Tak banyak yang tahu, mobil keluaran terbaru sekarang ini umumnya telah memiliki fitur traction control atau kontrol traksi. Fitur ini secara garis besar memiliki fungsi untuk mengatur traksi roda saat selip entah ketika hujan atau kondisi jalan yang licin. Lantas, seberapa penting traction control ini dan kapan waktu yang tepat untuk memakainya?

Saat kondisi jalan licin atau kita overspeed, mobil yang dilengkapi dengan traction control tak jarang mengalami selip hingga tergelincir ketika berbelok. Kira-kira apa saja komponen dari traction control tersebut? Dan bagaimana cara kerjanya secara keseluruhan? Berikut penjelasan lengkap dari Qoala.

Apa Itu Traction Control

Apa Itu Traction Control
Sumber foto: Jne Valokuvaus Via Shutterstock

Secara umum, saat ini hampir semua mobil memiliki fitur Traction Control System (TCS) yang memiliki peran cukup penting dalam keselamatan saat berkendara di musim hujan. Untuk diketahui, Traction Control System adalah sebuah sistem kontrol traksi yang merupakan fungsi kedua dari anti-lock braking system pada kendaraan bermotor yang tujuannya untuk mencegah hilangnya traksi pada roda kendaraan.

Teknologi TCS ini hadir untuk meminimalisir terjadinya slip pada ban saat mobil melaju di jalan yang basah atau licin saat hujan. Cara kerja dari fitur TCS adalah menjaga perputaran roda agar tetap stabil atau traksinya tetap terjaga. Jika ada salah satu roda penggerak yang berputar lebih cepat dan terdeteksi oleh sistem, maka TCS akan segera menugaskan rem pada roda untuk memperlambat laju ban tersebut dan menstabilkan kembali laju ban agar tidak slip dan selaras dengan laju ban lainnya.

Selain itu disematkan juga teknologi otomotif Traction Control System (TCS), hampir semua mobil saat ini juga didukung oleh Electronic Stability Control (ESC). Dua fitur berbeda ini sangat membantu dalam urusan keamanan saat berkendara, terutama dalam hal handling dan braking. Lalu, apa perbedaan TCS dan ESC?

Jika Traction Control System (TCS) berfungsi untuk mengontrol traksi, berbeda dengan Electronic Stability Control (ESC) yang bertugas untuk menjaga kestabilan mobil saat melintasi medan yang sulit, seperti tikungan tajam dan jalanan berkelok. ESC bisa dibilang lebih canggih dari TCS karena fitur ini memanfaatkan salah satu rem yang ada di setiap roda. Dengan begitu, mobil memiliki kendali yang presisi dan terlepas dari gejala understeer atau oversteer.

Sederhananya, understeer adalah ketika mobil berbelok kurang dari yang diperintahkan, sementara oversteer adalah mobil berbelok lebih dari yang diperintahkan. Misalnya saja kamu memasuki tikungan tajam ke kanan, namun karena hal tertentu bodi mobil malah terbuang ke kiri, itulah yang disebut understeer.

Pada kondisi itu, TCS akan mengaktifkan rem di roda kanan agar mobil bisa mengarah lebih tajam. Sebaliknya, apabila mobil mengarah ke kanan terlalu banyak (oversteer), TCS akan mengaktifkan rem di roda kiri sehingga mobil memasuki tikungan dengan posisi lebih sesuai.

Oleh karena itu, kenapa kedua teknologi ini–TCS dan ESC–begitu membantu dalam kondisi hujan. Karena saat hujan, kondisi permukaan jalan akan licin dan adanya kedua fitur tersebut maka bisa membuat mobil lebih stabil dan meminimalisir terjadinya slip.

Fungsi Electronic Stability Control (ESC) lainnya yakni menghindari mobil dari efek buruk aquaplaning atau kejadian saat ban tidak mendapatkan traksi di permukaan jalan karena terhalang lapisan air. Aquaplaning merupakan kondisi slip di mana roda terangkat saat melalui genangan air dalam kecepatan tinggi. Kondisi tersebut sangat berbahaya jika tidak dihindari karena bisa mengakibatkan mobil milikmu tergelincir dan sulit dikendalikan.

