dalam waktu yang lama.

Tulang Mudah Patah

Pernah mendengar masalah kesehatan seperti tulang mudah patah yang tidak diakibatkan oleh kecelakaan apapun? Tulang keropos menjadi salah satu gejala dari osteoporosis yang juga bisa menyebabkan tulang mudah patah.

Patah tulang akibat aktivitas yang tubuh lakukan dapat terjadi terutama pada orang-orang berusia lebih dari 50 tahun. Ini juga bisa jadi tanda melemahnya tulang. Tulang yang patah umumnya terjadi di area tertentu seperti tulang belakang, pergelangan tangan, dan tulang panggul.

Cara Mencegah Osteoporosis

Sumber Foto: Evan Lorne Via Shutterstock

Dengan mengetahui penyebab osteoporosis pada lansia dan anak muda, kamu tentunya akan semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Yang pada akhirnya akan membuat kamu mulai melakukan beberapa cara yang dapat mencegah tulang keropos atau osteoporosis.

Jika benar, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa kamu lakukan bersama dengan orang-orang tercinta, seperti:

Mencukupi Asupan Kalsium Bagi Tubuh

Seperti yang kamu ketahui bahwa kalsium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh yang dapat membantu kinerja organ tubuh tertentu. Kurangnya asupan kalsium memaksa tubuh untuk mengambil cadangan kalsium pada tulang yang lambat lain akan semakin berkurang. Sehingga dapat merusak tulang.

Jadi, agar tubuh terhindar dari osteoporosis, kamu bisa memastikan apakah tubuh selalu mendapatkan asupan kalsium yang cukup. Dengan demikian, setiap bagian tubuh yang memerlukan kalsium tetap bisa bekerja dengan optimal. Tidak hanya itu, kesehatan tulang juga akan terjaga sehingga tulang tetap kuat dan terhindar dari kondisi yang tidak diinginkan termasuk osteoporosis.

Caranya adalah dengan mengonsumsi makanan sehat tinggi kalsium seperti sereal tinggi kalsium, produk olahan susus rendah lemak, kacang almond, kacangan kedelai serta produk olahannya, dan sayuran hijau.

Bergerak Secara Aktif

Berapa kali kamu biasanya berolahraga dalam seminggu? Berolahraga berarti tubuh bergerak secara aktif dan merupakan langkah utama dalam pencegahan osteoporosis. Kegiatan satu ini dapat meningkatkan kepadatan serta kekuatan tulang terlebih jika kamu lakukan secara rutin sejak dini.

Olahraga bisa disesuaikan dengan preferensi seperti memilih olahraga ringan favorit. Hingga latihan beban dan ketahanan yang akan membantu otot dan tulang semakin kuat. Dengan merutinkan berolahraga, kamu memiliki bekal dalam menjaga kesehatan tulang dan kesehatan tubuh secara umum. Olahraga merupakan salah satu cara menjaga kesehatan tulang yang patut Anda coba.

Konsumsi Vitamin D

Vitamin D berkaitan dengan penggunaan atau penyerapan kalsium dan fosfor dalam darah. Kalsium dan fosfor merupakan dua jenis mineral yang penting dalam menjaga tulang tetap sehat. Oleh sebab itu, tubuh harus mendapatkan asupan vitamin D yang cukup. Ini menjadi salah satu alasan kenapa kamu harus mengonsumsi vitamin D secara rutin.

Selain dari makanan seperti telur, susu, salmon, tuna, sereal, dan makanan tinggi vitamin D lainnya, kamu juga bisa mendapatkan asupan vitamin D dari sinar matahari. Bahkan, kamu juga bisa menambahkan vitamin D ke dalam daftar kebutuhan vitamin D namun akan lebih baik jika sesuai dengan saran dokter.

Hindari Kebiasaan Buruk Seperti Merokok dan Mengonsumsi Minuman Beralkohol

Rasanya hampir setiap orang tahu kalau merokok dan konsumsi minuman beralkohol adalah kebiasaan yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Ternyata keduanya juga bisa memengaruhi kesehatan tulang. Selain itu, kamu juga harus mulai mengurangi minuman bersoda sebagai salah satu bentuk dalam menjaga kesehatan tulang.

Komplikasi Osteoporosis

Seperti kondisi kesehatan lainnya, osteoporosis juga bisa menyebabkan komplikasi apabila tidak segera diatasi dengan baik. Komplikasi dari penyakit satu ini mungkin berbeda pada setiap penderitanya. Hal tersebut tentu bergantung pada kondisi masing-masing.