Tidak heran juga jika ESC menjadi fitur yang efektif mengurangi jumlah kecelakaan. Bahkan, menurut lembaga keselamatan jalan raya di Amerika Serikat, NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration), fitur ini sanggup mencegah sepertiga jumlah kecelakaan.

Dalam kondisi tertentu, fitur traction control perlu dimatikan untuk membantu laju mobil. Saat melewati tanjakan, fitur traction control sebaiknya dimatikan agar memberikan penyaluran tenaga yang maksimal agar mobil tidak kesulitan melaju.

Meski demikian, kita juga perlu menjaga injakan pedal gas dengan mengatur ritme putaran mesin supaya tidak terlalu tinggi. Tujuannya supaya mobil tetap bisa nanjak tanpa selip karena dorongan tenaga yang gradual.

Sejarah Traction Control

Salah satu piranti safety modern dan mendasar pada sebuah kendaraan adalah Traction Control. Fitur ini mempunyai sebutan lain seperti Vehicle Stability Control atau Electronic Stability Program.

Teknologi ini sudah cukup lama diperkenalkan. Pertama kali ditemukan oleh Frank Werner-Mohn, Safety Engineer for Mercedes-Benz, sekitar 1990-an.

Pada dasarnya alat ini menggabungkan Engine Control Unit (ECU) dengan sensor Anti-lock Braking System (ABS). Sensor tersebut mendeteksi adanya selip dari roda, sehingga mesin secara otomatis mengurangi daya supaya pengemudi dapat kembali mengontrol mobilnya.

Traction Control (TC) saat ini jauh lebih canggih dibanding model awalnya. Beberapa mobil bisa menyalurkan pengereman cukup pada ban yang kehilangan traksi atau mengurangi tekanan boost, jika mobil tersebut bermesin turbo.

Fitur keselamatan ini kerap aktif dalam kondisi ban selip, terutama pada saat membelok. Paling sering adalah pada saat oversteer di mana bagian belakang mobil lebih dulu hilang kendali, atau understeer saat mobil tidak berbelok sesuai dengan input dari setir.

Sistem TC dinilai sebagai salah satu teknologi krusial yang bisa menyelamatkan banyak nyawa. Oleh sebab itu Mercedes-Benz memberikan hasil temuannya ke merek lain tanpa memungut biaya sedikit pun, demi keselamatan bersama.

Tidak hanya itu peranti ini sudah diwajibkan di banyak negara, termasuk pada mobil murah sekalipun. TC sudah menjadi kewajiban pada mobil baru di Kanada tahun 2011, Amerika Serikat di tahun 2012 dan di Eropa pada tahun 2014.

Sebagai contoh, mengutip caranddriver.com, mobil baru termurah di Amerika Serikat saat ini adalah Chevrolet Spark dengan banderolan 14.595 USD atau Rp 210,7 juta (dengan kurs 1 USD = Rp 14.437,05). Mobil ini sudah dilengkapi TC untuk semua tipe.

Sebaliknya di Indonesia, Honda Brio RS manual dengan banderol Rp 209 juta tidak dilengkapi dengan TC.

Komponen Traction Control System

Pada komponen traction control system memiliki banyak bagian, sehingga perlu dirawat agar kesehatan mobil tetap terjaga. Berikut komponen-komponenya yang perlu diketahui:

1.Wheel Speed Sensor (WSS)

Sensor ini digunakan untuk memberikan sinyal ke ABS dan diteruskan ke ECU.

2. Hydraulic unit

Pompa yang digunakan untuk menekan cairan minyak rem untuk menghasilkan tekanan pada kaliper.

3. Engine Control Unit (ECU)

Komponen yang menerima sinyal dari WSS dan memberikan sinyal perintah untuk mengatur kecepatan roda.

4. Fuel Injection dan Ignition Control

Memiliki tugas untuk mengurangi tekanan pompa mesin secara perlahan-lahan. Terkait fuel injection, Qoala punya artikel terkait, seperti fuel pump mobil yang bisa Anda baca.

5. Electronic Throttle Control Actuator

Fungsinya mengatur bukaan gas supaya tidak berlebihan saat roda mengalami selip atau spin. Ketika ada roda yang mengalami slip/spin ini, ECU akan membatasi keluaran tenaga mesin.

Cara kerja traction control cukup beragam, ada yang dengan me­mutus suplai bahan bakar ke ruang silinder, menutup throttle bagi mobil yang sudah menerapkan drive by wire, dan mereduksi boost turbocharger.

Fungsi Traction Control

Mobil yang memiliki tenaga yang besar dan penampilan yang bagus tetap tidak dapat dikendalikan ketika ban berputar tanpa traksi. Apa itu traksi? Traction atau traksi adalah gaya gesek yang terjadi antara ban kendaraan dengan permukaan jalan. Kehilangan traksi atau lose traction adalah keadaan dimana ketika mobil berbelok di sebuah tikungan atau ban berputar tapi keadaan mobil sedang berhenti.

Saat seperti ini, fungsi traction control bekerja pada mobil adalah untuk mencegah roda slip. Selain itu kegunaan TCS juga dapat memastikan mobil mempertahankan cengkramannya bahkan pada permukaan yang memiliki gesekan rendah.

Traction control sendiri dikendalikan secara otomatis di dalam kendaraan sesuai dengan input yang didapatkan. Ketika roda tertangkap tidak normal, ABS akan mengurangi tenaga pada roda tersebut.

Meskipun permukaan jalanan licin, TCS akan mengembalikan traksi pada mobil dalam segala jenis cuaca dan kondisi jalanan. Berikut penjelasan mengenai fungsi traction control secara lengkap.

1. Menjaga kestabilan kendaraan saat menikung

Apa yang kamu lakukan ketika sedang berbelok tajam lalu mobil selip sehingga tergelincir? Tentu kamu akan sangat panik. Hal inilah yang sebenarnya ingin diminimalisir dengan fitur mobil yang diberi nama Traction control. Traction control adalah fitur yang berguna untuk mencegah ban mengalami selip dan tergelincir saat kondisi jalan basah ketika berbelok menikung. Fitur ini banyak dibekalkan di mobil keluaran terbaru yang menjamin keamanan selama berkendara.

Fitur ini bekerja secara otomatis, yaitu ketika pengemudi tidak perlu melakukan apapun, kecuali menekan tombol pengaktifan yang biasanya tersemat di dekat roda kemudi. Dengan fitur ini, mobil akan mendeteksi daya cengkeram pada setiap roda kemudian melakukan pengereman pada roda yang mengalaminya.

Fitur keselamatan mobil ini biasa ada di belakang mobil keluaran terbaru yang menjamin keamanan selama berkendara dan bekerja secara otomatis sehingga pengemudi tidak perlu melakukan apapun kecuali menekan tombol untuk mengaktifkan yang berada di dekat roda kemudi. Fitur ini akan mendeteksi daya cengkram pada setiap roda kemudian melakukan pengereman pada roda yang mengalaminya.

Terkait dengan pembahasan menikung, Anda bisa cek artikel Qoala terkait seperti cara kerja power steering.

2. Membantu pengemudi saat berbelok

Saat berbelok menikung, pengemudi pada dasarnya harus mengontrol tiga hal sekaligus: akselerasi, pengereman dan kemudi. Tentu sedikit rumit untuk melakukannya, apalagi bila pengemudi tidak terlalu mahir. Traction control akan membantu pengemudi melakukan hal tersebut. Sistem akan mengerem secara otomatis terhadap masing-masing roda sehingga menjaga mobil untuk berbelok secara aman. Selain itu, power pada mesin juga disesuaikan agar roda tetap mempertahankan daya cengkeram.

Pengereman pun tidak dilakukan sembarangan. Setiap roda akan diberikan kekuatan rem sendiri-sendiri yang bisa jadi tidak sama kuat, tergantung dengan kebutuhan roda itu sendiri. Sensor akan menilai seberapa kuat rem dibutuhkan pada satu roda. Dengan begitu, mobil tidak akan tergelincir karena roda yang tiba-tiba berhenti.

Traction control aktif sesaat ketika mobil hendak menikung. Secara otomatis, sistem akan memberikan cengkeraman pada masing-masing roda untuk mengerem dengan kekuatan tertentu. Misalnya, kendaraan menikung dengan kecepatan yang terlalu tinggi sehingga berpotensi membawa mobil tergelincir. Traction control akan secara perlahan melakukan pengereman hingga mobil dapat berbelok dengan lembut dan aman.