Adapun komplikasi osteoporosis yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

  • Patah tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan
  • Pengapuran sendi atau osteoarthritis
  • Depresi
  • Penyakit jantung koroner

Pengobatan Osteoporosis

Pencegahan tidak dapat dilakukan pada tubuh yang sudah terkena osteoporosis. Namun bisa dilakukan pengobatan meskipun kondisi kesehatan satu ini tidak bisa diobati sepenuhnya. Pengobatan umumnya dilakukan pada risiko patah tulang yang terjadi berdasarkan beberapa faktor termasuk usia, jenis kelamin, dan hasil scan tulang.

Pilihan pengobatan kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh biaya atau kesiapan finansial pasien. Akan tetapi pada umumnya ada dua jenis pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu:

Anti resorptive agent untuk mengurangi penghancuran tulang dan menjaga kepadatan tulang
Anabolic agent yang bertujuan untuk menstimulasi pembentukan tulang

Untuk menangani osteoporosis, ada beberapa jenis obat diantaranya adalah sebagai berikut:

Bisfosfonat

Bisfosfonat merupakan obat yang diberikan dalam bentuk tablet maupun injeksi guna memperlambat pemecahan tulang pada tubuh. Selain menjaga tulang tetap padat, obat ini juga bisa membantu mengurangi risiko patah tulang.

Akan tetapi, pasien harus konsisten dalam pengobatan karena biasanya memerlukan waktu lama hingga 5 tahun atau bahkan lebih. Sedangkan obat berupa bisfosfonat akan bekerja dalam 6 hingga 12 bulan. Selain itu, dokter juga mungkin meresepkan kalsium dan vitamin D untuk nantinya dikonsumsi dalam waktu yang berbeda dengan bisfosfonat.

Adapun efek samping yang bisa terjadi adalah iritasi saluran pencernaan, gangguan menelan, dan nyeri perut.

Selective Oestrogen Receptor Modulator atau SERM

SERM merupakan obat yang akan membantu mempertahankan kepadatan tulang. Dengan begitu bisa mengurangi terjadinya risiko patah tulang terutama di bagian tulang belakang. Salah satu contoh obat dari golongan ini adalah raloksifen.

Ada beberapa efek samping dari pengobatan menggunakan SERM seperti kram kaki, hot flush, dan risiko meningkatnya pembekuan darah.

Hormon Paratiroid

Sebenarnya, tubuh memproduksi hormon satu ini secara alami guna mengatur jumlah kalsium dalam tulang. Pengobatan menggunakan hormon paratiroid seperti teriparatide akan menstimulasi sel-sel agar membentuk tulang baru. Meski dapat meningkatkan kepadatan tulang, namun pengobatan osteoporosis dengan hormon ini hanya dilakukan pada sebagian pasien. Mual dan muntah adalah efek samping yang dapat terjadi pada pengobatan satu ini.

Kalsium dan Vitamin D

Selain beberapa pengobatan di atas, pengobatan osteoporosis juga akan melibatkan kalsium dan vitamin D karena salah satu penyebab osteoporosis adalah kurangnya kedua zat penting tersebut. Orang dewasa yang sehat memerlukan sekitar 1000 mg kalsium per hari. Namun, pasien dengan kondisi osteoporosis memerlukan lebih banyak.

Hormone Replacement Therapy (HRT)

Satu hal yang harus kamu tahu adalah HRT bukan merupakan pengobatan khusus untuk osteoporosis. Terkadang pengobatan HRT juga digunakan untuk mengendalikan gejala menopause pada wanita dan bisa menjaga tulang tetap kuat agar terhindar dari risiko patah tulang. Sayangnya, HRT bisa meningkatkan risiko terjadinya beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, ovarium, dan endometrium meski dalam jumlah kecil. Risiko lain dari hormone replacement therapy atau HRT adalah strok dan tromboemboli vena.

Testosteron

Apabila osteoporosis terjadi pada pria akibat penurunan hormon testosteron, maka hormon tersebut dapat digunakan sebagai pengobatan.

Setelah mengetahui berbagai penyebab dan risiko osteoporosis yang dapat terjadi dalam kondisi yang lebih parah, kamu mungkin akan mulai memperbaiki kebiasaan. Jangan lupa untuk memastikan kebutuhan mineral dan vitamin tubuh tercukupi guna mencegah terjadinya masalah kesehatan termasuk osteoporosis.

Jika menemukan gejala yang berhubungan dengan pengeroposan tulang seperti yang sudah disebutkan di atas, akan lebih baik untuk segera bertemu dengan dokter. Pengobatan dini bisa mengurangi risiko yang lebih buruk dari osteoporosis.

Jangan ragu untuk mengunjungi Qoala blog untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan yang bisa sangat membantu kamu dalam menjaga kesehatan tubuh serta meminimalisir terjadinya risiko kondisi tertentu yang berdampak buruk pada tubuh.

Semoga informasi ini bermanfaat!