Sistem ini juga dapat aktif ketika akan keluar dari tikungan. Misal, ketika pengemudi terlalu cepat menekan pedal gas saat keluar tikungan sehingga mobil akan terpelanting keluar. Traction control akan mengerem secara lembut dan mengembalikan mobil ke jalur yang seharusnya.

Cara Kerja Traction Control

Cara Kerja Traction Control
Sumber foto: Virrage Images Via Shutterstock

Pada fungsi yang paling dasar, kontrol traksi berfungsi untuk mendeteksi kapan ban kehilangan cengkraman dan mulai berputar lalu berhenti/memperlambat laju putaran. Untuk melakukan ini, kontrol traksi menggunakan sensor ABS yang mendeteksi roda terkunci selama pengereman. Sebaliknya kontrol traksi akan mencari salah satu roda mobil yang berputar lebih cepat daripada roda lainnya yang menunjukkan kehilangan traksi.

Ketika sensor membaca ban mobil tidak memiliki traksi, maka sistem akan memberikan kompensasi dengan memperlambat putaran roda, mengurangi daya atau kedua hal tersebut terjadi. Sistem TCS menggunakan sensor kecepatan roda sebagai sensor untuk pendeteksian. Ketika traksi roda hilang, maka sensor akan mengirimkan sinyal ke ECU (dalam hal ini ECU sistem rem) untuk melakukan pengereman secara bertahap ke roda yang berputar, dan membuat roda mendapatkan traksinya kembali.

Jadi secara prinsip, traction control system digunakan untuk menambah fungsi dari fitur keselamatan lain yakni ABS. Jika salah satu roda cenderung berputar lebih cepat dari yang lain maka traction control akan aktif. Dimana input utama untuk pengendalian traction control adalah dari sensor kecepatan roda. Sensor ini terus memonitor kecepatan roda setiap saat selama kendaraan bergerak. Sensor akan menghasilkan sinyal yang sebanding dengan kecepatan roda. Sehingga dengan membandingkan kecepatan roda, sistem ABS dapat mendeteksi perubahan yang mengindikasikan sebuah roda kehilangan traksi, diam atau berputar. Ketika terjadi slip pada salah satu roda maka kontrol traksi akan mengaktifkan rem pada roda yang berputar cepat sehingga roda tersebut memiliki putaran yang sama dengan roda lain.

Jadi prinsip dalam traction control digunakan untuk menambahkan fungsi dari fitur keselamatan lain ABS. jika terdapat salah satu roda yang bergerak cenderung lebih cepat maka traction akan aktif.

Sedangkan input utama untuk mengendalikan traction control adalah dari sensor kecepatan roda. Sensor yang ada terus memonitori kecepatan roda setiap saat selama kendaraan bergerak dan menghasilkan sinyal yang sebanding dengan kecepatan roda.

Dengan membandingkan kecepatan roda sedangkan sistem ABS dapat mendeteksi perubahan yang mengindikasikan sebuah roda kehilangan traksi, diam atau berputar. Sehingga ketika terjadi slip pada salah satu roda maka traction control akan mengaktifkan rem pada roda yang berputar cepat sehingga roda memiliki putaran yang sama dengan roda lain.

Untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keluarga, perlu adanya kemudahan dan keamanan ketika sedang berkendara. Sebab keselamatan diri sendiri dan keluarga saat berkendara merupakan hal yang utama.

Fitur keselamatan mobil lain yang memanfaatkan traction control adalah hill descent control, yang bantu pengemudi mengontrol kecepatan saat kendaraan sedang menuruni turunan yang tajam atau perbukitan.

Selain traction control, ada beberapa fitur keselamatan lain yang sebaiknya ada pada sebuah mobil. Contohnya hill start assist, dan isofix car seat.

Tak hanya itu, kamu juga perlu memiliki asuransi mobil untuk dapat melindungi kendaraan pribadimu. Sebab, asuransi adalah salah satu solusi untuk mengontrol risiko pengeluaran berlebih, baik dari segi pengeluaran kesehatan, perjalanan, bisnis, karyawan, aset, rumah atau properti, maupun kendaraan hingga pendidikan, kredit, dan pertanian. Bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut soal asuransi mobil terbaik bisa langsung cari informasi lengkapnya di Qoala Apps atau Blog Qoala.